AL-MUQTADIR

Yang Maha Menentukan. Pemilik absolut dari semua kekuasaan yang berkenaan dengan penciptaan, pengaturan, dan pengendalian.

AL-MUQADDIM

Yang Esa yang melancarkan (memprioritaskan) manifestasi Nama-nama menurut tujuan penciptaan.

AL-MUAKHKHIR

Yang Esa yang menunda manifestasi selaras dengan namaNya Al-Hakim.

AL-AWWAL

Hal keberadaan pertama dan  yang paling awal, Nama esensial.

AL-AKHIR

Yang Esa yang paling kemudian tanpa-hingga, terhadap semua ciptaan.

AZH-ZHAHIR

Yang Esa yang nyata dengan sendirinya, manifestasi eksplisit yang nampak dan tegas.

AL-BATIN

Realitas yang tidak kelihatan di dalam manifestasi yang nampak! Sumber dari yang gaib (Awwal, Akhir, Zhahir, Batin, HU!)

AL-WALI

Yang Esa yang mengatur menurut keputusanNya sendiri.

AL-MUTA’ALI

Yang Esa yang Maha Tinggi tiada berbatas, yang kekuasaanNya meliputi segala sesuatu! Yang Esa yang realitasnya tidak pernah dimengerti sebenar-benarnya oleh keberadaan yang ditimbulkan dan dikonsepkan (mahluk). Yang Esa yang jauh dari terbatasi oleh pikiran dan akal.

AL-BARR

 Yang Esa yang memudahkan aktualisasi tabiat dan fitrah individu.

AT-TAWWAB

 Yang Esa yang menuntun individu-individu kepada esensi mereka dengan memungkinkan mereka melihat dan memahami realitas. Yang Esa yang memperkenankan individu untuk bertaubat, yakni untuk meninggalkan kezaliman dan menebus keburukan apapun yang telah ditimbulkannya. Aktivasi Nama ini memicu nama Rahim, dan karenanya kemurahan dan keindahan dapat dirasakan.

AL-MUNTAQIM

 Yang Esa yang membuat individu-individu menjalani akibat dari tindakan-tindakan mereka yang menghalangi realisasi esensi mereka. Tindakan ‘membalas’ (zuntiqam) adalah membuat seseorang ‘membayar’, yakni menghadapi akibat dari perbuatan-perbuatan mereka tanpa kecuali dan tanpa rasa kasihan. Allah tidak terikat konsep semacam balas-dendam. Ketika digunakan sehubungan dengan ‘balasan yang keras’ (Syadidul ‘Iqab) (Al-Qur’an 59:4), Al-Muntaqim menunjuk kepada kekuatan yang membalas dengan sangat keras individu-individu yang gagal mengenali esensi mereka, dengan membuat mereka menjalani akibat dari tindakan-tindakan mereka yang merusak dengan cara yang sangat berat dan keras.

AL’AFUW

Yang Esa yang mengampuni semua pelanggaran kecuali ‘dualitas’ (syirik); kegagalan untuk mengenali realitas tanpa menduakan menghalangi aktivasi nama Al’Afuw.

Perlu dicatat bahwa mengampuni suatu pelanggaran tidak berarti menebus kerugian masa lalu, karena di dalam sistem sunnatullah tidak ada yang namanya kompensasi masa lalu!

AR-RA’UF

Yang Esa yang pengasih dan yang pengiba, yang melindungi individu-individu yang berpaling kepadaNya dari segala macam perilaku yang bisa menimbulkan bahaya dan masalah terhadap mereka.

AL-MAALIKUL MULK

Yang Esa yang mengatur KekuasaanNya sesuai keinginanNya tanpa harus bertanggung-jawab kepada siapapun.

“Katakanlah, ‘Allah, penguasa dari semua kekuasaan... Engkau memberikan kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau mengambil kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau memuliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau merendahkan siapa yang Engkau kehendaki. Di tanganMu semua kebaikan. Sungguh, Engkau itu Qadir atas segala sesuatu.’” (Al-Qur’an 3:26)

DZUL JALALI WAL IKRAM

Yang Esa yang membuat individu-individu mengalami ‘ketiadaan’ mereka dengan memungkinkan mereka memahami realitas bahwa mereka diciptakan dari ‘tiada’, dan kemudian memberi mereka ‘Kekekalan’ dengan memperkenankan mereka untuk melihat manifestasi Nama-nama yang menyusun esensi mereka.

AL-MUQSITH

Yang Esa yang menerapkan keadilan, sebagai ketentuan dari Uluhiyyah-nya, dengan memberikan kepada individu-individu hak mereka, berdasarkan tujuan penciptaan unik mereka.

AL-JAMI

Yang Esa yang melihat seluruh wujud sebagai kerangka tunggal multi-dimensi di dalam ilmuNya. Yang Esa yang mengumpulkan ciptaan menurut tujuan dan fungsi penciptaan mereka.

AL-GHANI

Yang Esa yang jauh dari bisa dilabeli dan dibatasi oleh manifestasi Nama-namaNya, karena Dia itu Maha Besar (Akbar) dan di luar jangkauan semua konsep. Yang Esa yang Nama-namaNya berlimpah tiada hingga.

AL-MUGHNI

Yang Esa yang memperkaya individu-individu dan melebihkan mereka dalam hal kekayaan di atas yang lainnya dan membebaskan mereka. Yang Esa yang memperkaya dengan kekayaanNya sendiri. Yang Esa yang mengaruniakan keindahan kekekalan (baqa) yang dihasilkan dari ‘kefakiran’ (ketiadaan).

Dan bukankah Kami mendapatimu dalam keadaan miskin (fakr, dalam ketiadaan) dan membuatmu kaya (dengan kekekalan – baqa)(Bukankah Kami telah menjadikanmu hamba dari yang Ghani? Bukankah Kami telah memperkaya dan membebaskanmu?)” (Al-Qur’an 53:48)

Dan sungguh, Dia lah yang membuat kaya dan yang menghilangkannya.” (Al-Qur’an 53:48)

AL-MAANI

Yang Esa yang mencegah orang-orang mendapatkan apa-apa yang tidak patut bagi mereka!

AD-DARR

Yang Esa yang menimpakan kepada individu-individu beragam situasi yang menyusahkan (sakit, penderitaan, masalah) untuk membuat mereka berpaling kepadaNya saja!

AN-NAFI

Yang Esa yang mengingatkan individu-individu agar sibuk dengan pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan yang baik untuk menolong mereka kepada hasil-hasil yang baik dan menguntungkan.

AN-NUR

Ilmu yang menjadi sumber dan esensi dari segala sesuatu! Esensi dari segala sesuatu adalah Nur, segala sesuatu terdiri dari ilmu. Kehidupan ada dengan ilmu. Orang-orang yang berilmu adalah yang hidup selama-lamanya (Hayy), sedangkan orang-orang yang tidak memiliki ilmu bagaikan mayat hidup.

AL-HADI

Penuntun kepada kebenaran. Yang Esa yang memperkenankan individu-individu untuk hidup sesuai dengan realitas mereka. Artikulator (penyampai) kebenaran. Yang menuntun kepada realitas.

AL-BADI

Keindahan tiada banding dan pencipta manifestasi yang indah! Yang Esa yang menciptakan manifestasi-manifestasi yang tidak terhitung, semuanya dengan fitur-fitur unik dan eksklusif, dan tanpa contoh, pola, sampel, dll.

AL-BAQI

 Yang kekal abadi. Yang  Esa yang ada diluar konsep waktu.

AL-WARITS

Yang Esa yang mewujud dengan beragam nama dan bentuk untuk mewariskan dan melindungi kepemilikan dari orang-orang yang meninggalkan semua miliknya untuk  menjalani peralihan bentuk sebenarnya. Ketika satu bentuk telah lemah, Dia melanjutkan keberadaanNya dengan bentuk yang lain.

55 / 71

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini