Sebagian orang berpikir bah wa saya bersebrangan dengan sunnah karena saya tidak percaya bah wa mengikuti kebiasaan dan tradisi komunitas Quraisy ada hubungan Nya dengan mengikuti sunnah Rasulullah (saw)...

Selama umat tidak mengenal fitur-fitur dan fungsi yang dengann ya hamba dan Rasul Allah Muhammad Mustafa (saw) diciptakan, mereka akan terus membuat penilaian yang bukan-bukan, dan pada akhirnya akan menderita karena kekece waan besar.

Rasulullah (saw) memprioritaskan hidup beliau di sekitar fungsi utama beliau sebagai khalifah yang mulia dan tidak memikirkan hal-hal yang sepele yang berkenaan dengan cara orang- orang berpakaian atau cara mereka menjalani kehidupan keseharian! Hal-hal ini tidak ada artinya dibanding sifat 'khalifah' yang agung yang ditawarkan kepada manusia...

Menyedihkan sekali bahwa ketika perhatian kita semestinya tertuju untuk melihat Nama-nama Allah di dalam esensi kita, mengenal Rabb (realitas hakiki) kita, mengaktifkan fitur-fitur esensial (Rabbani) kita dan menerapkannya kedalam kehidupan kita, mengamati sunnatullah dan beragam cara tak-hingga dimana ia mewujud di alam semesta yang kita lihat, kita malah lebih perhatian kepada pakaian dan jenggot kita!

Rasulullah (saw) hanya menunjukkan rasa hormat kepada kebiasaan dan tradisi kaum Quraisy karenanya mengikuti mereka; bukan karena penting bagi beliau melainkan karena tidak ingin merendahkan komunitas beliau. Mentalitas apa yang menganjurkan kebiasaan-kebiasaan ini sebagai sunnah Rasulullah? Jika umat seperti ini tidak bisa menjebol kepompongnya dan meraih wawasan kepada realitas nyata, selamanya mereka akan tercerabut dari kesempurnaan khalifah yang dikehendaki Rasullulah agar umat mengaktifkan dan menerapkannya di kehidupan abadi. Mereka akan berakhir dengan kesia-siaan...

Rasul (saw) adalah Rasul Allah, dan karenanya, sunnah beliau adalah sunnah Allah, yakni sunnatullah! Beliau tidak memiliki sunnahnya sendiri, yang berdiri sendiri dan terlepas dari sunnah Allah!

“Dia tidak berkata dari keinginannya sendiri (imajinasinya).” (Al-Qur'an 53:3)

Ayat ini tidak hanya merujuk kepada Al-Qur'an; maknanya tidak terbatas kepada ayat-ayat yang diwahyukan kepada beliau!

Bahkan topik yang beliau katakan “kalian lebih tahu dariku” dimaksudkan untuk meninggalkan orang-orang dalam jalannya masing-masing karena mereka tidak memahami apa yang beliau katakan. Mustahil bagi Rasul (saw) untuk berbagi ilmu mengenai topik ini. Karena, jika beliau menjelaskan mekanisme yang tak dikenal mengenai sunnatullah berkenaan dengan topik ini, akan menimbulkan kesalahpahaman dan akan mengikibatkan banyak salah tafsir. Oleh karena itu, kejadian inipun merupakan indikasi yang jelas bahwa Rasul Allah tidak ikut campur dengan kebiasaan dan gaya-hidup masyarakat Quraisy, selama tidak menghalangi tujuan utama beliau.

Tapi apabila mengandung nilai dan relevan dengan sunnatullah beliau ikut campur dan melakukan koreksi, seperti misalnya ketika berkenaan dengan berwudlu, beliau mengingatkan: “jangan memercikan air tapi sapulah wajahmu dengannya” agar air dapat terserap sepenuhnya oleh sel-sel kulit.

Semoga Allah menolong kita memahami fungsi sebenarnya untuk apa Rasul Allah (saw) diciptakan dan mengaruniai kita dengan pemahaman bahwa Sunnah Rasul Allah adalah Sunnah Allah.

 

8 Juli 2005 

Raleigh – NC, USA

 

45 / 85

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini