Cetak halaman

Mempertanyakan Kembali Agama Islam

Sunnatullah, sistem dan tatanan Allah, yang diterangkan 1.400 tahun yang lampau, disembunyikan oleh kesultanan pada penghujung kekuasaan Hazrat Ali. Meskipun demikian, melalui Sufisme, bahasa tamsil dan simbol, sistem dan tatanan ini mencapai jaman moderen. Ia dapat dikaji-ulang dari sudut pandang kemajuan sains dan teknologi. Lagi-lagi menyinari umat manusia dengan cahayanya (nur).

Sungguh diberkati orang-orang yang dapat mengkajinya! Ijinkan saya menjelaskannya dengan sebuah contoh:

Bayangkan bahwa anda dikembailkan ke abad yang lampau pada sebuah suku di Afrika atau wilayah terpencil di Timur Jauh, dan dikatakan kepada anda “Engkau mesti menerangkan kepada mereka konsep mengenai televisi dan mekanismenya kepada suku ini.” Mungkinkah Anda mampu menjelaskannya jika tanpa metafora, tamsil serta simbol-simbol? Dan sejauh manakah contoh -contoh itu (penjelasan Anda) bisa mengena dengan sains dan teknologi moderen dewasa ini? Sejauh mana cintoh-contoh yang Anda buat berkenaan dengan mekanisme televisi dapat mereka fahami? Akankah Anda menyerah dan mengatakan, “Apa lagi yang bisa saya katakan? Gunakan akal Anda dan cobalah memahami apa yang saya jelaskan dari contoh- Rasulullah (saw) melihat segala sesuatu yang telah dan akan terjadi hingga Hari Kiamat dan mencoba menerangkannya kepada manusia melalui beragam contoh, metafora dan tamsil-tamsil.

Al-Qur'an juga menyampaikan realitas ini dengan bahasa kiasan dan ibarat. Bahkan Al-Qur'an yang agung mengatakan:

“Dan Kami Sungguh telah menyajikan untuk manusia di dalam Al-Qur'an ini dari setiap jenis contoh – agar mereka merenungka nnya (mengingat realitas yang mereka lupakan)!” (Al-Qur'an 39: 27)

Perlu diperhatikan!

Karena saya mencoba memberikan contoh di atas untuk menggambarkan bahwa...

Seseorang tidak ak an pernah melihat realitas yang sebenarnya melalui contoh-contoh dan simbol-simbol saja, namun bisa mendapatkan pemahaman atasnya.

Yang mesti kita lakukan adalah...Mengkaji sains dan teknologi moderen terki ni, dan berusaha mencerna bagaimana realitas-realitas ini dinyatakan dalam bahasa Nabi Muhammad (saw).

Den gan kata lain, untuk memahami bagaimana obyeknya diungkapkan oleh ikhtisarnya!

Nabi Muhammad (saw) mengatakan kepada Hazrat Ali“Wahai Ali! Setiap orang berusaha untuk mengenal Allah (mencapai keyakinan) melalui satu jalan atau jalan yang lain. Engkau termasuk orang yang mengejar jalan akal.”

Den gan memahami bagaimana kebenaran yang berkenaan dengan sain dan teknologi digambarkan 1.400 tahun yang lalu sebagai sistem dan tatanan Allah, yang jauh dari sosok Tuhan di langit sana, akan membersihkan kita dari penafsiran usang yang bukan- bukan yang dilabeli sebagai 'Muslimisme' dan memungkinkan kita untuk melihat validitas abadi dari sistem ini.

Realisasi ini akan menjadi penyelamat bagi orang-orang yang cerdas! Karena kelompok ini, ketika menyadari kebenaran- kebenaran ini, akan memahami pentingnya mengkaji ulang tentang Islam, menjalani kehidupannya untuk kepentingan kehidupan kekal yang akan datang.

Saya mengutip perkataan berikut:

“Masa lalu telah datang dan berlalu kawan; kini saatnya mengekspres ikan ide-ide baru.”[1]



[1] Maulana Jalaludin Rumi

3 / 85

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini