Cetak halaman

Bacalah Tanpa Prasangka

Dari Tuhan yang berpikir seperti manusia, kepada manusia yang berpikir seperti Allah!

Karena pengkondisian yang berabad-abad lamanya, manusia telah beranggapan adanya Tuhan yang berpikir seperti manusia. Tuhan yang bisa terkena kantuk dan tidur atau kehilangan kesadaran ketika benda-benda mewujud tanpa sepengetahuanNya!

Menjawab pemikiran-pemikiran primitif semacam ini, Al-Qur’an menegaskan bahwa Tuhan yang tidur atau mengantuk tidak pernah ada… Beribu-ribu tahun, manusia hidup dengan anggapan bahwa Tuhan berpikir seperti manusia, menilai dan menimbang seperti manusia… Namun, dari masa ke masa, para pembawa kebenaran telah menerima wahyu dan datang untuk memperingatkan manusia bahwa Tuhan semacam itu tidaklah ada…

Tapi bagaimana seseorang bisa menerangkan kepada orang yang berpikiran primitif dengan pengertian terbatas, yang tidak memahami kebenaran pada ungkapan hamba Allah (abd Allah) dan malah berpikiran bahwa dia merupakan pembantu Tuhan di muka bumi, bahwa hamba Allah itu sebenarnya adalah mahluk yang paling sempurna dalam mewujudkan nama-nama dan sifat-sifat Allah!

Menyinggung perkataan Nabi Isa as. “kamu berpikir seperti manusia, tidak seperti Allah,” hamba Allah itu sebenarnya adalah dia yang mengevaluasi mahluk sebagaimana Allah melakukannya… Tapi bagaimana menjelaskan hal ini kepada orang-orang yang pemahamannya terbatas…?

Spekulasi manusia ada di antara kedua titik ini!

Dari Tuhan yang seperti-manusia, hingga hambanya Allah!

Setiap individu ada dengan melewati tahapan dari formasi ini. Manusia membentuk tahapan ini, yang padanya dia selamanya akan tinggal dengan aktivitas atau pemikirannya sendiri di dunia ini.

Jika setelah membaca kalimat ini seseorang tidak merasakan rangsangan yang meluap atau menggigil di sepanjang tulang punggungnya, maka tinggalkanlah dia di dalam dunia jasmaninya… Biarkanlah dia melanjutkan kehidupan jasmaninya dengan kepuasan pada kesenangan jasmaniahnya! Biarkan dia mendengarkan semua ini sebagai cerita-dongeng dan kembali kepada hiburan kesehariannya!

 Dimanakah posisi kita dalam spekulasi di antara Tuhan yang seperti-manusia hingga hambanya Allah?

Damai dan rahmat bagi kawan-kawanku yang melihat pertanyaan ini sebagai hal yang penting dan berharga!

 

AHMED HULUSI

 

1 / 45

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini