Jalan menuju Allah, bagi manusia dan seluruh ciptaan, adalah mengarah ke dalam, yakni menuju esensi diri, menuju realitas diri, bukannya ke arah luar!

Orang yang kembali kepada Tuhan di luar 'sana' hanyalah kembali kepada prasangka khayal dirinya!

Orang-orang yang dekat dengan realitas, kaum Sufi, semuanya mengklaim bahwa wujud merupakan dimensi dalam dimensi, yang ujungnya merupakan realisasi dan pengalaman ketiadaan individual berkenaan dengan yang Esa di dalam esensi mereka!

Sementara panteisme menyatakan adanya individu serta kesatuan jagat, Sufisme menghapus keberadaan individual yang terpisah berkenaan dengan yang ESA (AHAD). Sufisme mengklaim bahwa realitas hanya dapat dicapai ketika sang individu telah tersucikan dari ego mereka, yakni ketika mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki wujud yang terpisah.

Hukuman terbesar bagi individu, baik di dunia ini maupun di neraka, adalah terhijab dari Allah dalam esensiNya. Kata lainnya adalah desolasi (terpencil)!

Bahkan model jagat holografik yang diajukan sains moderen pun mengklaim keESAan dan ketiadaan wujud berkenaan dengan daya kreatif (Qudrah) di dalam sistem string dan gelombang.[1]

Karenanya, berdasarkan semua itu, baik jin dari bumi maupun dari luar angkasa yang nantinya akan terlihat oleh semua manusia, ataupun Dajjal al-Masih yang melakukan perbuatan luar-biasa dengan bantuan jin, tidak mungkin menjadi Tuhan.

Mungkin di masa lampau, mahluk luar angkasa memperkenalkan dirinya sebagai dewa-de wa kepada manusia di bumi dan dicatat di dalam sejarah melalui beragam riwayat sebagai 'kunjungan atau turunnya dewa-dewa'... namun itu tidak berarti bahwa Tuhan atau dewa-dewa datang ke bumi atau menciptakan manusia!

Seperti halnya masalah atau kecenderungan menyimpang, ambisi dan ego bisa meluap, pikiran dan perasaan buruk pun bisa muncul dari ciptaan manusia sendiri; itu juga bisa berasal dari gelombang-gelombang eksternal yang menembus dirinya.

Oleh karenanya, amalan yang paling efektif dan membuahkan hasil yang bisa dilakukan manusia adalah mengaktifkan mekanisme doa.

Berdoa adalah tindakan kembali kepada yang Esa yang ditunjuk dengan nama Allah untuk mengaktualisasikan aspirasi seseorang, melalui kekuatan dan kekuasaan Allah!

Ada hal yang sangat pelik namun sangat penting untuk dicatat. Saya ingin berbagi rahasia ini dengan harapan bahwa pada suatu hari setelah saya meninggal, ada yang mengingat ilmu ini dan mengirimi saya doa...

Selaras dengan apa yang saya katakan dalam bab sebelumnya tentang mengapa shalat batal tanpa al-Fatihah, ketika individu mencari perlindungan... Dia tidak mencarinya dari sumber luar, melainkan dari dalam esensi dirinya sendiri!

Dalam peralihan dari esensi diri kepada kesadaran mereka, beragam dimensi wujud seperti Ahadiyyah (Keesaan), martabat Ama (Ketiadaan), Wahdaniyyah (Kesatuan), Rahmaniyyah (Quantum Potensial), Arasy (Singgasana), Rububiyyah (fitur-fitur komposisional dengan Nama-nama yang menyus un esesnsi seseorang) dan Ubudiyyah (yakni pengabdian 'diri' atau kesadaran individu), semuanya hadir dalam esensi individual.

Ini sangat serupa dengan bagaimana tubuh kita memiliki dimensi sel-sel, di dalam sel-sel ada dimensi gen-gen, di dalam gen-gen ada dimensi protein, di dalam protein ada dimensi molekul, kemudian atom- atom, gelombang-gelombang dan akhirnya string- string... Masing-masing dimensi ini memiliki indera kesadaran berdasarkan fitur-fitur strukturalnya sendiri, dan semua stasiun ini, keadaannya, dimensi-dimensinya, ada menurut kapasitas dari yang melihatnya...

Jadi, ketika seseorang membaca doa dengan maksud mencari perlindungan, dia sedang mencari perlindungan kepada kekuatan dan kekuasaan yang berkenaan dengan yang Esa yang ditunjuk dengan nama Allah di dalam esensi dirinya sendiri. Dia sedang mengaktifkan dan mewujudkan fitur-fitur ini, dan karenanya sedang membentuk medang gelombang magnetik yang memancar dari otaknya sebagai perisai perlindungan.

Sebagai contoh, ketika kita membaca Ayat Qursi, sebenarnya kita sedang mengingat tingkatan atau maqam yang dinamai 'kursi' di dalam 'sama' kita sendiri, yakni kesadaran kita,[2] dan menguasai 'ardh' (tubuh) kita sendiri. Karenanya, kita sedang memohon kekuatan dan kekuasaan yang berkenaan dengan wujud Allah!

Jadi, ketika Anda membaca beragam doa perlindungan yang disarankan dalam buku Tuntunan Doa dan Dzikir, seperti al-Falaq dan an-Nas agar terlindung dari jin, atau dari maksud jahat orang yang mengirimkan energi negatif, sebenarnya Anda sedang memohon perlindungan kepada esensi diri Anda! Ketika Anda memulai membaca “A'udz u bi Rabbil falaq..” atau “A'udzu bi Rabbin nas..”, maka Anda sedang mencari perlindungan kepada sifat Rububiyyah di dalam Dimensi Nama-nama yang menyusun esensi Anda, dan memohon kepadanya untuk melindungi Anda, sehingga memancarkan gelombang-gelombang otak pelindung untuk menolak gelombang-gelombang negatif di sekitar Anda. Cobalah untuk memahami ini! Karena tak ada lagi yang bisa saya singkapkan berkenaan dengan topik ini.[3]

Jika doa-doa perlindungan dibaca dengan pengetahuan akan mekanisme ini, maka hasilnya akan jauh lebih efektif. Jika Al- Qur'an dibaca dengan kesadaran seperti ini, siapa tahu akan tersingkap ilmu yang lebih luas!

Inilah sebabnya yang Esa yang ditunjuk dengan nama 'Allah', yakni yang Esa yang menciptakan 'wujud yang Anda anggap Anda miliki', bukanlah sosok Tuhan di luar Anda, tidak pernah!

Kunci pusaka tak hingga di dalam esensi kita adalah ilmu dan pemahaman akan Allah, sebagaimana yang disingkapkan oleh Nabi Muhammad (saw).

Semoga pemahaman dan pengkajian ini dimudahkan bagi kita!

Jalan menuju juru selamat sejati terletak pada memBACA dan memahami ilmu yang disampaikan Nabi Muhammad (saw)!

Saya yakin bahwa para ahli hakikat memiliki wawasan lebih dalam terhadap ilmu ini dibanding apa yang saya sampaikan di sini...

 

 

15 April 2005

Raleigh – NC, USA



[1] Untuk informasi lebih jauh, silakan merujuk kepada buku Yang Maha Melihat.

[2] Ketujuh martabat diri

[3] Informasi lebih jauh mengenai topik-topik Rabb-Rububiyyah dan 'manusia sebagai komposisi dari nama-nama Allah' bisa Anda peroleh dalam buku Misteri Manusia

30 / 85

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini