13. Ar-Ra’d

Demi yang esa yang ditunjuk dengan nama Allah (yang menciptakan keberadaanku dengan Nama-namaNya sesuai dengan makna huruf ‘B’), yang Rahman lagi Rahim.

 

Alif, Lam, Mim, Ra… Ini adalah isyarat-isyarat dari Kitab (ilmu yang disingkap mengenai realitas dan sunnatullah), yang diwahyukan kepadamu dari Rabb-mu sebagai Kebenaran… Tapi kebanyakan manusia tidak mempercayainya. [1]

(Yang Esa yang namanya) Allah adalah HU, yang telah meninggikan langit (dimensi-dimensi yang tidak nampak, di luar materi – kesadaran [ketujuh stasiun diri]) yang tidak ada sesuatu pun padanya dapat kamu lihat (dengan membentuk dimensi-dimensi yang berbeda berdasarkan sistem-sistem persepsi yang berbeda)! Kemudian Dia menempatkan diriNya di atas Singgasana (membuat sifat-sifat dari Nama-nama menguasai semua dimensi tindakan-tindakan)! Dan Dia mendelegasikan Matahari dan Bulan untuk mewujudkan perintahNya; masing-masing melanjutkan fungsinya untuk waktu yang telah ditentukan… Dia membentuk dan mengarahkan (segala) sesuatu dengan perintahNya, Dia yang memunculkan mereka kedalam keberadaan dengan semua rinciannya, agar kalian meraih keyakinan (yakni kesadaran akan manifestasi Nama-nama Rabb kalian di dalam esensi kalian). [2]

Dan HU lah yang membentangkan bumi (membuat materi/tubuh dengan kapasitas untuk membentuk unsur-unsur; ini bukan mengenai bulatnya bentuk bumi, melainkan mengenai kapasitas yang berkaitan dengan bumi dan tubuh, atau dimensi materi secara umum) dan menempatkan di dalamnya gunung-gunung yang terpasang teguh (organ tubuh)dan sungai-sungai (aliran ilmu yang sinambung yang memberi nutrisi kepada kesadaran; sistem syaraf)… Dan dari masing-masing buah (produk) dibuat kembarannya (pasangan individu tanpa bentuk di luar materi)… Dia mengubah malam menjadi siang (mengubah gelapnya kejahilan menjadi pencerahan; penglihatan realitas; dengan ilmuNya)… Sebenarnya, ada banyak isyarat padanya bagi orang-orang yang merenungkannya. [3]

Dan di muka bumi (atau tubuh) ada benua-benua yang berdampingan (atau organ tubuh), dan kebun-kebun anggur dan tanaman pertanian, dan pohon kurma, yang menyendiri atau berkelompok… Semuanya tersirami dan terpelihara (melanjutkan keberadaannya) dengan air yang satu (melalui manifestasi SATU ILMU TUNGGAL di seluruh penciptaan)… Tapi Kami lebihkan beberapa buah-buahan di atas yang lainnya (berdasarkan apa yang mereka berikan). Sungguh, ada isyarat-isyarat padanya bagi orang-orang yang menggunakan akal mereka. [4]

Dan jika kamu heran (pada isyarat-isyarat Kami karena kamu tidak sanggup memahaminya), yang lebih mengherankan adalah perkataan mereka, “Apakah kami akan diciptakan menjadi mahluk yang baru dan terus hidup setelah kami menjadi tanah?”… Mereka lah orang-orang yang mengingkari ilmu bahwa Rabb mereka menyusun esensi mereka (tidak mampu memahami kekekalan mereka karena tersusun dari Nama-nama Allah yang kekal)! Dan mereka adalah orang-orang dengan belenggu di lehernya (terperangkap ide bahwa mereka hanyalah tubuh fisik yang dibuat oleh otak kedua di dalam perut mereka)! Mereka adalah penduduk Neraka (api yang membakar/penderitaan)… Mereka akan tinggal kekal di dalamnya! [5]

Mereka mencari-cari masalah bukannya mengarapkan hal-hal yang baik darimu… (Padahal) banyak kaum (bangsa), yang semestinya telah menerima pelajaran, yang dihukum sebelum mereka. Dan, sungguh, Rabb-mu pemaaf kepada manusia meskipun mereka berbuat zalim… Sungguh, Rabb-mu keras balasannya (dalam melaksanakan akibat yang semestinya dari suatu pelanggaran). [6]

Orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas mengatakan, “Semestinya telah didatangkan mujizat kepadanya dari Rabb-nya!”… Tapi kamu hanyalah pemberi peringatan… Tapi bagi setiap kaum ada Hadi(penuntun kepada realitas). [7]

Allah mengetahui apa yang dikandung setiap perempuan dan apa yang kurang atau lebih dari rahim-rahimnya. Didalam pandanganNya, segala sesuatu di beri kemampuan menurut tujuan penciptaannya. [8]

Dia itu ‘Alim terhadap yang nampak dan yang tidak nampak. Dia itu Khabir (pemilik dari makna-makna tak-hingga) lagi Muta’ali (kekuasaanNya meliputi segala sesuatu). [9]

Baik seseorang menyembunyikan pikirannya ataupun menampakkannya, di dalam kegelapan malam atau pada terangnya siang, semuanya sama saja (bagi Dia)! [10]

Dia memiliki (atas semua manifestasiNya) sistem pengawasan berkelanjutan/tidak-putus (kekuatan-kekuatan – malaikat-malaikat) yang melindungi mereka, dari depan dan belakang, dengan ketetapan Allah… Sungguh, Allah tidak akan mengubah gaya hidup suatu kaum hingga mereka mengubahnya sendiri (pemahaman mereka dan pemikiran mereka terhadap nilai)! Dan jika Allah menghendaki bencana bagi suatu kaum, tidak ada seorang pun bisa menolaknya! Selain Allah, tidak ada teman penolong bagi mereka. [11]

HU lah yang menampakkan kilat kepada kalian (kilasan tiba-tiba di dalam otak kalian) sebagai rasa takut dan harapan bagi kalian, dan yang memunculkan awan-awan tebal (dengan ilmu dan pengetahuan)… (Ayat ini dan ayat berikutnya menggambarkan beragam keadaan manusia melalui perumpamaan-perumpamaan dan simbol-simbol; namun banyak yang mengambilnya secara harfiah dan beranggapan bahwa semua itu merujuk kepada kejadian langit yang sesungguhnya.) [12]

Dan Rad (petir – penemuan-penemuan Manusia Sempurna melalui pemikiran/perenungan introspektif [Manusia Sempurna, Abdulkarim Al Jili]) bertasbih kepadaNya dengan hamd (evaluasi alam jasmaniah yang diciptakan dengan Nama-namaNya, sesuai kehendakNya); dan malaikat-malaikat (kekuatan-kekuatan di dalam manusia dan alam semesta, juga bertasbih kepadaNya dan memenuhi pengabdian mereka kepadaNya) dibawah kekuasaanNya… Sementara mereka berbantahan tentang Allah (dari ide-ide berbasis-ego), Dia mendatangkan halilintar (kilatan ilmu mengenai realitas) dan memungkinkan pengalaman ini kepada siapa yang Dia kehendaki! Dia itu syadidul mihal (pemilik sistem yang disebut sunnatullah, yang dijalankan dengan dahsyat dan tidak dapat diubah atau dihalangi dengan cara apapun). [13]

Kepada HU lah ajakan akan Kebenaran! Mereka yang kepadanya mereka berpaling dan darinya mereka mencari pertolongan selain Allah tidak akan pernah menanggapi mereka (karena mereka tidak pernah ada)(Mereka) bagaikan orang yang merentangkan tangannya untuk mendapatkan air, tapi air tidak akan sampai kepadanya (karena tidak ada kerannya)! Doa orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas hanyalah melakukan perbuatan sesat dan sia-sia! [14]

Dan siapapun di langit dan di bumi (materi dan di luar materi) dan bayang-bayang mereka (keberadaan konseptual mereka – karena keberadaan sejati dan absolut adalah Nama-nama Allah) baik rela maupun terpaksa, bersujud kepada Allah (mereka dalam keadaan berserah-diri mutlak kepada perintah Allah yang menyusun realitas esensial mereka)(Ini adalah ayat sujud.) [15]

Katakanlah, “Siapakah Rabbnya langit dan bumi?” Katakanlah, “Allah”! Katakanlah, “Apakah kalian mengambil sekutu selain Dia, yang tidak dapat memberi manfaat atau bahaya apapun bahkan kepada dirinya sendiri?” Katakanlah, “Dapatkah disamakan yang buta dengan yang melihat? Atau samakah kegelapan dengan Nur (cahaya ilmu)?” Ataukah mereka menyifati sekutu-sekutu terhadap Allah, yang menciptakan seperti Dia menciptakan dan yang memiliki sistem yang menyerupai sistem Allah? Katakanlah, “Allah lah yang menciptakan segala sesuatu… HU itu Wahid lagi Qahhar.” [16]

Dia menurunkan air (sifat-sifat dari Nama-nama) dari langit dan lembah-lembah (komposisi Nama-nama sebagai bentuk-bentuk indivudual) mengalir (sebagai aktivitas intelektual) sesuai kapasitas mereka (jumlah kekuatan-kekuatan di dalam komposisi unik mereka)… Arus derasnya membawa buih yang mengapung (kehidupan material)… Dan dari apa yang mereka panaskan dan lebur di dalam api untuk membuat ornamen dan perhiasan, ada buihnya seperti itu… Tapi buih dibuang sebagai kelebihan yang tidak diperlukan… Demikianlah Allah mengumpamakan kebenaran dan kepalsuan… Adapun yang bermanfaat bagi manusia, maka tetap di bumi… Demikianlah Allah memberikan perumpamaan. [17]

Bagi orang-orang yang menyambut Rabb mereka (yang kembali dengan introspektif kepada realitas esensial mereka)ada (Surga – menjalani manifestasi yang indah dari Nama-nama yang menyusun esensi mereka) yang terbaik/indah… Sedangkan bagi orang-orang yang tidak menanggapi Dia, meskipun mereka telah memiliki semua yang ada di bumi dan yang serupa dengan itu, mereka akan memberikannya untuk menebus diri mereka sendiri (dari derita kehinaan)… Kepunyaan merekalah nantinya hasil hisab-kehidupan terburuk… Tempat berlindung mereka nantinya adalah Neraka… Seburuk-buruknya tempat peristirahatan! [18]

Yang diwahyukan kepadamu dari Rabb-mu adalah Kebenaran. Samakah orang yang dapat melihat kebenaran dengan orang yang buta? Hanya orang-orang yang berakal, yang dapat merenungkannya secara mendalam, yang dapat memahami ini! [19]

Orang-orang (yang sampai kepada realitas) memenuhi perjanjian Allah (hidup sesuai dengan ketentuan ilmu mengenai realitas yang diwujudkan didalam keberadaan mereka oleh Allah) dan mereka tidak memutuskan perjanjian mereka (fitrah alami mereka). [20]

Mereka MENYATUKAN apa yang Allah perintahkan untuk DISATUKAN (keadaan keberadaan dimana ‘diri yang dibuat’ dan ‘diri asal’ disatukan), dan mereka takut kepada Rabb mereka (ketakhinggaan agung dari sifat Nama-nama)dan takut akan hisab yang buruk (akibat tidak memberikan hak dengan semestinya). [21]

Mereka bersabar (dengan keadaan saat ini), dan mencari wajah (hal keberadaan surgawi dimana perwujudan-perwujudan kekuatan-kekuatan agung di dalam realitas esensial seseorang dialami) Rabb mereka, mereka melaksanakan shalat dan mereka memberi dengan ikhlas, secara sembunyi atau terang-terangan dari rejeki yang kami datangkan kepada mereka… Mereka menghapus keburukan mereka dengan (mengikuti) perbuatan-perbuatan baik… Kepunyaan mereka lah tanah air yang akan datang! [22]

(Tanah air yang akan datang adalah) Surga ‘Adn (tingkat keberadaan dimana seseorang secara sadar mengalami kekuatan-kekuatan dari Nama-nama di dalam esensinya)… Mereka akan masuk kesana dalam kesatuan (mengalami realitas yang sama) dengan orang-orang yang mencapai kesalehan (memperbaiki diri mereka sendiri dan hidup secara logis) dari antara bapak-bapaknya, istri-istrinya dan keturunannya… Dan para malaikat akan mendatangi mereka dari setiap pintu (kekuatan-kekuatan yang diperlukan untuk hidup di dalam keadaan keberadaan ini akan teraktivasi didalam diri mereka pada setiap tingkatan)! [23]

(Mereka akan berkata) “Assalamu ‘alaikum (mudah-mudahan kekuatan yang berkaitan dengan Nama Salam teraktifkan didalam diri kalian) sebagai hasil dari kesabaran kalian… Betapa indahnya tanah air penghabisan!” (Kata ‘tanah air’ di dalam Hadits “Cinta seseorang kepada tanah airnya berasal dari keimanan mereka” merujuk pada kata ini.) [24]

Namun orang-orang yang memutuskan (karena pengkondisian mereka atau evaluasi yang keliru terhadap informasi) perjanjian mereka (meskipun terdapat kepatuhan absolut pada fitrah alami mereka sesuai penciptaan) dan orang-orang yang memutuskan apa yang Allah perintahkan untuk menyatukan/menghubungkannya (yakni, orang-orang yang beranggapan bahwa diri yang dibuat terpisah dari diri asalnya) dan orang-orang yang menyebabkan kerusakan di muka bumi (dengan menyalahgunakan tubuh mereka dan terperangkap otak ke dua di dalam perut mereka), mereka lah orang-orang yang akan dijauhkan dari Allah (terlempar jauh dari kekuatan Nama-nama yang dianugerahkan didalam esensi mereka)! Bagi mereka tempat tinggal yang buruk! [25]

Allah menambah rejeki kehidupan kepada siapa yang Dia kehendaki dan menguranginya dari siapa yang Dia kehendaki! Mereka bergembira dan termanjakan oleh hal-hal duniawi, tapi kehidupan dunia hanyalah kesenangan sesaat dibanding kehidupan yang akan datang! [26]

Orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas berkata, “Bukankah seharusnya dia diberi mujizat dari Rabb-nya?”… Katakanlah, “Sungguh, Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menuntun kepada realitas orang-orang yang kembali kepadaNya.” [27]

Mereka adalah orang-orang yang telah beriman dan secara sadar mengalami kepuasan dalam mengingat dan merasakan Allah didalam esensi mereka! Ketahuilah dengan yakin bahwa kesadaran menemukan kepuasan di dalam mengingat Allah (dzikrullah; untuk mengingat realitas esensial diri, atau diri asal, yakni Allah, sebagai penyusun esensi dari segala sesuatu dengan Nama-namaNya)! [28]

Orang-orang yang beriman dan memenuhi ketentuan agama mereka akan memiliki Tuba (pohon Surga) dan kebahagiaan karena mengalami apa yang ada didalam esensi dirinya. [29]

Demikianlah Kami datangkan kamu kepada suatu umat, yang sebelumnya telah banyak umat yang datang dan berlalu, agar kamu membacakan kepada orang-orang yang mengingkari yang Rahman dan memberitahu mereka apa yang telah Kami wahyukan kepadamu… Katakanlah, “Rabb-ku adalah HU! Tidak ada tuhan, hanya ada HU! KepadaNya aku bertawakal dan kepadaNya aku bertaubat dan kembali.” [30]

Bahkan seandainya ada sebuah Qur’an yang dengan (membacanya) gunung-gunung dapat digerakkan, atau bumi dapat dihancurkan berkeping-keping, atau yang mati dapat dibuat berbicara (mereka tetap tidak akan beriman)! Tidak, perintah Allah telah sempurna! Apakah orang-orang yang beriman tidak mengetahui bahwa seandainya Allah berkehendak, Dia tentu telah memungkinkan realisasi dari realitas absolut kepada seluruh manusia! Adapun bagi orang-orang yang mengingkari ilmu realitas, kemalangan tidak akan berhenti menerpa mereka atau mendekati rumah mereka karena perbuatan buruk mereka sendiri… Sampai janji Allah terpenuhi… Sungguh, Allah tidak akan menyalahi janji! [31]

Sungguh, Rasul-rasul sebelum kamu juga dicemoohkan… Aku beri tangguh orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas dan kemudian Aku menangkap mereka… Betapa buruknya penderitaan yang dihasilkan dari perbuatan-perbuatan jahat mereka! [32]

Mereka mempersekutukan Allah padahal Dia lah yang membentuk akibat dari apa yang dihasilkan setiap jiwa… Katakanlah, “Sebutkan nama mereka! Ataukah kalian memberitahu Dia sesuatu di bumi yang Dia tidak mengetahuinya? Ataukah kalian sedang membual?”… Tapi tidak, tipu-daya orang-orang yang mengingkari realitas telah dibuat menyenangkan bagi mereka dan mereka telah terhalang dari jalan (Allah)… Dan barangsiapa disesatkan Allah, tidak ada lagi penuntun menuju realitas baginya! [33]

Ada penderitaan bagi mereka dalam kehidupan duniawi… dan, sungguh, penderitaan di kehidupan yang akan datang akan lebih buruk! Dan tidak akan ada para pelindung dari Allah bagi mereka. [34]

Perumpamaan (metafora) Surga bagi orang-orang yang melindungi dirinya sendiri adalah di bawahnya sungai-sungai mengalir … Buah-buahnya tiada henti dan demikian pula naungannya… Inilah masa depan bagi orang-orang yang melindingi diri mereka sendiri (takwa)… Adapaun bagi orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas, masa depannya adalah api (neraka). [35]

Orang-orang yang kepadanya Kami berikan (sebelum ini) Kitab (ilmu mengenai realitas) bergembira pada apa yang telah disingkapkan kepadamu… namun di antara mereka ada beberapa yang mengingkari sebagiannya… Katakanlah, “Aku hanya diperintahkan untuk mengabdi kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya… KepadaNya lah aku mengajak dan kepadaNya pula tempat aku kembali!” [36]

Dan demikianlah Kami telah mewahyukannya sebagai tuntunan dalam bahasa Arab… Sungguh, jika kamu mengikuti khayalan mereka setelah ilmu datang kepadamu, maka kamu tidak akan pernah mempunyai teman atau pelindung dari Allah. [37]

Sungguh, Kami datangkan Rasul-rasul sebelum kamu dan memberi mereka istri-istri dan keturunan… Mustahil bagi seorang Rasul datang sebagai bukti tanpa seijin Allah (B-iznillah)… Ada ketetapan waktu untuk pembentukan setiap perintah! [38]

Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki atau membentuk (kedalam realitas yang nampak, apa yang Dia kehendaki), dan denganNya lah Induk Kitab (ilmu pokok; ilmu mengenai cara-cara dimana Nama-nama akan mewujud di setiap saat). [39]

Jika Kami tunjukkan kepadamu sebagian dari apa yang Kami janjikan kepada mereka (ketika mereka hidup) atau menyebabkan kamu mati (tanpa menunjukkannya kepadamu, fungsimu tetap tidak akan berubah) tanggung jawabmu hanyalah memberitahukan… Melaksanakan akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan mereka adalah hak kami! [40]

Tidakkah mereka melihat bagaimana kami menggerus/menipiskan tanah (tubuh fisik) dari segala hal (sampai usia lanjut dan mati, atau penipisan global bumi oleh kondisi-kondisi kosmik atau cuaca, atau pengikisan para dualis pada masa itu)… Allah menetapkan (ini) dan tidak ada sesuatu pun yang mengejar (mengatur dan mengubah)ketetapanNya. Dia adalah yang Esa yang membentuk dengan seketika tahap selanjutnya berdasarkan apa yang telah dibentuk. [41]

Orang-orang sebelum mereka pun merencanakan jebakan… Tapi rencana tersebut kepunyaan Allah seluruhnya (rencana mereka melawan diri mereka sendiri, mereka jatuh kedalam perangkap mereka sendiri yang ditetapkan oleh sunnatullah)… Dia mengetahui hasil dari setiap kesadaran! Orang-orang yang mengingkari realitas juga akan melihat kepunyaan siapa tempat tinggal yang akan datang. [42]

Orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas berkata, “Kamu bukanlah seorang Rasul (yang didatangkan Allah)”… Katakanlah, “Cukuplah Allah dan orang-orang yang memiliki ilmu mengenai realitas sebagai Saksi di antara aku dan kalian…” [43]

99 / 119

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini