Rasulullah berkata: 

“Sungguh, seorang ahli Surga (dalam ilmu Allah) akan melakukan hal-hal layaknya dilakukan penghuni neraka, dan seorang yang ahli neraka akan melakukan hal-hal yang layaknya dilakukan penghuni surga, namun yang menentukan adalah hal-hal yang mereka lakukan di akhir hidup mereka (pada keadaan mereka meninggal).”(Bukhari)

 

Abdullah bin Amr (r.a.) meriwayatkan:

Rasulullah (saw) datang dengan dua buah kitab di tangan beliau dan bertanya: 

“Tahukah kalian kitab apakah ini?”

Kami berkata, “Kami tidak tahu Rasulullah, tapi jika Anda mengatakannya kepada kami, kami akan mengetahuinya.” 

Menunjuk kepada kitab di tangan kanan beliau, beliau berkata:

“Inilah kitab yang ditulis oleh Rabb-nya seluruh alam (sumber makna-makna tak-hingga dari Nama-nama), ia mengandung nama-nama penduduk Surga dan nama-nama bapak-bapak dan nenek moyang mereka (suku-suku).” 

Dan menjelaskan sifat-sifat dari orang-orang ini hingga akhir jaman. Kemudian beliau berkata:

“Dari sekarang hingga waktu yang abadi, tidak ada nama lain yang akan ditambahkan kedalam daftar ini, tidak ada pula yang dihapus darinya..” 

Oleh sebab ini para sahabat bertanya: “Jika ini telah selesai dan berakhir, lalu apa perlunya kita melakukan perbuatan apapun?”

Rasulullah (saw) berkata: 

“Karena, para penghuni Surga akan mengakhiri hidup mereka dengan melakukan hal-hal yang dilakukan para penghuni Surga, sedangkan para penghuni neraka akan mengakhiri hidup dengan melakukan hal-hal yang dilakukan para penghuni neraka.”

Kemudian beliau menggerakkan tangan beliau seolah sedang melemparkan sesuatu dan menambahkan: 

“Allah telah menetapkan dan menakdirkan nasib hamba-hambaNya. Sebagian akan masuk surga dan sebagian lagi masuk neraka.”

 

Abu Hurairah (r.a.) meriwayatkan:

Rasulullah (saw) berkata: 

“Pada saat ketika orang-orang beriman di pagi hari dan kafir di malam hari, atau kafir di pagi hari dan beriman di malam hari, dan ketika agama dijual untuk mendapatkan harta dunia yang sedikit, dan ketika fitnah bagaikan gelombang-gelombang di malam yang gelap, maka larilah menuju amalan-amalan yang baik!” (Muslim, Tirmidzi)

 

Abu Hurairah (r.a.) meriwayatkan:

Rasulullah (saw) berkata: 

“Dahulukanlah amalan-amalan baik di atas tujuh perkara berikut, karena salah satunya mungkin menantikanmu: kemiskinan yang datang tiba-tiba, kekayaan yang menuntun kepada sikap berlebihan, penyakit yang menimpa tubuhmu, usia tua yang membuatmu bicara yang bukan-bukan, kematian yang datang tiba-tiba, Dajjal, atau Kiamat, yang paling dahsyat dan paling sukar dari semua itu.” (Tirmidzi)

 

Abu Hurairah (r.a.) meriwayatkan:

Rasulullah (saw) berkata: 

“Larilah kepada amalan-amalan yang baik dari enam perkara: Matahari yang naik dari Barat, Asap itu, Dajjal, DabbatulArdl, dari fitnah yang datang (saat kematian) atau dari apa yang mencegah kalian untuk saling berkunjung, atau dari Kiamat.” (Muslim, Imam Ahmad)

Allah berfirman: 

“Takutlah kepadaKu, bukan kepada mereka, jika kalian orang-orang yang beriman.” (Al-Qur’an 3:175)

 

Abu Hurairah (r.a.) meriwayatkan:

Rasulullah (saw) berkata:

“Neraka terhijab oleh keinginan dan surga oleh kesukaran terhadap diri.” (Bukhari, Muslim, Tirmidzi)

 

Abdullah (r.a.) meriwayatkan:

Rasulullah (saw) mengatakan: 

“Surga lebih dekat kepada kalian dibanding apa yang kalian kira, dan sama pula dengan neraka.” (Bukhari, Imam Ahmad)

 

Abu Hurairah (r.a.) meriwayatkan:

Rasulullah (saw) berkata: 

“Di penghujung hari-hari, akan ada laki-laki yang lebih menyukai dunia dengan mengorbankan akhirat. Mereka akan menyelimuti diri dengan bulu biri-biri untuk kelembutannya, ucapan mereka lebih manis dari gula, tapi hati mereka sekeras hati serigala. Mengacu kepada mereka, Allah berfirman: ‘Apakah mereka mengira Aku tidak tahu? Apakah mereka mencemoohkan Aku. Aku bersumpah demi kekuatanku bahwa aku akan mengirimkan kepada mereka hal yang melalaikan itu sehingga mereka benar-benar lupa diri!’” (Tirmidzi)

 

Abu Hurairah (r.a.) meriwayatkan:

Rasulullah (saw) berkata: 

“Tidak seorang pun yang mengalami maut tanpa perasaan menyesal. Jika dia telah melakukan amal kebaikan, dia menyesal tidak melakukannya lebih banyak. Jika dia seorang pendosa, dia menyesal tidak bertobat.” (Tirmidzi)

27 / 45

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini