Abdullah Dailami mengatakan, ‘Kemudian saya pergi kepada Abdullah bin Mas’ud dan dia mengatakan hal yang sama. Kemudian saya pergi kepada Huzaifah bin Yaman dan dia mengatakan hal yang sama. Kemudian saya pergi kepada Zaid bin Sabit dan dia pun meriwayatkan hal yang sama dari Rasulullah (saw).’” (Abu Dawud)

 

Abdullah b. Amr (r.a.) meriwayatkan:

Saya mendengar Rasulullah (saw) mengatakan: 

“Sungguh, Allah telah menciptakan  segala sesuatu pertama-tama dalam kegelapan, kemudian Dia pancarkan Nur-Nya (Cahaya Ilmu yang merupakan sumber dan esensi segala sesuatu) pada mereka. Mereka yang mengambil bagian Nur-Nya mendapat petunjuk yang benar; mereka yang tercerabut dari Nur ini menyimpang dari jalan yang benar. Inilah sebabnya mengapa aku mengatakan bahwa tinta yang dengannya ilmu Allah ditulis telah kering, yakni bahwa segala sesuatu telah ditentukan sebelumnya dan telah ditakdirkan, tidak ada lagi yang mesti ditulis.” (Tirmidzi, Imam B. Hasan)

 

Abu Hurairah meriwayatkan:

Pada suatu hari, ketika kami terlibat dalam sebuah perdebatan mengenai nasib dan takdir, Rasulullah (saw) mendatangi kami. Beliau begitu marah sehingga pipi beliau menjadi merah bagaikan jus delima tertumpah kepadanya. Beliau berkata: 

“Inikah yang telah diperintahkan kepada kalian? Inikah tujuan aku didatangkan? Ketika umat sebelum kalian berdebat mengenai perkara-perkara nasib, mereka dibinasakan. Inilah, aku bersumpah kepada kalian, yang kalian tidak boleh perdebatkan satu sama lain, aku bersumpah kepada kalian!” (Tirmidzi)

 

Jabir (r.a.) meriwayatkan:

Rasulullah (saw) berkata: 

“Seseorang tidak dianggap memiliki keyakinan jika dia tidak beriman kepada nasib – dengan semua kebaikan dan keburukannya – dan jika dia tidak beriman bahwa apa yang telah ditakdirkan akan terjadi, dan apa yang ditakdirkan tidak terjadi tidak akan pernah terjadi.” (Tirmidzi)

 

Aisyah (r.a.) meriwayatkan:

Rasulullah (saw) berkata: 

“Ada enam umat yang aku kutuk, yang juga dikutuk oleh Allah dan setiap Rasul terdahulu. Mereka adalah: 

Orang-orang yang menambah-nambah sesuatu kepada Kitab Allah,

Orang-orang yang tidak membenarkan realitas takdir,

Orang-orang yang memuliakan derajat para pendosa yang Allah telah hinakan, dan merendahkan orang-orang soleh yang telah Allah muliakan,

Orang-orang yang terlibat dalam perbuatan-perbuatan terlarang di harem Mekah,

Orang-orang yang menyalahi keluargaku (ahlul al-bayt[1]) dan meninggalkan sunnahku.”

 

Ummu Habibah (r.a.) berkata:

“Ya Allah! Panjangkanlah usiaku sehingga aku bermanfaat bagi suamiku Muhammad (saw), ayahku Abu Sufyan, dan saudaraku Muawiyah.”

Kemudian Rasulullah mengatakan:

“Engkau meminta kepada Allah mengenai rentang usia yang telah ditetapkan sebelumnya, perkara-perkara yang diwajibkan dan kehidupan yang telah ditentukan sebelumnya, yang semuanya bersifat tetap dan tidak bisa berubah. Seandainya engkau telah berdoa untuk selamat dari siksa kubur dan neraka, itu akan lebih bermanfaat bagimu.”

Berkenaan dengan ini, seorang laki-laki bertanya:

“Ya Rasulullah! Apakah monyet-monyet dan babi ini, monyet-monyet dan babi yang telah berubah bentuk (dari keadaan manusia, sebagai hukuman)?” 

Rasulullah (saw) menjawab:

“Sungguh, tidak ada komunitas manusia yang silsilahnya berlanjut setelah Allah membinasakan mereka. Monyet-monyet dan babi ini adalah monyet-monyet dan babi yang ada di masa lampau.” (Muslim)

 

Halid Al-Hazza (r.a.) berkata: “Aku bertanya kepada Hasan Basri ‘Apakah Adam diciptakan untuk langit ataukah untuk bumi?’ Hasan Basri menjawab: ‘Untuk bumi’. Aku bertanya ‘dan apa jadinya seandainya dia tidak makan dari pohon terlarang?’ dia berkata ‘itu tidak mungkin; dia harus makan dari pohon itu (karena itu telah ditakdirkan)’. Aku berkata ‘Dapatkah Anda menjelaskan makna dari ayat Tidak akan pernah bisa memalingkan (orang-orang yang murni esensinya) dari Dia!Kecuali orang-orang yang mesti dibakar di Neraka. (Al-Qur’an 37:162-163)

Hasan Basri berkata: “Setan-setan tidak dapat menggoda siapapun kedalam khayalan dan perbuatan dosa kecuali orang-orang yang telah ditakdirkan Allah sebagai penduduk Neraka.” (Abu Dawud)

 

Halid Al-Hazza (r.a.) meriwayatkan dari Hasan Basri:

Halid Al-Hazza bertanya mengenai ayat “... untuk itulah Dia menciptakan mereka ... (Al-Qur’an 11:119), Hasan Basri menjawab: “Dia menciptakan mereka untuk Surga dan yang lainnya untuk Neraka.”

 

(Abu Dawud) Anas (r.a.) berkata: Rasulullah (saw) sering berdoa: 

“Ya Allah, yang mengubah bentuk (membolak-balikkan) hati, teguhkan hatiku terhadap agama ini.” 

Kami bertanya kepada beliau: “Ya Rasulullah! Kami beriman kepadamu dan semua ajaranmu, apakah Anda masih mengkhawatirkan kami?” Beliau berkata: 

“Ya, karena hati itu berada di antara dua jari Allah, Dia mengubah dan membentuknya sesuka Dia.” (Tirmidzi)

Muslims mengatakan: “Setiap hati manusia bagaikan satu hati yang tunggal, dan ia berada di antara kedua jari Allah sang Rahman; Dia mengubahnya sesuka Dia.”



[1] Orang-orang yang telah diberi ilmu mengenai realitas.

25 / 45

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini