Dzikir

Dzikir adalah hal yang paling bermanfaat yang dapat dilakukan di dunia.

Meskipun banyak yang menerjemahkan dzikir sebagai “mengingat Allah”, namun itu bukanlah definisi yang memadai.

1. Dzikir meningkatkan kapasitas otak pada arah makna dari kata yang diulang-ulang.

2. Dzikir memungkinkan energi radial yang memancar dari otak terunggah ke ruh, tubuh radial holografik, sehingga memperkuat tubuh rohani yang akan digunakan setelah kematian.

3. Jika dipraktekkan terus-menerus, dzikir mengembangkan kapasitas pemahaman otak berkaitan dengan makna kata-kata yang diulang-ulang.

4. Dzikir memungkinkan diraihnya keyakinan.

5. Dzikir memungkinkan aktualisasi makna-makna agung.

Karena alasan-alasan ini dan yang lainnya, Al-Qur'an menyatakan bahwa dzikir merupakan amalan yang banyak dipuji, juga mengingatkan kepada mereka yang gagal untuk mengetahui pentingnya dzikir:

“Dan barangsiapa dibutakan (dengan hal-hal eksternal) dari mengingat Yang Rahman (mengingat bahwa realitas esensialnya tersusun dari Nama-nama Allah dan karenanya dari menjalani ketentuan-ketentuan ini), Kami angkat baginya Setan (khayalan, ide bahwa dirinya hanyalah tubuh dan bahwa hidup harus dijalani untuk mengejar kesenangan jasmaniah) dan (keyakinan) ini akan menjadi identitasnya yang (baru). Dan sungguh, ini akan memalingkan mereka dari jalan (realitas) sedangkan mereka mengira bahwa mereka berada di jalan yang benar!”27

“Setan (kejasmanian; ide bahwa diri hanyalah tubuh fisik belaka) telah menguasai mereka dan membuat mereka lupa akan Allah (realitas diri mereka yang telah diperingatkan kepada mereka, dan bahwa mereka akan meninggalkan tubuh mereka serta hidup kekal sebagai ‘kesadaran’ yang terdiri dari Nama-nama Allah!). Orang-orang  (yang selalu menerima dorongan-dorongan setan dan mengira dirinya hanya tubuh fisik belaka) adalah sekutu Setan. Perhatikanlah, sangat pasti, sekutu-sekutu Setan adalah orang-orang yang sangat merugi!”28

“Hai orang-orang yang beriman! Banyak-banyaklah mengingat Allah!”29

“Dan dia yang berpaling dari dzikirKu (realitas absolut yang telah Aku peringatkan), sungguh dia akan mengalami kehidupan yang sempit (terbatasi oleh kondisi-kondisi tubuh dan pikirannya), dan Kami akan membangkitkan dia sebagai orang yang buta pada periode Kiamat.”30

“Maka ingatlah (dzikr) Aku (renungkanlah); agar Aku mengingat kalian. Dan bersyukurlah kepadaKu (evaluasi Aku) dan jangan mengingkari Aku (jangan mengingkari bahwa Aku menyusun esensi kalian dan esensi semua keberadaan).”31

“Maka, jika hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang AKU, Aku benar-benar Qarib (sedekat batas pemahaman seseorang; ingat ayat ‘Aku lebih dekat kepadamu daripada urat lehermu’!) Aku mengabulkan doa orang-orang yang kembali kepadaku (ketika berdoa). Maka hendaklah mereka mendengar kepadaKu dan beriman kepadaKu agar mereka mencapai kematangan.”32

“Baca dan sampaikanlah ilmu (Kitab) yang telah diwahyukan kepadamu, dan dirikanlah shalat... Sungguh, shalat menjauhkan diri dari perbuatan amoral (berlebih-lebihan karena ikatan jasmaniah) dan perbuatan-perbuatan buruk (apa-apa yang bertentangan dengan sunnatullah)... Sungguh, dzikir (mengingat) kepada Allah itu Akbar (memungkinkan seseorang untuk mengalami Akbariyah - Keagungan Absolut)! Allah mengetahui keadaan kalian.”33

Ketika Rasulullah ditanya, “Amalan apa yang paling disukai di sisi Allah?” Beliau menjelaskan pentingnya dzikir dengan kata-kata, “Sakaratul maut ketika lidahmu masih sibuk dalam dzikir!”34

Abu Darda meriwayatkan: Rasulullah (saw) pernah bertanya kepada para sahabatnya: “Haruskah aku katakan kepada kalian semua amal yang terbaik, amal saleh yang terbaik di mata Allah, yang akan meningkatkan status kalian di Akhirat, dan mengandung keutamaan yang lebih banyak dibanding memberikan emas dan perak untuk mengabdi kepada Allah atau ikut berjihad dan membunuh dan terbunuh di jalan Allah? Berdzikir kepada Allah.”35

“Tidak ada yang lebih unggul dalam menyelamatkan murka Allah selain berdzikir kepadaNya.”36

Abu Sa'id meriwayatkan: Rasulullah (saw) ditanya, “Hamba Allah yang manakah yang paling baik derajatnya di hadapan Allah pada Hari Kebangkitan?” Beliau berkata: “Orang-orang yang banyak mengingat Dia.” Aku berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana dengan pejuang di jalan Allah?” Beliau menjawab, “Meskipun dia menebas orang-orang kafir dan musyrik dengan pedangnya hingga terbelah, dan menjadi merah oleh darah mereka, sungguh orang yang berdzikir lebih baik derajatnya dari dia.”37

“...Seorang hamba HANYA bisa terlindungi dari Setan dengan berdzikir kepada Allah!”

“Sebaik-baiknya hartamu adalah lidah yang sibuk berdzikir kepada Allah, hati yang bersyukur, dan pasangan yang mendukungmu dalam iman.”38

Abu Musa meriwayatkan, “Perumpamaan dari orang yang sibuk berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dibanding orang yang mati.”39

“Mengingat (berdzikir kepada) Allah sebanyak yang kamu mau, sehingga orang-orang menganggapmu gila atau tolol.”40

“Sibukkan dirimu dengan berdzikir kepada Allah sebanyak mungkin sehingga orang-orang munafik mengklaim kamu melakukannya untuk pamer.”41

Rasulullah (saw) mengatakan, “Mereka yang mufarridun telah unggul.” Mereka bertanya, “Siapakah mufarridun itu ya Rasulullah?, Beliau berkata, “Mereka yang sering mengingat Allah dan yang kepenatannya untuk berdzikir telah dihilangkan dari mereka sehingga pada Hari Kebangkitan mereka ringan timbangannya.”42

“Setan menempatkan mulutnya di hati anak Adam. Ketika dia berdzikir, sang Setan menjauhinya. Segera setelah lalai dan berhenti berdzikir, Setan menelan hatinya!”

Hadits ini secara simbolik menunjukkan bahwa, apabila seseorang sibuk berdzikir, jin akan menjauh darinya dan tidak menghasutkan dan mengaburkan pikiran-pikirannya. Tapi apabila orang tersebut berhenti berdzikir, jin mulai memanipulasi otak orang tersebut sesuka dia.

“Kebaikan paling besar yang diberikan Allah kepada hambanya adalah inspirasi untuk berdzikir kepadaNya.”

“Tidak ada amal yang lebih besar keutamaannya dibanding berdzikir kepada Allah.”

“Tidak ada yang lebih menyedihkan penduduk Surga selain karena mereka menghabiskan waktu di dunia bukan untuk berdzikir.”43

“Orang yang tidak berdzikir kepada Allah akan terjauhkan dari iman.”

“Manusia akan merasakan penyesalan yang besar untuk setiap saat yang dia habiskan bukan untuk mengingat Allah.”44

“Jika sekelompok orang berkumpul dan berpisah tanpa mengingat Allah, maka pertemuan itu akan menyebabkan penyesalan mereka pada Hari Kebangkitan!”45

“Orang yang banyak mengingat Allah akan jauh dari kemunafikan!”

Hadits-hadits Rasulullah (saw) ini dan banyak lagi yang lainnya merupakan peringatan bagi kita.



27Al-Qur'an 43:36-37

28Al-Qur'an 58:19

29Al-Qur'an 33:41

30Al-Qur'an 20:124

31Al-Qur'an 2:152

32Al-Qur'an 2:186

33Al-Qur'an 29:45

34Ibnu Hibban, At-Tabarani

35At-Tarmidzi, ibnu Majah, Muwatta Malik, Musnad Ahmad dan Mustadrak Hakim. Al-Bayhaqi, Hakim dan yang lainnya menyatakan hadits ini sahih

36Ibnu Majah

37Ahmad, At-Tirmidzi, Al-Bayhaqi

38At-Tirmidzi

39Sahih Bukhari, Sahih Muslim

40Ahmad ibnu Hanbal. Al-Musnad

41Ahmad ibnu Hanbal. Kitab al-Zuhd

42At-Tirmidzi

43At-Tabarani, al-Bayhaqi

44Al-Bayhaqi

45Abu Dawud

9 / 71

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini