Seperti itulah kita diberitahu bahwa ketika kita mati dan berpindah ke dimensi keadaan berikutnya atau dimensi matahari, memandang ke belakang kepada kehidupan kita di bumi kita akan mengatakan, “Itu seolah kita tinggal (di dunia), hanya sesaat matahari terbenam atau senja.” Inilah realitas yang diungkapkan kepada kita dalam ayat ke-49 surat an-Nazi’at di dalam Al-Qur’an. 

Di sisi lain, kita juga diberitahu:

“Mereka akan mengatakan. “Kami tinggal sehari atau sebagian hari; tanyalah kepada orang-orang yang menghitung.’

Dia berkata, ‘Kalian tinggal di sana hanya sebentar, jika saja kalian mengetahui!’”[1]

Apa arti mimpi yang berlangsung beberapa detik atau waktu terbenamnya matahari bagi kita di hari berikutnya?

Kematian akan membuat kita ‘sadar’ bahwa rentang hidup 70 tahun kita di bumi itu hanyalah selama 8,6 detik waktu matahari!

Segala perjuangan kita di bumi, kesedihan-kesedihan kita, ikhtiar-ikhtiar kita, semuanya berlangsung dalam beberapa detik ini!

Dan perlu dicatat bahwa periode 70-tahun ini merujuk pada rentang kehidupan secara kasar! Masa kanak-kanak, masa muda, usia lanjut, masa uzur semuanya sudah termasuk didalamnya. Maka, jika kita hanya mengambil periode kehidupan dimana kita masih bisa mengevaluasi secara sadar, berapa detik kah waktu yang tersisa?

Menurut Islam, kehidupan kita di bumi adalah untuk tujuan mempersiapkan kehidupan setelah kematian semata; untuk membangun badan-badan rohaniah dan mengembangkan sumberdaya-sumberdaya untuk perjalanan kehidupan kita setelah kematian.

Melalui kematian, kita akan ‘berubah dimensi’! Dan kehidupan di dalam dimensi itu akan bertahan hingga Hari Kiamat. Yakni, jutaan dan milyaran tahun! Padahal waktu yang kita habiskan di sini, dari sudut pandang zona waktu matahari, hanyalah beberapa detik saja!

Sebetulnya, sekarang ini kita sedang hidup pada pentas (platform) radial matahari, karena setiap bentuk kehidupan di bumi dapat bertahan karena energi matahari. Dengan kata lain, sifat hayat Allah menghidupkan dan memelihara kita melalui sinar-sinar cahaya yang sampai ke bumi kita dari matahari.

Jadi, kita muncul ke kehidupan pada pentas matahari, kita hidup dalam pentas matahari, dan kita mati serta berubah dimensi-dimensi, lagi-lagi, pada pentas matahari.

Kata ‘Kiamat’ bisa menunjuk kepada beragam dimensi dan jenis-jenis peralihan bentuk, dan hingga waktu Kiamat dalam arti absolutnya, ia berlanjut terus mewujudkan dirinya begitu saja. Namun, karena keterbatasan kelima indera kita, kita tidak menyadarinya. Karena evaluasi kita terhadap kehidupan terhalangi…

Jadi, apa yang harus dilakukan orang yang hidup selama 70 tahun di dalam periode ini (dunia, pen), yang sebenarnya hanya ekivalen dengan 8 detik koma sekian saja?

Jika kita memiliki ilmu dan wawasan, kita semestinya menyadari kenyataan bahwa ada milyaran galaksi seperti Bima Sakti di Alam Semesta ini. Dan jarak di antara galaksi-galaksi ini tidak dapat difahami atau dicerap oleh konsep pengukuran kita. Kita mengekspresikan kuantitas-kuantitas ini dengan angka-angka matematis, tapi kita tidak mempunyai pemahaman sesungguhnya terhadap apa sebenarnya yang dimaksud jarak ini, karena ia diluar jangkauan persepsi manusia.



[1] Qur’an 23:113-114

3 / 28

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini