Cetak halaman

Dimanakah Letak Kecerdasan Kita?

Kadang kita mengatakan, “gunakan akal sehatmu!” atau “apa yang sedang kau pikirkan?”, namun hampir tidak pernah merenungkan dimana letak 'kecerdasan' atau 'kemampuan berpikir' itu sebenarnya berada...

Ada kisah seperti ini:

Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan kecerdasan, menghiasinya dengan fitur-fitur unggul dan menempatkannya di puncak otak. Sang kecerdasan memandang ke sekitarnya, namun tidak bisa melihat apapun. Ia berpikir, “Di sini gelap ataukah saya yang buta?”... Karena tak menemukan solusi terhadap masalah ini, sang kecerdasan bertanya kepada Tuhan: “Wahai Tuhan, engkau menciptakan aku dalam bentuk yang sempurna, namun aku berpikir aku ini buta! Engkau merancangku bersifat dinamis, aktif, semangat dan dapat beradaptasi, namun aku tidak bisa melihat apapun di hadapanku, di belakangku ataupun di sekitarku! Bahkan aku tidak bisa melihat dimana aku berada! Apa yang dapat aku lakukan hanyalah mengevaluasi data yang datang kepadaku dan mengarahkannya menurut tujuannya sebaik yang aku mampu..” 

Tuhan menjawab:

“Aku menciptakanmu begitu sempurna sehingga tidak perlu bagimu memiliki mata. Agar engkau bisa berfungsi, lebih baik jika engkau buta. Aku letakkan engkau di tempat ini; apa yang engkau butuhkan tersedia bagimu. Apa yang perlu engkau lakukan hanyalah mengevaluasi data yang masuk. Engkau berada di tengah-tengah alam semesta! Jika engkau mengevaluasi data yang masuk dengan baik, engkau akan menjadi sultan di tempatmu berada. Ingatlah, aku telah memberimu, pada lokasi yang sama, kekuatan iman, jika engkau menemui masalah atau mengalami kesulitan..”

Sang kecerdasan gembira dengan jawaban ini dan mulai melaksanakan tugasnya...

Namun, ketika umat manusia bertambah banyak, dan sang kecerdasan di setiap orang mulai menjumpai data yang berbeda, kebingungan melimpah, data yang menyesatkan dan mungkin dengan sedikit rangsangan hormonal, menjungkalkan sang kecerdasan, membuatnya mengalir kedalam aliran darah! Sebelum menyadarinya, ia berada di organ tubuh yang lain! Tapi karena ia buta, ia tak mampu mengenali tempat barunya ini dan mengira bahwa ia telah kembali ke tempat semula. Namun demikian, ia melanjutkan evaluasinya terhadap data yang masuk dari organ baru ini dengan cara yang paling sempurna, menjalankan fungsinya dengan efektif!

Lokasi baru ini bagi sebagian orang adalah perutnya, dan organ reproduksi bagi yang lain... Atau kaki bagi sebagian yang lain, dan hati bagi yang lainnya!

Karenanya, sebagian orang hidup hanya untuk makan dan minum, sebagian lain hanya sibuk dengan kegiatan seks, sebagian lagi mengarahkan seluruh hidupnya kepada kegiatan olah-raga, dan yang lainnya menjalani hidupnya hanya didorong emosi, terus menerus merasakan sesal serta penyesalan yang dalam...

Sungguh, ketika sang kecerdasan, kemampuan berpikir, jatuh dari singgasana sucinya, otak, orang berkata “gunakan akal sehatmu!” Tapi ah! Bagaimana mungkin orang bisa berbuat begitu, apabila kecerdasannya telah berlabuh di organ lain dan otaknya telah menjadi organ yang baru?

...

Solusinya?

... IMAN!

...

Kekuatan iman akan mewujudkan dirinya dan mengembalikan sang kecerdasan kepada singgasananya, atau jika tak mampu membujuknya, hubungannya dengan sang kesadaran akan berhenti sama sekali! Dalam hal ini, sang kecerdasan akan mengejar hidupnya tanpa iman dan berubah dimensi tanpa kekuatan iman!

Dan dari kejauhan, para pengamat akan berkata:

“Satu lagi telah meninggal tanpa iman..”

 

29 Juli 2003 

Raleigh – NC, USA

 

21 / 85

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini