Setiap orang membentuk nerakanya sendiri atau menghiasi surganya sendiri dengan kapasitas pemahamannya masing-masing serta gaya-hidup yang mereka pilih untuk dirinya sendiri!

Orang yang tidak beriman kepada Nabi Muhammad (saw) dan tidak bersaksi bahwa beliau adalah Rasul dan Nabi Allah tidak dapat mengenal dan memahami yang Esa yang disebut sebagai Allah, sebagaimana disingkapkan oleh Nabi Muhammad (saw). Secara otomastis, ini akan menuntunnya kepada keimanan kepada sosok Tuhan yang diciptakan dan didandaninya di dalam pikirannya, yang sewaktu-waktu akan dia benci, didapatinya bercacat dan kemudian dikritiknya!

Hukum-hukum dan prinsip-prinsip dari sistem ini, yang sebagiannya kita ketahui dan fahami dan sebagian lainnya tidak kita ketahui, di dalam Al-Qur'an dirujuk sebagai sunnatullah. Ia adalah Sistem dan Tatanan yang kemudian kita kenal sebagai 'Agama'.

Berdasarkan realitas holografik, seluruh jagat hadir dalam setiap atom tunggal!

Rasulullah (saw) menyampaikan ilmu ini 1.400 tahun yang lampau dengan kata-kata beliau: “Bagian mencerminkan keseluruhan”. [1]

Seluruh jagat muncul dari satu 'titik' tunggal dan mereka berfungsi menurut hukum sunnatullah.

Seperti sudut yang terbentuk dari sebuah titik tunggal pada huruf 'K', seluruh jagat terkandung dalam sebuah sudut tunggal... Namun pada garis vertikal yang membentuk huruf 'K', ada titik-titik yang tak terhitung jumlahnya! Di luar ini tak terfahami lagi! Yang dapat kita pikirkan merujuk kepada wujud yang ditunjuk oleh nama 'Allah' adalah kebesaranNya ini! 

Jadi, yang Esa yang ditunjuk dengan nama 'Allah' sedemikian agungnya sehingga sudah pasti Dia itu jauh dan di luar jangkauan konsep ketuhanan!

Untuk memberikan gambaran visual, semua manifestasi individual dapat dipandang sebagai kerucut-kerucut yang terpisah. Namun, sebagian hanya mengenal bentuk kerucut dua dimensinya saja, dan menganggap bahwa diri mereka sebagai daging dan tulang saja. Sementara yang lainnya mengenal bentuk tiga dimensinya dan melihat Dimensi Nama-nama (realitas yang menyusun esensi wujud) ke arah puncak dari kerucutnya, “titik' asalnya!

Yang mesti kita lakukan adalah beriman kepada Rasul Allah dan yang Esa yang beliau singkapkan sebagai “Allah' sedemikian rupa sehingga kita dapat membentuk kehidupan kita sesuai dengannya!

Ketika orang-orang yang beriman kepada Rasul Allah, Muhammad (saw), dan realitas yang diajarkan beliau sebagai: “Tidak ada Tuhan. Hanya ada Allah”, shalat berjamaah, sang Imam tak pernah membaca Basmalah keras-keras; dia memulai bacaannya dengan ayat 'Alhamdu...'

Mengapa?

Karena Basmalah mengand ung rahasia huruf 'Ba', yang artinya setiap individu mesti MEMBACA dan merasakan ' B-asmalah ' berdasarkan misteri di dalam esensi mereka sendiri!

Shalat hanya dapat dirasakan dengan MEMBACA al- Fatihah, itulah sebabnya Rasulullah (saw) menegaskan “Tiada shalat tanpa al-Fatihah.”

Jalan menuju Allah bukanlah jalan eksternal yang nun jauh di sana, melainkan jalan internal, dari kesadaran menuju esensi diri!

Mengimani Tuhan eksternal berarti menghadap/kembali kepada langit atau luar angkasa!

Ini tidak ada hubungannya dengan budaya ataupun ras! Kata 'Allah' adalah kata benda nama diri, sebuah nama! Dan tidak ada satu nama pun dapat diterjemahkan kedalam bahasa lain! Hanya digunakan sebagaimana adanya!

Tidak ada yang bisa saya katakan lagi kepada mereka yang masih gagal untuk melihat perbedaan di antara nama Allah dengan konsep umum yang dinamai 'Tuhan'!

 

4 Maret 2005 

Raleigh – NC, USA



[1] Untuk informasi lebih jauh, silakan merujuk kepada buku Maha Melihat.

28 / 85

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini