Sisanya akan tetap tinggal di dalam medan magnetik matahari. Bahwa matahari adalah neraka itu adalah penafsiran saya sendiri. Namun fakta bahwa matahari terus membesar dan akan mencapai titik dimana ia menelan bumi adalah sepenuhnya berdasarkan data ilmiah.

Jika demikian, apa yang harus kita lakukan?

Karena secara bersamaan kita membentuk badan-rohani selama kehidupan kita di bumi melalui otak kita, kita harus mengoptimalkan penggunaan otak kita – menggunakan potensinya sebanyak yang kita bisa. Sebagai contoh, mereka mengatakan bahwa manusia hanya menggunakan 5% hingga 7% dari kapasitas otak mereka sedangkan sisanya ada dalam keadaan tidak aktif. Hal ini menuntun kita kepada pengantar topik penting lainnya: dzikir – pengulangan kata-kata tertentu, do’a-do’a dan Nama-nama Allah.

Mengapa kita menyibukkan diri di dalam dzikir? Apa-apa saja pengaruhnya?

Dzikir adalah hal yang paling penting yang bisa kita lakukan! Seperti disebutkan di atas, dzikir bukanlah untuk berdo’a kepada tuhan di luar sana, karena sifat-sifat sebenarnya dari Allah adalah sifat-sifat yang dengannya kita dibentuk dan diciptakan. Sifat-sifat seperti Rahman, Rahim, Murid, Quddus dan Fattah semuanya ada di dalam diri kita! Bagaimana bisa demikian? Jelas bukan sebagai kata-kata ataupun bentuk… Setiap makna disimpan sebagai getaran dengan frequensi khusus di dalam otak. Sel-sel otak selalu bergetar secara elektrikal. Setiap pikiran merangsang getaran dan influks (arus masuk, pen) elektrikal di antara kelompok-kelompok sel khusus di dalam otak.

Pada tahun 1986, saya menulis tentang bagaimana dzikir, pengulangan kata-kata khusus, merangsang reaksi elektrikal khusus di dalam otak, mengaktifkan sel-sel yang diam melalui transmiter dan memrogramnya agar selaras dengan frekuensi dari kata yang diulang-ulang, sehingga mengaktifkan area-area otak yang tidak aktif dan mengembangkan kapasitasnya.

Tujuh tahun setelah saya menulis ini, Scientific American[1] membuat laporan pertamanya berkaitan dengan topik ini, menyatakan bahwa sel-sel tertentu di dalam otak diaktifkan melalui pengulangan kata-kata khusus yang mengakibatkan meningkatnya kapasitas otak.

Apa yang saya coba katakan secara singkat adalah, Anda dapat mengembangkan kapasitas otak Anda melalui praktek dzikir, sesuai dengan makna dari Nama yang diulang-ulang. Jadi, misalnya, nama Murid adalah yang ke tiga dari Tujuh Sifat Esential dari Allah dan ia merujuk kepada Kehendak Agung. Jika Anda mengulang nama ini beberapa ribu kali setiap hari, Anda akan menyaksikan perbedaan yang nampak kekuatan kehendak Anda dalam beberapa minggu atau bulan. Jika selain berdzikir dengan nama Murid, Anda juga berdzikir dengan nama Quddus, Anda akan merasakan terjadinya pembersihan di dalam hidup Anda – pembersihan dari kecanduan-kecanduan tertentu, realisasi bahwa Anda lebih dari sekedar tubuh; mahluk kekal yang dibuat untuk menjalani kehidupan tak hingga setelah kematian, dan seterusnya…

Masing-masing nama memiliki pengaruh yang berbeda dan meningkatkan kapasitas-kapasitas khusus di dalam otak. Semakin besar suatu kapasitas khusus di dalam otak Anda, akan semakin banyak makna dari Nama khusus itu akan mewujud di dalam kehidupan Anda, dan berdasarkan ini, semakin kenal Anda kepada Allah sesuai dengan makna itu. Maksudnya, semakin banyak Anda merealisaikan fitur-fitur ini di dalam diri Anda, akan semakin kenal Anda kepada Allah.

Jika kita berhenti melihat apa-apa dari pandangan luar dan mencoba melihatnya dari sudut perkembangan-diri, kita akan memahami bahwa shalat dan dzikir adalah sarana untuk meningkatkan kapasitas otak dan meraih perkembangan pribadi. Dan karena ini diunggah secara otomatis kepada ruh melalui otak, badan-ruhani secara efektif akan berkapasitas tinggi.



[1] John Horgan, “Fractured Functions,” Scientific American, December 1993, Volume 269, No 6.

14 / 28

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini