Basmalah

Sebelumnya, saya telah menulis tentang Basmalah, baik di pasal mengenai al-Fatihah dalam buku Prinsip-prinsip Pokok Agama Islam dan dalam bab-bab sebelumnya dari buku ini. Kali ini, saya akan menjelaskan aspek lain dari Basmalah...

Dalam shalat berjamaah, kalimat Basmalah tidak dibaca oleh imam shalat, meskipun itu merupakan ayat pertama dari surat al- Fatihah. Sang imam selalu memulainya dengan membaca ayat “Alhamdu lillahi Rabbil 'alamiin.” Mengapa sang imam tidak membaca Basmalah dulu? Saya kira kebanyakan orang tidak memikirkannya... Sungguh, membaca mulai dari ayat ke dua surat al-Fatihah merupakan kebiasaan imam shalat, melompati ayat pertama, yakni Basmalah, sementara setiap makmum dalam jamaah membaca Basmalah sendiri-sendiri untuk melengkapi (!) bacaan itu!

Mari kita perjelas dulu perbincangan lama mengenai ini. Sebagian mengatakan bahwa al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat dan ayat pertamanya adalah Basmalah. Sebagian lagi mengatakan bahwa ayat pertama al-Fatihah bukanlah Basmalah, melainkan “Alhamdu lillahi Rabbil 'alamiin” dan kalimat Basmalah ditempatkan disitu untuk menyoroti produktivitas shalatnya.

Mereka yang memiliki pemahaman yang dalam dan luas mengenai topik ini semuanya sependapat bahwa Basmalah benar- benar merupakan ayat pertama dari al-Fatihah. Demikian pula pemahaman saya.

Lalu mengapa setelah membaca “Rahmani-r-Rahim” dalam Basmalah, ayat setelah “Alhamdu lillahi Rabbil 'alamiin” mengulang lagi “Rahmani-r-Rahim”?

Jelasnya, Ayat pertama: Bismillahi-r-Rahmani-r-Rahim” 

Ayat ke dua: “Alhamdu lillahi Rabbil 'alamiin” 

Ayat ke tiga: “Ar-Rahmani-r-Rahim.”

Seperti telah saya sebutkan dalam artikel sebelumnya mengenai Rahman dan Rahim, realitas halusnya di sini adalah bahwa orang yang mengerjakan shalat mesti merasakan makna Basmalah, dari sudut rahasia yang ditunjuk oleh huruf 'Ba', jika mereka ingin agar shalat mereka menjadi miraj!

Karenanya, tidak cukup bagi sang imam membacakan Basmalah untuk para makmum dalam shalat berjamaah. Basmalah mesti dibaca dan dirasakan orang per orang secara pribadi sehingga mereka dapat memulai shalat mereka dengan apresiasi itu.

Dengan kata lain, imam tak dapat mewakili jamaah dalam hal membaca Basmalah. Agar miraj dapat terjadi, masing-masing individu mesti merasakan realitas Basmalah secara pribadi!

Sungguh beruntung orang-orang yang dapat merasakan realitas Basmalah sedikitnya sekali dalam sehari!

Wassalam...

 

10 April 2004

Raleigh – NC, USA

24 / 85

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini