Cetak halaman

Syirik Tersembunyi

Mari kita ingat hal-hal berikut:

1. Allah sama sekali tidak memaafkan dosa syirik. Semua dosa yang lain bisa Dia ampuni jika Dia menghendakinya...

2. Allah tidak menyukai orang-orang yang melewati batas.

3. Allah tidak menyukai orang yang tidak bersyuk ur.

Mengingat hal ini, mari kita mencerna topik ini...

Al-Qur'an tidak mengelompokkan 'syirik'. Dalam pandangan Al-Qur'an, syirik adalah syirik, baik tersembunyi maupun Nyata. Namun ada dua bentuk syirik yang berkaitan dengan dua aspek keimanan:

1. Keimanan kepada Allah.

2. Keimanan kepada Allah dengan rahasia huruf 'Ba'! 

Dua aspek dari syirik adalah:

1. Syirik yang nyata; mempertuhankan obyek luar atau tubuh seseorang.

2. Syirik tersembunyi; mengingkari yang Esa yang ditunjuk dengan nama 'Allah' dengan mengingkari rahasia huruf 'Ba'.

Seperti disebutkan di atas, Allah tidak menyukai orang yang tidak bersyukur. Kita biasa menafsirkan tindakan ketidakbersyukuran sebagai tidak mengetahui nilai sesuatu, tidak berterimakasih dan menunjukkan perilaku tidak menghargai atas kebaikan yang dilakukan atau diberikan orang kepada kita.

Padahal pernyataan 'Allah tidak menyukai orang-orang yang tidak bersyukur' menunjuk kepada realitas bahwa Allah menginginkan hamba-hambanya untuk menemukan dan mengkaji nama-nama dan sifat-sifat yang dianugerahkan di dalam esensi diri mereka.

Oleh karenanya, orang-orang yang tidak bersyukur adalah mereka yang tidak menjalani hidupnya dengan nama-nama dan sifat-sifat yang menyusun realitas kesadaran mereka, dan bahkan membatasi wujud mereka pada tubuh fisik serta rangsangan dan hasrat-hasrat jasmani semata, menjalani kehidupan mereka seolah tujuan keberadaan mereka semata untuk memuaskan keinginan-keinginan jasmaniah.

Adapun untuk pernyataan yang ke dua, 'Allah tidak menyu kai orang yang melewati batas', kita biasa memahaminya sebagai, 'Jika orang melewati batas-batas yang telah ditetapkan terhadap mereka artinya mereka telah melampaui tempat mereka'. Padahal, tujuan sejati dari penciptaan manusia lah yang mendefinisikan batas-batasnya!

Manusia (bukan mahluk jasmaninya) diciptakan sebagai khalifah di muka bumi. Satu-satunya cara untuk mewujudkan ini dan mencapai taraf 'yang paling mulia dari semua ciptaan' adalah jika layak dari sisi prinsip 'kekhalifahan'. Ini hanya memungkinkan jika dia mengenal dan yakin dengan diri- sadarnya melampaui diri-jasmaninya, mengetahuinya dengan yakin bahwa kebersamaannya dengan tubuh jasmaninya bersifat sementara dan pada suatu waktu akan ditinggalkan selama-lamanya, serta menyelaraskan hidupnya dengan realitas universal seperti yang diungkapkan oleh Rasul Allah!

Jika tidak, sebagai akibat dari mempertuhankan dan mengabdi kepada tubuh jasmaninya, dia menjadi orang yang melewati batas, dan tidak disukai Allah. Derajatnya turun kepada tingkatan Iblis, yang terjauhkan dari kehadiran Allah. Semua pintu spiritual akan tertutup baginya. Maka, karena godaan jasmaniah yang hanya beberapa tahun, selama-lamanya dia akan merasakan derita keterpisahan dari Allah.

Orang yang tidak belajar dari kesalahan-kesalahan di masa lalu tidak akan bisa mengevaluasi di saat ini dan akan mengulangi kesalahan yang sama di hari esok!

Ini mengarahkan kita kepada topik dualitas (syirik)...

Al-Qur'an tidak membedakan jenis-jenis syirik. Namun, untuk memudahkan pemahaman, syirik atau dualitas telah dikelompokkan menjadi dua jenis. Syirik eksternal atau syirik nyata dan syirik internal atau syirik tersembunyi; istilah-istilah ini telah digunakan untuk merujuk kepada dualitas yang terbentuk dalam kesadaran individu seseorang.

Rasulullah (saw) mengatakan: “Sepeninggalku, umatku tidak akan terjerumus dalam syirik eksternal, yang aku takutkan atas mereka adalah syirik tersembunyi.” Yakni, mereka tidak menyadari bahwa perbuatan mereka melibatkan syirik yang tersembunyi.

Pada akhirnya, apapun jenisnya, syirik tetaplah syirik, dan merupakan dosa yang tidak diampuni.

Ketika Rasulullah (saw) mengatakan, umatku”, karena syirik adalah perbuatan yang apapun jenisnya.

Syirik Tersembunyi-thnail“Aku takut bagi tidak diampuni, Apa artinya dari sudut pandang sunnatullah?

Karena tidak ada Tuhan, lalu apa maksudnya bahwa dualitas (syirik) tidak akan diampuni? Siapa yang tidak akan mengampuni dualitas? Apa alasan-alasan dan akibat-akibatnya?

Syirik adalah nama yang diberikan kepada tindakan mempertuhan kan dan mengabdi kepada sesuatu selain kepada yang Esa yang disebut sebagai Allah. Berhala ini bisa sesuatu yang eksternal atau yang internal (diri).

Sedangkan yang Esa yang disebut Allah telah menciptakan individu untuk mengabdi kepadaNya semata!

Tapi, apa yang dimaksud dengan mengabdi hanya kepada Allah?

Ketika seseorang mengenal dan mengaktifkan fitur-fitur dari Nama-nama yang menyusun esensi mereka di dalam kesadaran mereka, yakni ketika mereka menghiasi diri dengan moral Allah, atau, mengekspresikan fitur-fitur agung potensial sebanyak yang otak ijinkan, mereka sedang mengabdi kepada Allah. Inilah tujuannya! Adapun 'sarananya' mencakup beragam amalan yang dikenal sebagai 'doa', puasa yang mesti dilakukan pada waktu- waktu tertentu, serta menuntut ilmu tertentu untuk memberikan kepastian dan keyakinan di jalan ini.

Yang menghalangi manusia untuk tetap melaksanakan amalan-amalan ini adalah ilusi kejasmanian dan kekeliruan dalam menjadikan hasrat-hasrat jasmani sebagai keinginan kesadarannya! Ilusi inilah yang menjadi setannya manusia! Mahluk manusia jasmani adalah hamba dari ilusi ini! Bagi orang semacam ini, hanya kesenangan, hubungan dan gaya-hidup jasmaniah yang nyata. Karenanya, orang-orang ini telah didefinisikan sebagai 'musyrikin'. Apabila seseorang terperangkap oleh ide semacam ini, sangat sukar baginya untuk meloloskan diri! Karena itulah, dualitas (syirik) dikatakan sebagai hal yang kotor (najis)!

“Sungguh, para dualis (orang-orang musyrik, yang mengklaim wujud identitas-ego mereka selain Keesaan Absolut) itu kotor..” Al-Qur'an (9:28)

Di sisi lain, Al-Qur'an merujuk kepada orang yang bersih (thahir) sebagai:

“...Tak seorang pun kecuali yang suci (dari kotoran syirik – dualitas – sifat hewani) yang dapat menyentuhnya (yakni, yang tercerahkan dengan Ilmu mengenai Realitas Absolut).” (Al-Qur'an 56:79)

Karena, selama seseorang masih dalam keadaan syirik, dia tidak akan mampu mencerna kebenaran dengan jelas.

Jika kesadaran individu membatasi dirinya dengan tubuh jasmani dan hidup dengan mengejar kesenangan-kesenangan jasmaniah dengan membahayakan orang lain, maka praktek-praktek ritual yang mereka pandang sebagai doa hanyalah menjadi sarana untuk menipu diri sendiri untuk menentramkan jiwanya.

Pesannya sudah jelas:

Allah tidak akan menerima perbuatan apapun dari para dualis.

Para dualis (musyrikin) hanya menzalimi diri mereka sendiri.

Karena syirik merupakan tindakan yang tidak diampuni...

Orang yang hidupnya didorong oleh rangsangan jamaniah buka nnya esensi keadaran mereka, yakni yang Esa yang ditunjuk dengan nama Allah, menghambur- hamburkan seluruh energi dan pikiran mereka pada hal- hal yang sudah pasti akan mereka tinggalkan di dunia ini. Sebagai akibatnya, ruh mereka hanya dimuati oleh data-data duniawi yang samasekali tak berguna di akhirat. Karena di kehidupan berikutnya, mereka tidak akan menjumpai orang-orang dan peristiwa di dunia ini, data yang berkenaan dengan dunia ini tidak akan berlaku lagi di pentas wujud selanjutnya.

Manuia mesti memiliki dan menggunakan kekuatan-kekuatan utama dari 'Sistem' ini agar bisa bertahan hidup dalam dimensi- dimensi yang akan datang!

Jika dia membiarkan pengkondisian duniawi, nilai-nilai dan emosi-emosi membatasi dirinya kepada kesenangan jasmaniah, maka secara otomatis dia tidak akan memiliki fitur-fitur yang disebutkan di atas.

Oleh karena itu, jika kita tidak bersyukur akan ilmu yang disingkapkan kepada kita oleh Rasulullah (saw), melampaui batas-batas diri kita, kita akan mengambil bagian dalam aktivitas-aktivitas yang mendorong kepada kesenangan jasmaniah, dan karenanya, dalam dimensi dimana masing-masing dari kita akan menghadapi akibat dari perbuatan-perbuatan kita, kita akan menjalani akibat-akibat dari syirik sebagai kezaliman kepada diri sendiri! Karena dalam mekanisme Sistemnya yang dikenal sebagai sunnatullah, tidak ada tempat atau ampunan bagi dualitas (syirik).

Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas!

Allah tidak menyukai orang yang tidak bersyuk ur!

Mereka yang berbuat syirik dan menzalimi diri sendiri untuk kesenangan- kesenangan sesaat, akan menderita kesengsaraan eksternal dan keterusiran!

Baik tersembun yi ataupun nyata, syirik tetaplah syirik!

 

19 Juni 003 

Raleigh – NC, USA

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Artikel ini