Cetak halaman

Prolog "Menyingkap Rahasia Al-Qur'an"

Prolog “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah gerbangnya; maka barangsiapa menginginkan ilmu,

hendaklah dia memasuki gerbangnya.”

 (Muhammad saw)

 

“Rahasia Al-Qur’an ada di dalam Al-Fatihah, rahasia Al-Fatihah ada di dalam Basmallah,

Dan rahasia Basmallah ada di dalam huruf B (ب).

Dan aku adalah TITIK di bawah ‘B’ (ب)!”

 (Ali ra)

 

Ketika Hazrat Ali (ra) membuat pernyataan ini, mungkin sekali beliau tidak sedang merujuk kepada kriptografi. Tidak pula sedang mengemukakan kode atau sandi dalam arti harfiah. Namun demikian, Beliau sedang menyoroti kode yang paling penting – penyandian keberadaan.

Dengan menyatakan bahwa seluruh Al-Qur’an terkandung dalam satu huruf tunggal, dan menggambarkan dirinya sebagai sebuah titik yang menyusun huruf itu, Hazrat Ali (ra) secara efektif telah menyinggung apa yang diteorikan sains moderen sebagai ‘jagat holografik.’ Dengan kata lain, keseluruhan terkandung dalam bagian; setiap iota keberadaan mengandung keseluruhan, dan apa yang kita sebut sebagai ‘keseluruhan’, atau ‘dunia luar’, merupakan hologram kita. Yakni, kita hidup dalam proyeksi maya dari persepsi dan keyakinan kita sendiri, yang selanjutnya menafikan konsep ‘yang lain’, dan karenanya membenarkan non-dualitas keberadaan.

Jadi, jika jagat raya terkandung di dalam Al-Qur’an, dan Al-Qur’an terkandung dalam ‘titik’ itu, kita, masing-masing dari kita, merupakan ‘titik’ bersandi dari jagat-jagat mikro yang di dalamnya terkandung keluasan yang tak-berhingga dari potensialitas tak berujung.

Berdasarkan prinsip inilah Ahmed Hulusi membuat penafsirannya terhadap Al-Qur’an, dengan menarik perhatian kepada diri dan sang Diri bukannya kepada hal-hal atau sosok tuhan ‘di luar sana.’ Dengan mengambil catatan khusus dari kata-kata yang dimulai dengan huruf B, beliau menafsirkan makna-maknanya secara introspektif, mengarahkan pembaca untuk melihat ke dalam diri untuk penafsirannya.

Walaupun kata ganti laki-laki ‘Dia’ (dalam bahasa Inggris, pen) tak dapat dihindari, perlu dikatakan bahwa ‘Allah’ – kesadaran tak-hingga di luar semua ide prasangka dan prasyarat – secara transendental dan pasti melampaui gender atau bentuk apapun. Karenanya, penting untuk diingat bahwa ‘Allah’ adalah nama yang meliputi semua Nama-nama, fitur-fitur dan sifat-sifat – yang mewujud dan tidak-mewujud – yang berkenaan dengan keberadaan dan ketiadaan.

Walaupun beberapa kata kunci seperti ‘Rabb’ dan ‘Rasul’ telah digunakan dalam bentuk aslinya, karena tidak ada padanan yang dapat menampung makna aslinya, saya telah menyusun daftar istilah (di bagian akhir buku) untuk menjelaskan makna kata-kata menurut pandangan Ahmed Hulusi, yang mudah-mudahan dapat membantu kepada pemahaman yang benar terhadapnya.

Ketika Ahmed Hulusi berbagi dengan saya salinan dari Al-Qur’an beliau yang berbahasa Turki empat tahun yang lalu pada pertemuan yang ‘tidak direncanakan’, respons pertama saya kepada beliau adalah menanyakan apakah ada versi Bahasa Inggrisnya, yang untuk itu beliau menjawab, “Mungkin Anda mau menerjemahkannya!” Pada saat itu, saya tidak memiliki niat atau melibatkan diri dalam penerjemahan-penerjemahan harfiah semacam itu, karenanya saya hanya merespons dengan tertawa saja. Dua tahun kemudian, nasib telah membuat saya menerjemahkan  bukunya, ‘Yang Maha Melihat’. Sejak saat itu saya mendapat kehormatan untuk menerjemahkan lima buku beliau, dan dilanjutkan dengan ‘Menyingkap Sandi Al-Qur’an,’ yang menghabiskan setahun lebih untuk menyelesaikannya. Saya tidak dapat mengungkapkan betapa bersyukurnya telah dikaruniai kesempatan untuk terlibat dalam penafsiran unik terhadap Al-Qur’an ini bersama tim yang sangat istimewa, terutama Guner Turkmen dan Onder Tuncay, yang dukungannya yang luar biasa sangat berharga untuk menyelesaikan proyek ini.

Ketika saya menuliskan catatan ini di malam Ramadhan yang dimuliakan ini, saya berharap bahwa Anda memaafkan saya atas segala kekurangan dan/atau kesalahan yang mungkin saya buat, karena semua ketidak-sempurnaan berasal dari saya sendiri, dan hanya Wajah Yang Maha Esa yang kekal lah yang sempurna.

 

Semoga kunci huruf B membuka diri kita kepada sang Diri…

“Sungguh, jika Dia menghendaki sesuatu, perintahNya adalah “Jadilah’… dan jadilah ia!” (36:82)

 

Diterjemahkan; 

Turki ke Inggris  oleh

Aliya Atalay

Sydney, 2013 

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini