Fa aaminu Billahi wa Rasuulihin Nabiyyul Umiyyilladzii..”

“Maka berimanlah kepada Allah, yang Nama- nama Nya menyusun esensi keberadaan kalian, dan Rasul Nya, Nabi yang Ummi..” (Al-Qur'an 7:158)

Faammalladziina aamanuu biAllah wa'tashamuu bihi fasayudkhiluhum fii rahmatin minhu wa fadhlin wayahdiihim ilayhi shiraathan mustaqiima.”

“Adapun mereka yang beriman kepada Allah, esensi dari segala sesuatu, dan berpegang teguh kepadaNya sebagai realitas esensial mereka – HU akan memasukkan mereka kepada rahmat dan karunia (kesadaran akan fitur- fitur dari Nama-namaNya) dan menuntun mereka kepada Diri Nya (memungkinkan untuk melihat esensi terdalam mereka) di jalan yang lurus (shirat al-mustaqim).” (Al-Qur'an 4:175)

Walaw sya'a rabbuka la-aamana man filardhi kulluhum jamii'an afa-anta tukrihu n-naasa hattaa yakuunuu mu'miniina

Wamaa kaana linafsin an-tu'mina illa biidznillahi wayaj'alur- rijsa 'alaa l-ladziina laa ya'qiluuna.”

“Sean dainya Rabb-mu (realitas Nama-nama yang menyusun esensimu) berkehendak, semua yang hidup di muka bumi tentu telah mencapai iman, semuanya... Maka, apakah kamu akan memaksa manusia untuk menjadi orang-orang yang beriman?”

“Jiwa tidak akan beriman kecuali komposisi unik dari Nama-nama Allah yang menyusun esensinya pengijinkan.” (Al-Qur'an 10:99-100)

Inilah sebabnya mengapa:

“Maa 'alaa r-rasuuli illa l-balaghu”

“Tidak ada kewajiban yang lebih dari Rasul kecuali memberikan ilmu (mengenai realitas dan ketentuan- ketentuannya)..”(Al-Qur'an 5:99)

“Laa ikraha fidDiin..”

“Tidak ada paksaan di dalam (menerima) agama (sistem dan tatanan Allah; sunnatullah)..” (Al-Qur'an 2:256)

Inilah sebabnya mengapa syafaat, atau pertolongan, hanya berlaku jika fitrah alami yang bersangkutan cocok dengan situasinya!

Fitur nama al-Fathir, sebagai pembentuk fitrah-fitrah alami, terjadi di dalam dimensi Nama-nama dari orang yang bersangkutan yang menyusun Rabb orang tersebut (dimensi Rububiyyah).

“Fa-aqim wajhaka lid-diini haniifa fithrata Allahi l-latii fathara n-naasa 'alayha laa tabdiila likhalqiLlahi dzaalika diinul qayyim walakinna aktsara n-naasi laa ya'lamuuna.”

“Maka tetapkanlah wajahmu (kesadaran)  sebagai seorang Hanif (tanpa konsep tuhan-berhala, tanpa berbuat syirik kepada Allah, yakni dengan kesadaran yang tidak mendua) kepada Satu Agama (satu-satunya sistem dan tatanan), fitrah alami dari Allah (yakni sistem dan mekanisme utama dari otak) yang atasnya Allah menciptakan manusia. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah. Ini adalah sistem yang berlaku tanpa hingga (diinul qayyimtapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-Qur-an 30:30)

Di sini, realitas holografik dewasa ini bertepatan dengan apa yang dimaksud oleh frase 'bagian mencerminkan keseluruhan'.

Manifestasi dari sifat potensial quantum (Rahmaniyyah) di dalam sudut yang berproyeksi dari TITIK itu... Rahim, terbentuk oleh produ ktivitas dari proyeksi ini, menimbulkan beragam makna yang berasal dari dimensi Nama-nama. Ini dirujuk sebagai ' Arsy, 'yang menunjukkan perbanyakan universal – walaupun bukan dari segi dunia materi yang nampak – dan ' Qursi ', aktualisasi dan domnasi dari realitas nama-nama (Rububiyyah)!

Ini berlaku untuk semua unit, dan karenanya realitas holografik menunjuk kepada sistem ini.

Pemahaman saya terhadap perkataan Rasul (saw), “Bagian mencerminkan keseluruhan” adalah kebenaran (kenyataan) ini.

Walaupun kita menyebutnya bagian dan keseluruhan, kesemuanya adalah realitas Tunggal dalam pandangan ilmu dari yang Agung.

Ini diungkapkan dalam ayat-ayat:

“HU yang menciptakan kalian dari jiwa yang TUNGGAL – ke'Aku'an (dalam bidang makro, ini dikenal sebagai Realitas Muhammad dan Akal Pertama, dalam bidang mikro, ini dikenal sebagai kesadaran manusia dan Akal yang Agung).” (Al-Qur'an 7:189)

“Di akhirat, semuanya akan datang kepadaNya sebagai SATU.” (Al-Qur'an 19:95)

Yak ni, dalam ilmu yang agung, tidak ada bagian atau pecahan; hanya ada satu medan TUNGGAL. Kebanyakan orang mungkin tidak mudah memahami hal ini.

Keseluruhan jagat bagaikan sebuah wujud tunggal, dengan semua dimensi di dalamnya dan dimensi antaranya, atau dengan semua jagatnya di dalam jagat-jagatnya. Ini pun dirujuk sebagai Ruh Agung (Ruhul 'Azham).

Tapi, apakah kita akan bisa memahami fitur-fitur dan fungsi- fungsi manusia dan penciptaannya?

Inilah yang akan kita bahas selanjutnya...

 

15 Juli 2005 

Raleigh – NC, USA

47 / 85

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini