4 - An-Nisa

"A’udzu billahi minas-syaithoonir-rojiim"

Bismi Llaahi l-raḥmaani l-raḥeem

  1. Hai manusia, lindungilah diri kalian dari Rabb kalian (bertakwalah), yang menciptakan kalian dari diri yang satu (hanya ada konsep tunggal mengenai ‘diri’ yang melekat pada totalitas semua otak. Bergantung pada ekspresi yang berbeda dari otak, diri tunggal ini beragam dalam sifat dan menjadi ‘diri’ yang banyak, yakni identitas yang dibangun. Namun diri asal tetap tunggal, sang Aku utama) dan darinya, pasangannya (diri jasmaniah) dan dibuat dari mereka banyak laki-laki dan perempuan dan menyebarkannya (ke seluruh penjuru bumi)! Lindungilah diri kalian dari Allah (Nama-nama yang menyusun realitas esensial seseorang), yang dengan pertolongannya dan pertolongan yang Rahim (realitas manusia yang dibentuk oleh dimensi Nama-nama) kalian saling meminta satu sama lain. Karena, dengan Nama-namaNya, Allah menjaga kalian dalam pengawasanNya (yang Raqib) di setiap saat.

  2. Berikanlah kepada anak-anak yatim harta mereka; jangan menukar kesucian (realitas esensial kalian) dengan kekotoran (ego). Jangan makan harta mereka dengan mencampurkannya dengan milikmu. Sungguh, yang demikia itu suatu kejahatan yang besar.

  3. Jika kalian tidak memiliki rasa takut untuk bersikap adil terhadap anak-anak yatim (perempuan), maka nikalhilah mereka yang suci (dari dualitas) dua, tiga, atau empat. Tapi jika kalian takut bahwa kalian tidak bisa bersikap adil di antara mereka, maka (cukuplah) satu saja atau dengan apa yang kalian miliki di tangan kalian. (Janganlah tinggal bersama tanpa ikatan nikah.) Inilah pilihan paling sesuai untuk menghindari ketidak-adilan.

  4. Berikanlah mahar kepada perempuan-perempuan dengan kasih-sayang. Jika mereka ingin mengembalikannya kepada kalian dengan murah hati, maka terimalah ia dengan sepenuh hati.

  5. Jangan berikan atau percayakan harta kalian yang Allah serahkan dalam pengelolaan kalian kepada orang yang belum cukup akalnya (terbatas pikirannya, tidak berpikir). Tapi berikanlah kebutuhan kepada mereka darinya, berilah mereka pakaian dan berilah mereka nasihat yang bermanfaat.

  6. Awasilah dan ujilah anak-anak yatim itu hingga mereka mencapai usia nikah. Jika kalian melihat bahwa mereka sudah cukup matang, maka kembalikanlah harta mereka kepada mereka. Jangan terburu-buru memakan harta mereka dengan boros dengan perasaan takut bahwa mereka akan segera dewasa dan mengambil milik mereka. Hendaklah orang yang berkecukupan bersahaja (dan menahan diri dari memakan harta anak yatim) dan hendaklah orang yang miskin hanya mengambil sebatas yang wajar (tanpa melebihi batas). Dan hendaklah ada saksi (untuk menilai tindakan-tindakan kalian) apabila kalian mengembalikan harta mereka kepada mereka. Cukuplah bagi kalian fitur-fitur Nama Hasib dari Nama-nama Allah yang menyusun esensi kalian.

  7. Ada bagian untuk laki-laki dari apa yang orang-tua dan kerabat mereka tinggalkan di belakang (dengan kematian). Ada juga bagian untuk perempuan-perempuan dari apa yang orang-tua dan kerabat mereka tinggalkan di belakang, sedikit ataupun banyak, inilah bagian yang ditetapkan oleh Allah.

  8. Dan apabila kerabat, anak-anak yatim dan orang miskin (yang tidak berhak terhadap warisan) hadir selama pembagiannya, perlakukanlah mereka dengan ramah dan berikanlah sebagian kecil kepada mereka juga...

  9. Hendaklah khawatir dengan Allah seperti kekhawatiran yang mereka rasakan terhadap anak-anak yang bergantung kepada mereka, seandainya mereka harus meninggalkan mereka. Hendaklah mereka takut kepada Allah dan dengan tegas mengatakan kebenaran.

  10. Sungguh, orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim hanyalah mengisi perut mereka dengan api! Api yang menyala-nyala dimana mereka akan berakhir.

  11. Allah memerintahkan kalian mengenai anak-anak kalian sebagai berikut: Bagian laki-laki adalah dua kali bagian perempuan... Tapi jika ada lebih dari dua (anak) perempuan maka tinggalkanlah bagi mereka dua pertiga dari (harta yang ditinggalkan); Jika (pewarisnya) hanya seorang (perempuan), maka setengah harta itu jadi miliknya... Jika yang meninggal meninggalkan anak-anak (juga orang tua), maka bagi masing-masing orang tuanya harus diberikan seperenam harta. Jika dia tidak mempunyai anak dan hanya kedua orang-tuanya pewarisnya, (dalam hal ini) ibunya harus diberi sepertiganya dan bapaknya dua pertiga sisanya... Jika dia meninggalkan saudara kandung, maka ibunya harus diberi seper enam harta yang tersisa setelah dilaksanakan wasiatnya dan dibayar hutang-hutangnya. Mengenai Bapak-bapak kalian dan anak-anak kalian... Kalian tidak bisa mengetahui siapa di antara mereka yang lebih bermanfaat dalam menerima harta kalian. (Inilah sebabnya ini) menjadi kewajiban dari Allah... Sungguh, Allah itu ‘Alim lagi Hakim.

  12. (Bagi laki-laki) setengah dari apa yang ditinggalkan (warisan) istri-istri kalian jika mereka tidak mempunyai anak-anak kalian; tapi, jika mereka mereka mempunyai anak, seperempatnya dari apa yang ditinggalkannya setelah wasiat yang dibuatnya dan hutang yang dipunyainya... Jika (laki-laki itu) tidak mempunyai anak, maka seperempat dari apa yang kalian tinggalkan adalah untuk istri-istri kalian, tapi jika kalian mempunyai anak maka seperdelapan dari apa yang tersisa setelah wasiat (menurut hadits Bukhari dan Muslim wasiat tidak boleh melebihi sepertiga) dan hutang kalian... tapi jika seorang laki-laki atau seorang perempuan tidak meninggalkan orang-tua atau anak, tapi mempunyai seorang saudara laki-laki atau seorang saudara perempuan, untuk masing-masingnya seperenam... Jika dia mempunyai lebih banyak (saudara kandung) maka mereka berbagi pada sepertiga dari apa yang tersisa setelah wasiat atau hutang... (Pembagian) ini tidak boleh menimbulkan mudharat... Ini adalah ketetapan dari Allah... Allah itu ‘Alim lagi Halim.

  13. Ini adalah batasan-batasan yang ditetapkan Allah. Barangsiapa mengikuti Allah dan RasulNya, Dia akan memasukan mereka kedalam Surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Itulah kebebasan yang besar.

  14. Dan barangsiapa membangkang terhadap Allah dan RasulNya dan melanggar batas-batasNya, Dia akan memasukkan mereka kedalam api untuk tinggal kekal di dalamnya. Penderitaan yang menghinakan lah yang akan dia dapatkan.

  15. Datangkanlah empat orang saksi terhadap perempuan-perempuan yang berbuat mesum. Jika mereka (keempatnya) menyaksikan, kurunglah mereka di rumah mereka hingga kematian menjemputnya, atau hingga Allah membuka jalan yang lain bagi mereka (hingga mereka bertaubat).

  16. Dan jika dua orang laki-laki di antara kalian melakukannya, hukumlah mereka. Jika mereka bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka mengikuti kemauan mereka. Karena Allah itu Tawwab lagi Rahim.

  17. Jenis taubat yang diterima Allah adalah apa yang terjadi karena kesalahan yang dilakukan karena kejahilan. Orang-orang itulah yang taubatnya diterima Allah. Allah itu ‘Alim lagi Hakim.

  18. Tidak ada taubat bagi orang-orang yang menghabiskan waktunya untuk berbuat zalim dan pada saat kematiannya dia mengatakan, “Sekarang aku bertaubat!” Dan tidak ada taubat bagi orang-orang yang hidup dengan mengingkari kebenaran lalu bertaubat di akhir nafas mereka! Kami telah menyiapkan penderitaan yang berat bagi mereka.

  19. Hai orang-orang yang beriman, dilarang bagi kalian untuk memaksa menjadi pewaris dari perempuan-perempuan... Jangan menekan mereka dengan maksud mengambil bagian dari apa yang telah kalian berikan kepada mereka (mahar)... Kecuali jika mereka berbuat mesum (dibenarkan dengan kesaksian) secara terang-terangan... Hiduplah bersama mereka dengan adil... Meskipun ada sesuatu yang kalian tidak sukai mengenai mereka, mungkin Allah telah menetapkan banyak kebaikan padanya.

  20. Jika kalian ingin melepaskan salah seorang dari istri-istri kalian dan mengambil yang lain sebagai gantinya, meskipun kalian telah memberikan banyak (mahar) kepada mereka, janganlah mengambilnya lagi (ketika menceraikannya). Kalian tidak dapat melakukan ini dengan menyalahkan atau memfitnah mereka!

  21. Bagaimana bisa kalian mengambilnya kembali setelah kalian saling bercampur satu sama lain dan kalian telah memberikan janji kalian kepada mereka (ketika menikah)?

  22. Janganlah menikahi perempuan-perempuan yang dinikahi ayah-ayah kalian. Kecuali yang telah lalu (kecuali yang telah terjadi di masa lalu). Tidak diragukan ini tidak bermoral dan dibenci. Sungguh kebiasaan yang buruk!

  23. Diharamkan bagi kalian (menikahi): ibu-ibu kalian, anak-anak perempuan kalian, saudara-saudara perempuan kalian, bibi-bibi kalian, anak perempuan dari saudara laki-laki kalian, anak perempuan dari saudara perempuan kalian, ibu susu yang memelihara kalian, saudara perempuan sepersusuan, ibu dari istri-istri kalian, dan anak tiri perempuan dalam pengasuhan (yang lahir) dari istri-istri telah kalian campuri. Tapi jika kalian belum mencampuri ibu dari anak tiri kalian, maka tidak mengapa bagi kalian (untuk menikahinya)... Dan juga diharamkan bagi kalian istri-istri dari anak kandung kalian, dan menikahi dua perempuan bersaudara pada saat yang bersamaan... Kecuali apa yang telah terjadi di masa lalu... Sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim.

  24. Dan wanita yang telah bersuami, kecuali yang kalian miliki (budak perempuan) juga diharamkan. Ini adalah ketetapanNya atas kamu… Dan dihalalkan bagi kalian selain yang demikian mencari isteri-isteri dengan harta yang kalian miliki (untuk dinikahi), sehingga kalian dapat menahan diri dari berzina dan hidup mulia. Kepada perempuan yang kalian nikahi dan yang telah kalian campuri di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya dengan sempurna; dan tidak mengapa bagi kalian untuk memberikan lebih dari ini jika kalian telah saling menyepakatinya. Sungguh, Allah itu ‘Alim lagi Hakim.

  25. Dan barangsiapa diantara kalian tidak mempunyai harta untuk menikahi wanita merdeka lagi beriman, ia boleh menikahi wanita yang beriman dari budak-budak yang kalian miliki. Allah (sebagai realitas esensialmu) mengetahui keimanan kalian; sebagian kalian adalah dari sebagian yang lain, karena itu nikahilah mereka dengan seizin pemilik mereka, dan berilah mereka (mahar) menurut kebiasaan, dengan syarat bahwa mereka menahan diri dari hubungan gelap dan perzinaan, dan hidup sebagai wanita suci… Jika mereka berbuat mesum setelah kalian terikat dalam pernikahan maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka (dengan kasus yang sama)(Kebolehan menikahi budak) itu adalah bagi orang-orang yang takut akan melakukan perbuatan dosa di antara kalian… Namun bersabar lebih baik bagi kalian… Allah itu Ghafur lagi Rahim.

  26. Allah hendak menjelaskan kepada kalian apa yang tidak kalian ketahui, menunjuki kalian kepada amalan-amalan yang baik dari orang-orang sebelum kalian dan memaafkan kesalahan-kesalahan kalian. Allah itu ‘Alim lagi Hakim.

  27. Dan Allah ingin menerima taubat kalian (kesalahan-kesalahan kalian). Namun orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya (godaan jasmaniyah) ingin supaya kalian berpaling sejauh-jauhnya (dari realitas), dalam kesesatan.

  28. Allah hendak meringankan beban kalian. Manusia diciptakan bersifat lemah.

  29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta kalian (tindakan yang tidak disyari’atkan) dengan jalan yang batil meskipun dengan jalan perniagaan yang telah disepakati bersama. Dan janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri (dengan perbuatan salah); Sesungguhnya Allah itu, sebagai pencipta keberadaan kalian dengan Nama-namaNya, Rahim.

  30. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan berbuat buruk, Kami akan menempatkannya di dalam neraka. Hal ini mudah bagi Allah.

  31. Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar (dualitas, pembunuhan, dll), Kami akan menutupi dosa-dosa kecil kalian, dan memasukkan kalian ke tempat yang berkelimpahan.

  32. Dan janganlah kalian iri hati kepada mereka yang Allah lebihkan dari yang lain dengan apa yang Dia berikan dari karuniaNya. Bagi para pria ada bagian dari apa yang mereka usahakan; bagi para wanita juga ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mintalah kepada Allah akan karunia-Nya. Sungguh, Allah itu ‘Alim atas segala sesuatu (sebagai realitas esensi mereka).

  33. Kami tetapkan pewaris-pewaris terhadap apa yang ditinggalkan orangtua dan kerabat. Berikan pula bagian kepada orang-orang yang mengikat perjanjian dengan kalian. Allah adalah saksi terhadap segala sesuatu.

  34. Kaum laki-laki adalah pelindung bagi kaum perempuan. Berdasarkan fitur-fitur Allah yang mewujud dari rahmatNya, sebagian dari mereka memiliki kelebihan dari yang lainnya; mereka menafkahkan sebagian dari harta mereka tanpa berharap imbalan. Wanita-wanita yang saleh bersikap hormat dan taat kepada suaminya. Mereka memelihara hak suami ketika suami mereka tidak ada (tidak berdekatan dengan laki-laki lain ketika sedang sendirian). Nasihatilah istri-istri kalian (bantu mereka untuk mengetahui kesalahan mereka) yang kalian curiga tidak patuh (tak mampu memikul tanggungjawab pernikahan), (jika mereka menentang untuk memahaminya) jauhilah tempat tidur mereka, dan jika hal itu masih belum cukup maka pukullah mereka (sehingga mereka cukup sakit hati). Jika mereka mematuhi kalian, janganlah kalian bertindak lagi terhadap mereka. Sungguh, Allah itu ‘Aliy lagi Kabir.

  35. Jika kalian mengkhawatirkan pertikaian yang terjadi di antara mereka, kirimlah seorang penengah dari keluarga laki-laki dan seorang penengah dari keluarga perempuan. Jika mereka menginginkan perdamaian, Allah akan memudahkannya. Sungguh, Allah itu ‘Alim lagi Khabir. [35]

  36. Mengabdilah kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukan (menduakan) esensi kalian dengan sesuatu apapun (jangan menuhankan atau menghubungkan ketuhanan kepada bentuk keberadaan apapun). Berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan yang jauh, teman seperjalanan, orang-orang yang terlantar dan hamba sahaya kalian (yang kalian miliki). Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.

  37. Mereka kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan mereka menyembunyikan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karuniaNya. Kami telah menyediakan siksa yang menghinakan untuk orang-orang yang mengingkari realitas.

  38. Mereka menghabiskan harta-harta mereka sebagai alat untuk menyombongkan diri, sedangkan mereka tidak beriman kepada Allah, Yang Esa yang menciptakan esensi mereka dengan Nama-namaNya dengan maksud riya kepada manusia dan tidak percaya kepada Allah, yang menciptakan esensi mereka dengan Nama-namaNya, ataupun kepada kehidupan kekal yang akan datang. Barangsiapa dekat dengan Setan, sungguh mempunyai seburuk-buruknya teman.

  39. Apa ruginya jika mereka beriman kepada Allah, pencipta esensi mereka dengan Nama-namaNya, dan kehidupan kekal yang akan datang, dan jika memberikan sebagian rejeki yang telah diberikan Allah kepada mereka? Allah itu, Yang Esa yang menyusun esensi mereka, ‘Alim.

  40. Sungguh, Allah tidak menzalimi siapapun, walau seberat iota pun! Dan jika ada sebuah kebajikan yang dilakukan, Dia melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisiNya (laduni; potensi Nama-nama yang menyusun esensi seseorang).

  41. Akan bagaimanakah keadaan mereka apabila Kami mendatangkan seorang saksi dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu sebagai saksi atas mereka?

  42. Dalam periode itu, orang-orang yang mengingkari realitas dan orang-orang yang membangkang kepada Rasul akan berharap supaya mereka ditelan bumi. Mereka tidak akan dapat menyembunyikan apapun dari Allah.

  43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati shalat sedang kalian tidak mengetahui dengan apa yang kalian lakukan (dalam keadaan mabuk) sehingga kalian sadar dengan apa yang kalian ucapkan, atau kalian dalam keadaan junub hingga kalian mandi besar, kecuali kalian sedang dalam perjalanan. Jika kalian sakit atau sedang dalam perjalanan atau datang dari tempat buang air (toilet) atau kalian telah berhubungan badan dan kalian tidak mendapatkan air (untuk membersihkan diri; berwudlu), maka carilah tanah yang bersih dan usaplah muka dan tangan kalian dengannya. Sungguh, Allah itu ‘Afuw lagi Ghafur.

  44. Tidakkah kamu lihat orang-orang yang telah diberi bagian dari Ilmu mengenai realitas? Mereka membeli kesesatan dan berharap supaya kalian juga tersesat dari jalan kalian (keyakinan kalian).

  45. Tentulah Allah, sebagai pencipta mereka, mengetahui orang-orang yang menjadi musuh kalian. Cukup Allah, Yang Esa yang menyusun esensi kalian dengan Nama-namaNya, bagi kalian dengan NamaNya Waliyy dan Dia akan menolong kalian dari/melalui esensi kalian!

  46. Ada di antara orang-orang Yahudi, yang mengubah makna sebenarnya dari KATA-KATA yang diwahyukan (mereka tidak menjaga keaslian wahyu)… Mereka memainkan lidah mereka untuk membuat konsep yang keliru berkenaan dengan Agama sehingga kata-kata itu menjadi: "Kami mendengar, tetapi kami tidak mau taat”, "Dengarlah, namun jangan terdengar" dan "Raa'ina – pemahamannya terbatas." Sekiranya mereka mengatakan: "Kami mendengar dan taat, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat… Namun Allah telah mengutuk mereka karena pengingkaran mereka terhadap realitas esensi mereka…. Mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil saja.

  47. Hai orang-orang yang telah diberi ilmu mengenai realitas, sebelum Kami menghapus muka-muka kalian dan memutarnya ke belakang (sebelum kami menghapus ilmu kalian dan mengembalikan kalian pada kesesatan sebelumnya), atau mengutuk kalian seperti Kami mengutuk para pelanggar Sabath, datang dan berimanlah pada apa yang telah Kami wahyukan (Qur’an) untuk meneguhkan ilmu mengenai realitas yang telah ada pada kalian… Ketetapan Allah telah terpenuhi.

  48. Sungguh, Allah tidak mengampuni dosa (yang nampak ataupun tersembunyi) syirik (secara langsung atau tidak langsung dengan mengasumsikan adanya ‘yang lain’ selain Allah, baik objek-obyek eksternal [nampak nyata] ataupun ego kita sendiri [diskrit], karenanya memecah realitas tak-mendua), namun Dia mengampuni dosa-dosa yang lebih kecil selain syirik (maa duuna – ‘dosa-dosa yang lebih kecil’ di sini berkonotasi dengan persepsi bahwa tindakan-tindakan itu diprakarsai oleh diri/ego bukannya oleh Allah), bagi siapa yang dikehendaki-Nya… Dan barangsiapa mempersekutukan Allah, realitas esensial dari keberadaannya dengan Nama-namaNya Yang Indah (Billahi), sungguh dia telah melakukan kesalahan dengan membuat fitnah.

  49. Tidakkah kamu lihat orang-orang yang menganggap dirinya bersih (orang Nasrani dan Yahudi yang mengaku bersih meskipun mereka dalam keadaan menduakan)? Tidak (tidak seperti yang mereka kira), Allah membersihkan siapa yang dikehendakiNya dan mereka tidak akan dianiaya sedikitpun.

  50. Perhatikanlah bagaimana mereka berdusta dan memfitnah Allah! Tidak ada kejahatan yang lebih nyata daripada ini.

  51. Tidakkah kamu melihat orang-orang yang telah diberi bagian dari ilmu mengenai realitas? Mereka percaya kepada jibt (berhala yang dianggap memiliki kekuatan) dan thaghut (kekuatan-kekuatan setan) dan mengatakan kepada orang-orang yang mengingkari realitas, “mereka berada di jalan yang lebih benar daripada orang-orang yang beriman”.

  52. Mereka itu orang-orang yang dilaknat Allah (dijauhkan dariNya). Dan barangsiapa dilaknat Allah, tidak ada satu orang pun yang akan menolongnya!

  53. Ataukah mereka memiliki sebagian dari kekuasaan? Meskipun demikian, mereka tidak akan memberikannya kepada manusia walau sebiji sawi sekalipun.

  54. Ataukah mereka tidak dapat menerima dan iri terhadap apa yang telah Allah berikan kepada mereka dari perbendaharaanNya? Sungguh, kami telah memberikan ilmu mengenai realitas dan Hikmah (ilmu sunnatullah) kepada keluarga Ibrahim. Kami telah berikan kepada mereka kekuasaan yang besar.

  55. Sebagian dari mereka ada yang beriman kepada apa yang ada padanya, dan sebagian yang lainnya mengingkarinya. Cukuplah bagi mereka api neraka (penderitaan internal dan eksternal).

  56. Sungguh, akan Kami bakar orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami (manifestasi Nama-nama yang ada dalam esensi mereka) di dalam neraka, sehingga mereka bisa merasakan penderitaan yang lebih. Setiap kali kulit-kulit mereka hangus (karena ketergantungan mereka kepada hal-hal eksternal), akan kami ganti dengan kulit-kulit (eksternalitas) yang baru. Sungguh, Allah itu Aziz lagi Hakim.

  57. Bagi orang-orang yang beriman dan melakukan hal-hal yang diwajibkan dari keyakinan mereka, akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Kekal mereka di dalamnya. Di dalamnya, mereka akan mempunyai pasangan, yang disucikan (dari karakter-karakter setan). Akan Kami tempatkan mereka di tempat yang benar-benar teduh (lingkungan yang jauh dari panasnya api atau kondisi yang tidak nyaman).

  58. Sungguh, Allah memerintahkan bahwa kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menetapkan hukum di antara manusia secara adil (dengan memberikan kepada setiap orang hak-hak mereka). Betapa baiknya nasihat yang Allah berikan kepada kalian. Sungguh, Allah itu Sami’ lagi Bashir.

  59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan Ulil Amri (mempunyai otoritas untuk menetapkan hukum berdasarkan ilmu mengenai realitas dan sunnatullah) di antara kalian … Jika kalian berselisih tentang sesuatu – jika kalian beriman kepada Allah dan kehidupan kekal yang akan datang - maka kembalikanlah hal itu kepada Allah dan Rasul-Nya… Itu lebih baik dan lebih tepat penilaiannya (untuk menyelesaikan masalah dengan benar).

  60. Tidakkah kamu lihat orang-orang yang menganggap telah beriman kepada apa yang diwahyukan kepadamu dan kepada apa yang diwahyukan sebelum kamu.. Meskipun telah diperintahkan untuk mengingkarinya, mereka hendak mengangkat Thaghut sebagai perantara di antara mereka… Setan berkeinginan untuk menyesatkan mereka sejauh-jauhnya sehingga mereka tidak akan pernah bisa kembali.

  61. Apabila dikatakan kepada mereka, "Patuhlah kepada apa yang telah Allah wahyukan dan kepada Rasul." Akan kamu lihat orang-orang munafik berpaling dan menjauh dari kamu.

  62. Namun apabila musibah menimpa mereka akibat perbuatan-perbuatan mereka, mereka berkata, "Billahi (demi realitasnya Allah), kami tidak bermaksud apapun selain kebaikan dan perdamaian."

  63. Mereka itu orang-orang yang Allah tahu apa yang ada di dalam hati mereka. Jangan pedulikan perkataan mereka, berilah mereka nasihat dan ingatkan mereka tentang realitas diri mereka dengan cara yang jelas dan terang.

  64. Telah kami wahyukan kepada setiap Rasul untuk mereka taati dengan seizin Allah. Andai saja mereka datang kepadamu setelah menganiaya diri mereka sendiri dan memohon ampunan dari Allah, dan jika Rasul telah memohonkan ampunan bagi mereka, tentulah mereka akan mendapati bahwa Allah itu Tawwab lagi Rahim.

  65. Tapi tidak demikian! Demi Rabb-mu, hingga mereka mengangkatmu sebagai penengah untuk perselisihkan-perselisihan di antara mereka, dan taat sepenuhnya kepada putusanmu tanpa merasa keberatan (penolakan) sedikit pun di hati mereka, mereka tidak akan beriman

  66. Seandainya kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah diri kalian sendiri” (siap mati untuk Allah) atau “keluarlah kalian dari rumah-rumah kalian", mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. Andai saja mereka mengikuti nasihat yang diberikan kepada mereka, tentulah akan lebih baik dan lebih sehat bagi mereka.

  67. Dan pasti telah Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi (ladun) Kami.

  68. Dan tentulah telah kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.

  69. Barangsiapa menaati Allah dan Rasul, mereka itu akan menjadi teman para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh, yang diberkati Allah. Dan mereka itulah sebaik-baiknya teman.

  70. Karunia ini dari Allah. Cukuplah Allah bagi mereka, realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya.

  71. Hai orang-orang yang beriman, berhati-hatilah, pergilah ke medan perang dalam kelompok-kelompok atau secara bersama-sama.

  72. Sungguh, ada di antara kalian yang enggan berangkat (ke medan pertempuran). Sehingga jika kalian ditimpa musibah, ia berkata, "Terimakasih ya Allah aku tidak bersama mereka, Allah telah menolongku”.

  73. Dan jika pertolongan (dan keberhasilan) dari Allah sampai kepada kalian, dia berkata, "Andai saja aku ada bersama-sama mereka sehingga bisa ikut merasakan keberhasilan mereka," seolah tidak ada alasan lain bagi kedekatan di antara dia dan kalian.

  74. Hendaklah orang-orang yang mau meninggalkan kehidupan dunia demi kehidupan kekal yang akan datang, berperang di jalan Allah. Barangsiapa berperang dan gugur atau mendapat kemenangan di jalan Allah, akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.

  75. Mengapa kalian tidak mau berperang untuk membela orang-orang yang lemah, laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri yang penduduknya zalim ini dan berilah kami pelindung dan kemenangan dari sisi (ladun) Engkau".

  76. Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah. Sedangkan orang-orang yang mengingkari realitas berperang karena dorongan Setan. Sebab itu perangilah kawan-kawan Setan. Sungguh, perangkap Setan itu lemah.

  77. Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang diberitahu, "Hindarilah hal-hal yang buruk, dirikanlah sholat dan bayarlah zakat"? Namun ketika berperang diwajibkan kepada mereka, sebagian dari mereka takut kepada manusia seperti segan dan takutnya mereka kepada Allah, bahkan lebih dari itu… Mereka berkata, "Ya Rabb, mengapa Engkau wajibkan kami untuk berperang? Andai saja Engkau menangguhkannya untuk beberapa lama lagi"… Katakanlah: "Kesenangan dunia ini hanya sebentar! Kehidupan kekal yang akan datang itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa… Kalian tidak akan dianiaya seujung rambut pun (sekecil apapun).

  78. Kematian akan menemukan kalian dimanapun kalian berada, meskipun kalian berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh… Namun jika kebaikan menghampiri mereka, mereka mengatakan, "Ini adalah dari Allah"; dan jika keburukan menimpa mereka, mereka mengatakan, "Ini dari kamu". Katakanlah, "Semuanya dari Allah!". Mengapa orang-orang itu tidak berusaha memahami realitasnya?

  79. Kebaikan apapun yang datang kepadamu adalah dari Allah, namun keburukan apapun yang menimpamu adalah dari dirimu sendiri (karena mengikuti keyakinan-keyakinan yang kamu kondisikan, termasuk ‘nilai-nilai moral’ yang telah kamu akui). Kami telah mewahyukan kepadamu sebagai Rasul bagi umat manusia. Cukuplah Allah, sebagai esensimu dengan Nama-namaNya, sebagai Saksi bagimu.

  80. Barangsiapa menaati Rasul, realitasnya ia menaati Allah! Dan barangsiapa berpaling (itu terserah dia), Kami tidak mewahyukan kepadamu (sebagai penjaga) bagi mereka.

  81. "Ya," kata mereka. Tapi setelah kamu berlalu dari mereka, sekelompok dari mereka mulai merencanakan hal-hal untuk menentang apa yang kamu katakan di malam itu. Allah mencatat rencana mereka! Berpalinglah dari mereka dan yakinlah kepada Allah, serahkan urusanmu kepadaNya! Cukuplah fitur Wakil Allah di dalam esensimu, sebagai perantara.

  82. Apakah mereka tidak merenungkan al-Quran secara mendalam? Sekiranya al-Quran itu berasal dari selain Allah, sudah pasti banyak pertentangan di dalamnya!

  83. Apabila mereka menerima berita-berita tentang keamanan mereka atau sesuatu yang membuat mereka ketakutan, dengan segera mereka menyebarkannya. Andai saja mereka bertanya kepada Rasul atau orang yang berwenang (Ulil Amri), mungkin mereka telah menemukan kebenaran dari masalah itu. Jika bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, kecuali sebagian kecil saja dari kalian, kebanyakan dari kalian tentunya telah mengikuti Setan (dalam hal ini).

  84. Berperanglah di jalan Allah! Kamu tidak bertanggungjawab kecuali kepada dirimu sendiri! Kobarkanlah semangat para mukmin, mudah-mudahan Allah melemahkan kekuatan orang-orang yang mengingkari realitas. Kekuatan Allah itu, dan akibat dari perbuatanNya, jauh lebih dahsyat.

  85. Barangsiapa menjadi penyebab kebaikan akan mendapat bagian dari kebaikan itu. Dan barangsiapa menjadi penyebab keburukan akan mendapat bagian dari keburukan itu… Allah itu Muqit atas segala sesuatu.

  86. Apabila seseorang menyambut kalian dengan suatu sambutan, balaslah ia dengan sambutan yang lebih utama atau yang sepadan dengannya. Sungguh, Allah itu Hasib atas segala sesuatu (menjalankan akibat-akibat dari semua yang mewujud).

  87. Allah adalah HU, tidak ada tuhan atau ketuhanan, hanya ada HU! Sungguh, Dia akan mengumpulkan kalian di periode kiamat, yang kedatangannya tidak diragukan sedikit pun. Dan siapakah yang pernyataannya bisa lebih benar dari pernyataan Allah!

  88. Mengapa kalian terbagi menjadi dua kelompok dalam menghadapi orang-orang munafik, pada saat Allah telah membuat mereka mundur karena kelakuan buruk mereka? Apakah kalian mengira kalian dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barangsiapa disesatkan Allah, sekali-kali kalian tidak akan menemukan jalan baginya.

  89. Mereka ingin supaya kalian mengingkari realitas sebagaimana mereka mengingkarinya sehingga kalian menjadi sama seperti mereka... Maka janganlah kalian menjadikan mereka sebagai teman hingga mereka meninggalkan kezaliman dan keburukan... Jika mereka berpaling (sebagai musuh), kejar dan bunuhlah mereka di mana pun kalian menemukan mereka… Jangan jadikan mereka sebagai teman dan penolong.

  90. Kecuali terhadap orang-orang yang meminta perlindungan kepada suatu kaum yang antara kalian dan kaum itu telah ada perjanjian, atau yang datang kepada kalian dengan susah hati karena mereka tidak ingin memerangi kalian atau kaumnya sendiri... Jika saja Allah menghendaki, tentu Dia telah mengirim mereka untuk menyerang dan memerangi kalian… Maka jika mereka membiarkan kalian, tidak memerangi kalian serta menawarkan perdamaian kepada kalian, maka Allah tidak mengijinkan kalian untuk mengganggu mereka.

  91. Di sisi lain, kalian akan menemukan beberapa orang yang menginginkan keamanan dari kalian dan dari kaumnya sendiri… Setiap kali mereka menghadapi situasi yang menjadi jalan cobaan, mereka terperanjat… Maka jika mereka tidak membiarkan kalian, tidak menawarkan perdamaian kepada kalian, serta tidak menahan tangan mereka dari kalian, kejar dan bunuhlah mereka dimanapun kalian menangkapnya… Terhadap orang-orang itu, Kami telah beri kalian kekuasaan yang nyata atas mereka.

  92. Seorang mukmin tidak membunuh mukmin lainnya, kecuali tidak sengaja… Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tidak sengaja, maka ia harus memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar ganti-rugi kepada keluarga si terbunuh, kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) membebaskannya (melepaskan hak mereka terhadap si pembunuh)… Jika (si terbunuh) orang beriman tapi dari kaum yang bermusuhan dengan kalian, maka (si pembunuh) harus membebaskan hamba sahaya yang beriman… Namun jika (si terbunuh) berasal dari kaum yang ada perjanjian damai antara mereka dengan kalian, maka (si pembunuh) harus membayar ganti-rugi kepada keluarga si terbunuh serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman… Dan barangsiapa tidak bisa membayar ganti-rugi, maka harus berpuasa dua bulan berturut-turut, sebagai pertaubatan kepada Allah… Allah itu ‘Alim lagi Hakim.

  93. Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya adalah neraka, kekal ia di dalamnya. Allah murka kepadanya, mengutuknya serta menyediakan azab yang pedih baginya.

  94. Hai orang-orang yang beriman… Apabila kalian pergi berperang di jalan Allah, selidikilah dengan baik, dan jika seseorang mengucapkan salam (ingin menciptakan kedamaian) kepada kalian janganlah kalian mengatakan, "Kamu bukan seorang mukmin”, dengan maksud mencari harta benda kehidupan duniawi… Ada banyak harta di sisi Allah… Seperti itulah keadaan kalian sebelumnya, lalu Allah menganugerahkan pertolonganNya kepada kalian… Karena itu, telitilah dengan baik... Sungguh Allah itu, sebagai pencipta apa yang kalian lakukan, Khabir.

  95. Tidaklah sama antara orang-orang yang tinggal di rumah (tidak ikut berperang tanpa alasan yang sah) dengan orang-orang yang berperang di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka (rasa kedirian mereka)… Allah telah menaikkan derajat orang-orang yang berjuang dengan harta dan jiwa mereka di atas orang-orang yang tinggal di rumah. Allah telah memberikan yang terbaik kepada mereka semua… Namun Allah lebih suka dengan orang-orang yang berjuang di dalam urusanNya dibanding orang-orang yang tinggal di rumah, dengan memberi pahala yang besar.

  96. Derajat yang tinggi, ampunan serta rahmat (yang telah Dia diberikan). Allah itu Ghafur lagi Rahim.

  97. Sungguh, malaikat berkata kepada orang-orang yang sedang berbuat salah kepada diri mereka sendiri ketika mereka diwafatkan, "Dalam keadaan bagaimana kalian tadi?" (mengapa kalian berada dalam keadaan berbuat salah kepada diri kalian sendiri?). Mereka berkata, "Kami lemah dan tidak berdaya di muka bumi"… (Para malaikat) berkata, "Apakah bumi Allah tidak cukup luas untuk kalian berhijrah di dalamnya?"… Tempat hijrah mereka adalah neraka… Akhir yang amat buruk!

  98. Kecuali mereka yang tidak mempunyai kemampuan untuk berhijrah – pria yang tidak berdaya, wanita dan anak-anak.

  99. Kiranya Allah akan memaafkan mereka. Allah itu ‘Afuw lagi Ghafur.

  100. Barangsiapa berhijrah (dari tanah dimana dia tertindas) di jalan Allah (berdasarkan ayat ‘larilah menuju Allah’; berhijrah menuju realitas esensialmu), akan menemukan tempat yang amat luas di muka bumi ini… Barangsiapa meninggalkan rumahnya dengan berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya (dengan realitas yang disingkap oleh mereka), kemudian mati dalam perjalanannya ini, maka balasan baginya adalah dari Allah. Dan Allah itu Ghafur lagi Rahim.

    Not:

    Di sini kami mencoba menyoroti makna batin bersamaan dengan konotasi fisik yang nampak jelas dari ayat ini.

  101. Dan apabila kalian sedang bepergian melintasi bumi, maka tidak berdosa jika kalian meringkas sholat kalian jika kalian takut dicelakai orang-orang yang mengingkari realitas. Sungguh, orang-orang yang mengingkari atau menyembunyikan realitas itu adalah musuh yang nyata bagi kalian.

  102. (Rasul-Ku), ketika kamu berada di antara mereka (namun dalam keadaan bahaya) dan memimpin mereka shalat, maka hendaklah sekelompok dari mereka berdiri shalat di sampingmu dengan menyandang senjata… Apabila mereka bersujud, hendaklah sekelompok yang lain berdiri di belakang kalian berjaga-jaga… Kemudian kelompok lain ini, yang belum shalat, maju ke depan dan melaksanakan shalat bersamamu… Hendaklah mereka tetap waspada dan menyandang senjata... Orang-orang yang mengingkari realitas ingin supaya kalian lengah terhadap senjata dan harta benda kalian sehingga mereka bisa menyerbu kalian dengan tiba-tiba. Namun jika kalian kesusahan karena hujan atau sakit, tidak apa-apa menanggalkan senjata… (Namun) kalian harus tetap waspada... Sungguh, Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang yang mengingkari realitas.

  103. Apabila kalian telah menyelesaikan shalat (dalam keadaan bahaya), ingatlah Allah ketika sedang berdiri, sedang duduk atau sedang (berbaring) di sisi-sisi tubuh kalian (yakni merasakan Dia pada keberadaan kalian di setiap waktu)… Apabila kalian telah merasa puas dalam mengingatnya (dzikir), maka dirikanlah shalat (untuk merasakan esensi shalat sebagaimana mestinya dengan sensitivitas serta daya cerap yang dipicu oleh dzikir). Sungguh, rasa shalat pada waktu-waktu khusus telah ditetapkan pada mereka yang beriman.

  104. Janganlah kalian berhati lemah dalam mengejar musuh... Jika kalian merasakan penderitaan, merekapun merasakan hal yang sama… Namun kalian dapat berharap kepada Allah sedangkan mereka tidak… Allah itu ‘Alim lagi Hakim.

  105. Sungguh kami telah mewahyukan ilmu mengenai realitas kepadamu supaya kamu mengadili manusia dengan Kebenaran yang Allah tunjukkan kepadamu. Janganlah kamu membela para pengkhianat.

  106. Mohon ampun lah kepada Allah. Sungguh, Allah itu Ghafur lagi Rahim.

  107. Janganlah kamu membela orang-orang yang mengkhianati dirinya sendiri! Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu mengkhianati dirinya sendiri.

  108. (Orang-orang munafik yang bermuka dua) dapat bersembunyi dari manusia tapi tidak dari Allah! Dia ada beserta mereka (menurut faham tasawwuf menunjuk kepada kesatuan keberadaan bahwa Allah menciptakan setiap iota dengan Nama-namaNya) ketika mereka membuat rencana rahasia di malam itu, rencana yang Allah tidak sukai. Allah itu Muhit terhadap apa yang mereka kerjakan!

  109. Kalian bisa membela mereka dalam kehidupan duniawi, namun siapakah yang akan membela mereka selama periode Kiamat, dan siapakah yang akan mewakili mereka?

  110. Barangsiapa melakukan kejahatan atau mendzalimi dirinya sendiri (karena ego-nya, dengan menetapkan dirinya sebagai keberadaan terpisah; dualitas), kemudian (menyadari kesalahannya) bertaubat kepada Allah, Allah itu Ghafur lagi Rahim (Dia mengampuni dan memungkinkan kita merasakan keindahan dari rahmatNya).

  111. Dan barangsiapa melakukan dosa, akibatnya hanya untuk dirinya sendiri (bukan untuk orang lain)! Allah itu ‘Alim lagi Hakim.

  112. Barangsiapa bersalah atau mengerjakan dosa, kemudian menuduhkannya kepada orang yang tidak berdosa, sungguh ia telah membuat fitnah yang nyata dan melakukan pelanggaran yang buruk.

  113. Sekiranya bukan karena karunia Allah kepadamu dan rahmatnya “HU”, tentulah segolongan dari mereka telah berupaya menyesatkanmu… Akan tetapi mereka hanya menyesatkan dirinya sendiri! Mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun! Dan Allah mewahyukan (dari dimesi Nama-nama kepada kesadaranmu) Kitab (ilmu mengenai realitas) dan Hikmah (Ilmu agama dan sunnatullah) kepadamu, dan mengajarimu apa yang tidak kamu ketahui… Karunia Allah kepadamu sangat besar.

  114. Tidak ada kebaikan pada kebanyakan perkumpulan dan interaksi (pribadi) mereka! Kecuali perkumpulan dengan kegiatan menolong orang lain, yang bermanfaat atau perdamaian (dan berbagai aktivitas serupa yang bermanfaat). Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, Kami akan memberinya pahala yang besar.

  115. Barangsiapa menentang Rasul setelah realitas nampak jelas; Kami akan meninggalkannya di jalannya dan menuntunnya ke neraka! Seburuk-buruknya tempat kembali (tujuan).

  116. Sungguh Allah tidak mengampuni dosa syirik (dualitas) terhadapNya! Namun Dia mengampuni kesalahan-kesalahan yang lebih kecil selain ini (pelanggaran tanpa menduakanNya), kepada siapa yang dikehendakiNya… Dan barangsiapa melakukan syirik (dualitas, menganggap ada keberadaan terpisah selain Dia) kepada Allah (Billahi), pencipta seluruh keberadaan dengan Nama-namaNya, sungguh ia telah jatuh kepada keyakinan sesat sejauh-jauhnya (dari realitas)!

  117. Mereka yang berpaling kepada selain Allah hanyalah berpaling kepada berhala-berhala wanita yang mati untuk menggantikanNya, karenanya mereka tidak berpaling kecuali kepada Setan yang selalu durhaka (ego)!

  118. Allah telah mengutuk (Iblis)…Karena Iblis telah berkata, “Sungguh aku akan menjadikan sebagian dari kalian sebagai hamba-hambaku”…

  119. “Dan sungguh aku akan menyesatkan mereka, dan aku akan membangkitkan di hati mereka hasrat-hasrat (buruk, jasmaniyah, angan-angan kosong), dan akan aku perintahkan agar mereka memotong telinga-telinga ternak (sebagai kurban), dan akan aku perintahkan agar mereka mengubah ciptaan Allah.” Dan siapapun yang meninggalkan Allah dan mengambil Setan (godaan jasmaniyah; ego) sebagai tuannya, sudah pasti menderita kerugian yang besar.

  120. Setan memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan harapan dan keinginan palsu di hati mereka. Namun Setan tidak menjanjikan apapun kecuali tipuan belaka.

  121. Tempat akhir orang-orang semacam itu adalah neraka (keadaan menderita)! Dan mereka tidak bisa berlari darinya.

  122. Bagi mereka yang beriman dan menjalani hidup sesuai dengan keyakinan mereka (mengerjakan amal-amal saleh), akan Kami masukkan kedalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya… Mereka akan kekal di dalamnya (sebagai akibat perwujudan Nama-nama Allah)… Inilah sebenar-benarnya janji Allah! Adakah yang lebih benar janjinya dibanding Allah?

  123. (Sunnatullah – sistem dan tatanan Allah) bukanlah menurut angan-angan kalian, atau angan-angan dari orang-orang sebelum kalian yang telah diberi ilmu mengenai realitas (dan yang telah gagal untuk mengapresiasinya!). Barangsiapa berbuat salah, akan merasakan akibatnya! (Dan setelah itu) ia tidak akan menemukan pelindung atau penolong selain Allah!

  124. Siapapun, yang beriman, yang mengerjakan kebaikan, baik laki-laki ataupun perempuan, mereka akan dimasukkan ke surga, satu iota pun dari kebaikan mereka tidak akan hilang.

  125. Siapakah yang pemahaman agamanya lebih baik dibanding ia yang mengikuti umat Ibrahim sebagai orang-orang yang mengerjakan kebaikan (dengan pemahaman bahwa keberadaannya adalah manifestasi dari Nama-nama Allah) dan berserah diri kepada Allah (tanpa konsep ketuhanan, dengan kesadaran untuk mengabdi hanya kepada Allah saja) dan sebagai seorang yang Hanif! Allah menjadikan Ibrahim sebagai teman dekatnya (Khalil; Ibrahim dikaruniai dengan stasiun Khullat) (Informasi lebih banyak mengenai topik ini dapat ditemukan dalam Manusia Sempurna karya Abdulkarim Al-Jili).

  126. Apapun yang di langit dan yang di bumi adalah untuk Allah (untuk manifestasi makna-makna yang ditunjuk oleh Nama-namanya). Allah itu, sebagai pencipta segala sesuatu dengan Nama-namaNya, Muhit.

  127. Mereka meminta aturan hukum mengenai para wanita… Katakanlah: "Allah telah memberikan kepada kalian aturan mengenai mereka!” Telah dibacakan kepada kalian bahwa kalian tidak memberikan hak-hak yang ditetapkan bagi gadis-gadis yatim tapi kalian berkeinginan untuk menikahi mereka, dan bahwa kalian mesti adil kepada mereka dan anak-anak yatim… Kebaikan apapun yang kalian kerjakan, Allah sudah pasti’Alim akan hal itu (Karena Dia lah pencipta kebaikan yang kalian kerjakan).

  128. Jika seorang wanita khawatir dengan perlakuan buruk suaminya atau bahwa ia akan mengabaikannya, maka tidak salah jika mereka mengupayakan perdamaian… Perdamaian adalah hal yang terbaik; sang diri (identitas ego) cenderung ambisius… Jika kalian mengerjakan kebaikan dan melindungi diri sendiri, pasti Allah Khabir terhadap apa yang kalian kerjakan (sebagai pencipta mereka).

  129. Sekeras apapun kalian berusaha, kalian tidak akan pernah bisa berbuat adil kepada isteri-isteri kalian! (Setidaknya) berusahalah untuk tidak mengabaikan yang lainnya walau harus memberi perhatian lebih kepada salah satunya! Jika kalian adil dan melindungi diri sendiri, sungguh Allah itu Ghafur lagi Rahim.

  130. Jika (pasangan suami-istri) memutuskan untuk bercerai, Allah akan mencukupi mereka dari perbendaharaanNya yang berlimpah, Allah tidak akan membiarkan mereka saling bergantung kepada yang lainnya. Allah itu Wasi lagi Hakim.

  131. Apapun yang di langit dan di bumi adalah untuk Allah (untuk manifestasi fitur-fitur yang ditunjuk oleh Nama-namaNya Yang Paling Indah)! Kami menasihati kalian dan orang-orang sebelum kalian, “Lindungilah diri kalian sendiri dari Allah (bertakwalah)”… Jika kalian mengingkari realitas (ketahuilah bahwa) apapun yang ada di langit dan di bumi benar-benar untuk Allah! Allah itu Ghani lagi Hamid.

  132. Apapun yang ada di langit dan di bumi adalah untuk Allah (untuk melihat makna-makna yang ditunjuk oleh Nama-nama Yang Paling Indah)! Cukuplah Allah bagimu sebagi Wakil, Yang Esa yang menciptakanmu dari Nama-namaNya.

  133. Wahai manusia, jika Dia berkehendak, Dia bisa melenyapkan kalian dan mendatangkan yang lain sebagai gantinya! Allah berkuasa (memiliki kekuatan) untuk melakukan itu!

  134. Barangsiapa menghendaki perbendaharaan dunia ini, ketahuilah bahwa perbendaharaan dunia ini dan kehidupan kekal yang akan datang adalah dari Allah. Allah itu Sami’ lagi Bashir.

  135. Wahai orang-orang yang beriman, bersikap teguhlah dalam menegakkan keadilan! Bersaksilah di jalan Allah meskipun terhadap kerabat atau orang-tua kalian, baik kaya ataupun miskin; karena hak Allah lebih tinggi dibanding keduanya! Maka, janganlah mengikuti pengkondisian palsu kalian untuk menegakkan keadilan! Jika kalian menyimpangkan realitas, sungguh Allah itu, sebagai pencipta tindakan-tindakan kalian, Khabir.

  136. Wahai orang-orang yang telah beriman, berimanlah kepada Allah, dan RasulNya, dan kepada apa yang Dia wahyukan kepada RasulNya (dari dimensi Nama-nama kepada kesadarannya) dan kepada orang-orang yang datang sebelum kalian, sesuai dengan makna yang dimaksud oleh huruf B (Aminu Billahi)… Barangsiapa menutup-nutupi (mengingkari) Allah, pencipta segala sesuatu dengan Nama-namaNya, Malaikat-malaikatNya (kekuatan-kekuatan yang mewujudkan makna-makna dari Nama-namaNya), Kitan-kitabNya (ilmu realitas yang Dia singkap), Rasul-rasulNya dan kehidupan kekal yang akan datang, sungguh telah tersesat jauh dari keyakinannya.

  137. Sesungguhnya, mereka yang (mula-mula) beriman kemudian ingkar, kemudian beriman lagi (untuk sementara waktu) dan kemudian ingkar (lagi) dan semakin bertambah keingkarannya, Allah tidak akan memaafkan mereka atau memberi petunjuk kepada mereka.

  138. Kabarkanlah kepada orang-orang yang bermuka-dua (munafik) mengenai penderitaan berat yang menanti mereka!

  139. Apakah orang-orang yang meninggalkan para mukmin dan berteman dengan orang-orang yang mengingkari realitas berharap untuk mendapatkan kemuliaan dengan mereka? Seluruh kemuliaan hanyalah kepunyaan Allah.

  140. Telah diwahyukan kepada kalian ilmu ini: Janganlah duduk dalam lingkungan dimana ayat-ayat Allah diingkari atau dibicarakan dengan tidak sepatutnya; hingga mereka mengalihkan pembicaraan! Jika tidak, kalian sama saja dengan mereka. (ayat ini mesti dievaluasi dengan mengingat kebenaran ilmiah dari ‘neuron-neuron cermin.’ Ayat ini jelas merupakan sebuah mujizat dipandang dari temuan moderen pada 1500 tahun yang lampau!) Allah akan menggiring si muka-dua (munafik) dan orang-orang yang mengingkari realitas ke dalam neraka.

  141. Mereka mengawasi apa yang akan terjadi pada dirimu… Jika Allah memberi kalian kemenangan, mereka akan mengatakan, “Bukankah kami beserta kalian juga?” Jika keberhasilan menghampiri orang-orang yang ingkar, mereka berkata, “Bukankah kami mengungguli kalian, bukankah kami telah melindungi kalian dari orang-orang beriman?” Allah akan memberi keputusan di antara kalian selama periode Kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang-orang yang mengingkari realitas untuk bertindak terhadap orang-orang yang beriman.

  142. Orang-orang munafik mencoba menipu Allah, (sedangkan) Allah mengembalikan hasil tipuan itu kepada mereka! Ketika mereka mendirikan shalat, mereka berdiri dengan malas, dengan maksud riya kepada orang lain, dan sedikit sekali mereka mengingat Allah.

  143. (Orang-orang yang berwajah dua) ragu-ragu di antara kedua pihak! Tidak termasuk golongan orang-orang beriman, ataupun orang-orang yang ingkar! Dan kamu tidak akan pernah bisa menemukan jalan bagi mereka yang disesatkan Allah (dalam keyakinan)!

  144. Hai orang-orang yang beriman, janganlah meninggalkan orang-orang yang beriman dan berteman dengan orang-orang yang mengingkari realitas! Apakah kalian ingin mengajukan kepada Allah alasan kuat yang akan melawan diri kalian sendiri (dengan perilaku ini)!

  145. Sungguh mereka yang bermuka-dua (munafik) berada di dasar yang paling dalam dari api neraka! Dan tidak akan pernah ada penolong bagi mereka!

  146. Kecuali mereka yang (menyadari kesalahan mereka dan) bertaubat, memperbaiki sikap mereka, berpegang teguh kepada Allah dengan realitas esensial mereka, dan membersihkan pemahaman mereka terhadap keyakinan di jalan Allah… Mereka bersama orang-orang yang beriman. Dan kepada orang-orang yang beriman, Allah akan memberikan pahala yang besar.

  147. Untuk apa Allah mesti membuatmu menderita jika kamu bersyukur dan beriman? Allah itu Syakir lagi ‘Alim.

  148. Kecuali oleh mereka yang teraniaya, Allah tidak menyukai ucapan dengan perkataan yang menyinggung! Allah itu Sami’ lagi ‘Alim.

  149. Baik kalian mengungkapkan atau menyembunyikan suatu kebaikan, ataupun kalian memaafkan suatu keburukan; Allah itu ‘Afuw lagi Qadir.

  150. Mereka yang mengingkari Allah dan Rasul-rasulNya ingin memisahkan Allah dan Rasul-rasulNya. Mereka berkata, “Kami percaya pada sebagiannya dan mengingkari sebagian yang lain.” Mereka ingin mengambil posisi di antaranya. (Cara lain untuk memandang hal ini adalah: Mereka ingin menolak realitas dan konsep ‘pewahyuan.’ Yang merupakan manifestasi Nama-nama Allah, dan sebagai gantinya menyebarkan konsep ‘ketuhanan eksternal di langit dan nabi pilihanNya di muka bumi.’)

  151. Mereka adalah orang-orang yang sama sekali mengingkari realitas. Telah Kami siapkan penderitaan yang menghinakan bagi orang-orang yang ingkar.

  152. Adapu bagi rang-orang yang beriman bahwa Nama-nama Allah menyusun esensi dari semua ciptaan dan beriman kepada (pewahyuan kepada) para Rasul, dan tidak membeda-bedakan di antara mereka (dalam hal pewahyuan), Allah akan memberikan pahala kepada mereka. Allah itu Ghafur lagi Rahim.

  153. Orang-orang ahli kitab (orang-orang Yahudi) ingin supaya engkau membawa turun “sebuah kitab dari langit” untuk mereka… Bahkan sebenarnya, mereka telah meminta yang lebih besar dari Musa…Mereka berkata, “Tunjukan Allah kepada kami sekarang juga,” dan kilat menyambar mereka karena kezaliman mereka… Setelah bukti yang jelas sampai kepada mereka, mereka mengambil anak sapi sebagai sembahan… Kami bahkan memaafkan ini dan memberi Musa kekuasaan yang nyata.

  154. Kami angkat gunung Thursina di atas mereka agar mereka memegang janji mereka, dan Kami katakan kepada mereka, “Masukilah gerbangnya dengan bersujud.” Dan kami katakan, “Janganlah melanggar Sabbath” dan dari mereka kami mengambil perjanjian yang khidmat.

  155. Kami hukum mereka karena melanggar janji mereka, mengingkari keberadaan Allah dalam ayat-ayatNya (manifestasi-manifestasi dari Nama-namaNya), membunuh para Nabi dengan menentang kehendak Kebenaran, dan karena mengatakan “Hati kami tertutup” (kesadaran kami terhijab bagai ulat dalam kepompong). Sungguh, kami kunci pemahaman mereka karena pengingkaran mereka! Kecuali sebagian kecil dari mereka, mereka tidak akan beriman!

  156. Dan karena mengingkari realitas dan mengucapkan fitnah yang besar terhadap Maryam!

  157. Dan karena mengatakan, “Kami membunuh Rasul Allah, Isa, anaknya Maryam”… Sebenarnya, mereka tidak membunuh ataupun menyalibnya, namun dibuat nampak seperti itu kepada mereka (yang disalib). Mereka yang memperdebatkan hal ini ada dalam keraguan tentangnya; mereka tidak memiliki pengetahuan yang pasti tentangnya, mereka hanya membicarakannya dengan asumsi-asumsi. Yang pasti adalah bahwa Isa sama sekali tidak dibunuh!

  158. Bahkan sebaliknya, Allah mengangkatnya kepada DiriNya! Allah itu ‘Aziz lagi Hakim.

  159. Dan tidak satupun yang mematuhi ilmu mengenai realitas (di masa lampau) yang tidak percaya kepadanya (ajaran-ajarannya) pada saat kematian! Dia akan menjadi saksi terhadap mereka selama periode Kiamat.

  160. Banyak karunia yang halal kami jadikan haram bagi mereka (orang-orang Yahudi), karena perbuatan dosa mereka dan karena mencegah orang-orang lain dari menyadari realitas esensial mereka!

  161. Ini (tindakan pengharaman) karena mereka ikut serta dalam riba meskipun dilarang bagi mereka dan mereka mengkonsumsi harta milik orang lain secara tidak adil. Dan Kami telah menyiapkan penderitaan berat bagi mereka yang terus-menerus mengingkari realitas.

  162. Beberapa di antara mereka yang telah mencapai kedalaman ilmu dan orang-orang yang beriman, percaya kepada apa yang telah diwahyukan kepadamu juga kepada apa yang diwahyukan sebelum kamu. Mereka yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat dan beriman kepada Allah dan kehidupan kekal yang akan datang berdasarkan makna yang ditunjukkan oleh huruf ‘B’… Kami akan beri mereka pahala yang besar.

  163. Kami telah mewahyukan kepadamu seperti telah kami wahyukan kepada Nuh dan Nabi-nabi setelahnya… Dan kami mewahyukan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’kub, keturunannya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman… Kami memberi Dawud kitab Zabur (ilmu hikmah).

  164. Kami juga telah mewahyukan (kepada para Rasul) yang kisahnya telah Kami sampaikan kepadamu atau belum Kami sampaikan kepadamu… Allah berbicara kepada Musa kata demi kata.

  165. Kami mengirim Rasul-rasul sebagai pembawa berita-berita gembira dan sebagai para pemberi peringatan agar manusia tidak akan memiliki alasan untuk membantah Allah setelah kedatangan Rasul-rasul ini (ilmu yang mereka berikan)! Allah itu ‘Aziz lagi Hakim.

  166. Tetapi Allah bersaksi terhadap apa yang Dia wahyukan kepadamu, Dia telah mewahyukannya kepadamu sebagai ilmu mengenai HU. Para malaikat (kekuatan-kekuatan yang berkaitan dengan pewahyuan ini; Jibril) juga bersaksi terhadap fakta ini. Cukuplah bagimu Allah sebagai saksi.

  167. Mereka yang mengingkari realitas dan menghalangi orang-orang lain dari jalan Allah telah tersesat jauh.

  168. Sungguh Allah tidak akan pernah memaafkan atau membuka jalan (kepada pemahaman) kepada mereka yang mengingkari realitas dan mereka yang berbuat zalim.

  169. Kecuali jalan menuju Neraka (pemahaman yang menuntun kepada kehidupan neraka)! Mereka akan tinggal di sana dengan kekal. Hal ini mudah bagi Allah.

  170. Hai manusia, Rasul telah datang kepada kalian dari Rabb kalian dengan Kebenaran! Maka percayalah kepada apa yang baik bagi kalian! Jika kalian mengingkari, ketahuilah bahwa apapun yang di langit dan di bumi adalah untuk Allah (untuk manifestasi fitur-fitur yang ditunjuk dengan Nama-nama Allah). Allah itu ‘Alim lagi Hakim.

  171. Hai orang-orang yang kepadanya telah datang ilmu mengenai realitas… Jangan berlebih-lebihan dalam menjalankan ketentuan agama dan jangan melanggar… Jangan mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang Allah… Isa, anak Maryam, hanyalah seorang Rasul Allah dan PerkataanNya… Dia telah membentuk manifestasi dari fitur ini melalui Maryam, dan ia adalah sebuah makna (ruh) dariNya (Nama-nama IndahNya)… Maka beriman lah kepada Allah, esensi dari segala sesuatu dengan Nama-namaNya, dan Rasul-rasulNya… Dan jangan katakan “Tiga” (Bapak, Anak, Roh Kudus)! Akhiri ini; itu lebih baik bagi kalian… Allah adalah Yang Esa dan Satu-satunya (Satu-satunya yang memiliki Uluhiyyah)… HU adalah Subhan dari konsep memiliki anak! Apapun yang ada di langit dan di bumi adalah untuk Dia… Cukup lah bagi kalian Allah sebagai Wakil, realitas esensial kalian dengan Nama-namaNya.

  172. Baik Al-Masih (Isa) maupun malaikat-malaikat agung tidak akan merasa hina dengan menjadi hamba Allah! Dan siapapun yang merasa hina karena mengabdi kepada Allah dan menyombongkan diri, Dia akan mengumpulkan mereka semua kepada DiriNya.

  173. Adapun bagi mereka yang beriman dan memenuhi ketentuan-ketentuan agama mereka, Dia akan memberi mereka pahala sepenuhnya dan memberi mereka lebih banyak lagi dari karuniaNya… Namun mereka yang suka menghina dan sombong, Dia akan menghukum mereka dengan penderitaan yang besar… Dan mereka tidak akan bisa menemukan teman atau penolong bagi diri mereka selain Allah.

  174. Hai manusia! Sungguh telah datang kepada kalian bukti (artikulasi kebenaran; Muhammad saw)… Kami telah mewahyukan Nur yang terang (cahaya ilmu) kepada kalian (Al-Qur’an).

  175. Kepada mereka yang beriman kepada Allah, esensi dari segala sesuatu, dan berpegang teguh kepadaNya sebagai realitas esensial mereka – HU akan memasukkan mereka kedalam rahmat dan karunia (memungkinkan melihat esensi mereka yang paling dalam) pada jalan yang lurus (shirath al-mustaqim).”

  176. Mereka meminta penjelasan – keputusan darimu… Katakanlah, “Allah memberi aturan tentang seseorang yang tidak memiliki orangtua ataupun keturunan (anak) sebagai pewaris: Jika seorang laki-laki mati dan tidak meninggalkan anak kecuali seorang saudara perempuan, ia (saudara perempuan itu) akan menerima setengah dari yang ditinggalkannya… Jika seorang saudara perempuan tanpa anak mati, saudara laki-lakinya menjadi pewarisnya… Jika ada dua saudara perempuan (dari laki-laki yang mati) mereka akan mendapatkan dua pertiga dari apa yang ditinggalkan (saudara laki-laki mereka)… Jika saudara kandungnya (para pewaris) adalah saudara laki-laki dan saudara perempuan, maka yang laki-laki akan mendapatkan dua kali yang didapatkan perempuan”… Allah memberitahu kalian agar kalian tidak tersesat… Allah itu ‘Alim atas segala sesuatu, sebagai realitas esensial mereka dengan Nama-namaNya.

4 / 114

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Bab ini