50. Qaf

Demi yang Esa yang ditunjuk dengan nama Allah (yang menciptakan keberadaanku dengan Nama-namaNya sesuai dengan makna huruf ‘B’), yang Rahman lagi Rahim.

 

Qaf (Huruf Arab Qaf menyimbolkan ego, yang pertama dari ketiga refleksi esensi absolut manusia [ego, kesatuan, identitas]. Dalam sufisme, Gunung Qaf dianggap sebagai simbol ego. Gunung-gunung sering menyimbolkan ego), Al-Qur’an Yang Mulia (penyingkapan Ilmu yang agung)! [1]

(Mereka) terkejut bahwa pemberi peringatan yang datang kepada mereka adalah seseorang dari kalangan mereka sendiri, orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas mengatakan, “Ini sungguh hal yang aneh...” [2]

“Apakah kami akan (dibangkitkan kembali) setelah kami mati dan menjadi debu? Yang demikian itu adalah pengembalian yang jauh (pernyataan yang terlalu jauh).” [3]

Kami mengetahui apa yang diambil bumi dari mereka (apa yang hilang dengan usia lanjut)... Pada Kami ada Kitab Catatan (ingatan universal yang dicatat dalam esensi keberadaan). [4]

Tidak, mereka mengingkari realitas esensial mereka ketika ia mendatangi mereka! Mereka dalam keadaan bingung. [5]

(Dengan menganggap diri sebagai tubuh) tidakkah mereka memandang kepada langit diatas mereka (kesadaran) untuk melihat bagaimana Kami membentuknya dan menghiasinya (dengan indera-indera)! Tidak ada cacat di dalamnya! [6]

Kami kembangkan bumi (tubuh) dan kami bentuk di atasnya gunung-gunung yang kokoh (organ-organ)! Dan Kami hasilkan di dalamnya segala jenis pasangan yang indah (DNA spiral ganda) dan sifat-sifat nabati dari tubuh. [7]

Untuk mengaktifkan pengetahuan yang dalam, untuk mengingatkan dan memberi nasihat kepada setiap hamba (yang kembali kepada esensinya). [8]

Kami turunkan air (ilmu) dari langit yang dengannya Kami tumbuhkan kebun-kebun (pengalaman akan kekuatan-kekuatan melekat yang indah) dan padi-padian yang dipanen (beragam kemampuan). [9]

Dan pohon-pohon kurma yang tinggi dengan tandan-tandan buahnya... [10]

Sebagai rezeki kehidupan bagi hamba-hamba... Kami berikan kehidupan dengannya kepada tanah yang mati... Seperti itulah kebangkitan itu (keluar dari dunia kepompong seseorang). [11]

Dan sebelum mereka, kaum Nuh, penduduk sumur (ashabul Rass) dan Tsamud pun mengingkari (kehidupan kekal yang akan datang setelah kematian). [12]

Dan ‘Aad, dan Fir’aun, dan saudara-saudara Luth. [13]

Dan penduduk hutan (Ashabul Aikah) dan kaum Tubba... Mereka semua mengingkarinya dan karenanya hukumanKu, yang telah dikabarkan kepada mereka, terpenuhi. [14]

Apakah penciptaan Kami yang pertama tidak memadai? Tidak, mereka dalam keraguan mengenai penciptaan yang baru. [15]

Sungguh, Kami lah yang menciptakan manusia... Kami mengetahui apa yang dibisikkan jiwanya kepadanya (ide bahwa keberadaannya hanyalah tubuh yang dibentuk oleh pikirannya)... Kami lebih dekat kepadanya (di dalam dimensi otak) daripada urat lehernya!” [16]

Dua kekuatan pencatat mencatat dari sebelah kanannya dan dari sebelah kirinya! [17]

Setiap pikiran (manusia) dilihat (dicatat) oleh seorang pengamat! [18]

Dan mabuknya kematian telah datang, mengungkapkan Kebenaran! Inilah hal sebenarnya yang kamu berusaha lari darinya! [19]

Dan Sangkakala itu (tubuh) ditiup (tindakan meniup terjadi dari dalam ke luar – ruh telah meninggalkan tubuh)! Inilah saat yang terhadapnya kalian diperingatkan! [20]

Setiap jiwa (kesadaran) akan datang dengan seorang pengiring (identitas diri yang dibangunnya melalui kejasmanian) dan seorang saksi (panggilan kesadarannya yang menyuarakan Kebenaran)! [21]

(Akan dikatakan), “Sungguh kamu tidak menyadari akan hal ini (kamu dulu hidup di dalam kepompongmu), dan telah Kami hilangkan darimu hijabmu, maka penglihatanmu, mulai dari saat ini, menjadi tajam.” [22]

Yang menyertai dia (qorin) (tubuh – teman jin) akan berkata, “Ini dia, sudah ada besertaku.” [23]

(Akan dikatakan), “Lemparkanlah ke Neraka setiap orang yang mengingkari realitas yang tetap tidak mau bersyukur!” [24]

“Yang menghalangi setiap kebaikan (berkatian dengan Kebenaran) dan yang ragu.” [25]

Yang membuat tuhan yang lain selain Allah! Lemparkan mereka kedalam penderitaan yang berat!” [26]

Yang menyertai (qorin) dia (sementara kata manusia merujuk kepada kesadaran, kata qorin menunjuk kepada tubuh seseorang atau teman jin-nya) berkata, “Rabb-ku, bukan aku yang membuatnya melampaui batas, dia sendirilah yang berada dalam kesesatan yang jauh.” [27]

(Allah) berkata, “Jangan bertengkar dalam kehadiranKu (tidak ada gunanya bertengkar dalam kehadiranku)! Telah Aku peringatkan kepada kalian tentang apa yang akan datang!” [28]

“Dan keputusanKu tidak akan berubah! Aku tidak menzalimi hamba-hambaKu!” [29]

Pada saat itu Kami akan bertanya kepada Neraka, “Apa sekarang kamu telah penuh?”... (Dia akan mengatakan), “Masih ada lagikah?” [30]

Dan Surga akan didekatkan kepada orang-orang yang dilindungi (takwa)... Bagaimanapun juga, itu tidak jauh dari mereka. [31]

“Inilah yang dijanjikan kepada kalian,” akan dikatan kepada orang-orang yang kembali kepada esensi mereka dan melindungi diri mereka sendiri (bertakwa). [32]

Yaitu orang yang takut kepada yang Rahman yang tidak dilihatnya, dan yang datang dengan keadaan kesadaran yang kembali (kepada esensinya). [33]

Masuklah kedalamnya sebagai salam (mengalami makna Nama Salam)... Inilah kehidupan yang kekal! [34]

Mereka akan mendapatkan apapun yang mereka inginkan di dalamnya, dan bahkan lebih banyak lagi di sisi Kami! [35]

Banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang lebih besar kekuatannya dibanding mereka! Dan mereka mencari tempat (perlindungan) karena ini... Adakah tempat untuk melarikan diri? [36]

Tidak diragukan, peringatan ini adalah untuk orang yang sadar atau orang yang mendengarkan dengan penuh perhatian! [37]

Sungguh, kami menciptakan langit, bumi dan segala sesuatu di antaranya dalam enam tahap! Dan Kami tidak pernah merasa lelah! [38]

Maka, bersabarlah dengan apa yang mereka katakan! Dan bertasbihlah kepada Rabb-mu sebagai Hamd-Nya (memenuhi tujuanmu) sebelum matahari terbit dan sebelum terbenamnya! [39]

Dan bertasbihlah kepadanya di malam hari dan setelah bersujud! [40]

Dan dengarkanlah, pada saat itu, ketika Pemanggil memanggilmu dari dalam! [41]

Pada saat ketika mereka mendengar ledakan dengan Kebenaran! Itulah saatnya keluar (bangkit kepada realitas di luar kepompong)! [42]

Sungguh, Kamilah, ya Kami, yang memberi kehidupan dan mengambil kehidupan! Dan kepada Kamilah tempat kembali! [43]

Pada saat itu, bumi (tubuh) akan tergesa-gesa melepaskan diri dari mereka! Yang demikian itu, bagi Kami, adalah pengumpulan yang mudah. [44]

Karena Kami hadir di dalam diri mereka, Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan! Kamu tidak dapat memaksa mereka terhadap apapun! Peringatkanlah (realitas) dengan Al-Qur’an kepada orang-orang yang takut dengan peringatan Kami mengenai penderitaan. [45]

39 / 119

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini