Sungguh, untuk menjelaskan lokasi seorang manusia terhadap bintang, atau sebuah bintang terhadap tubuh galaktik yang ditempatinya merupakan sebuah tantangan besar. Kita selalu menggunakan indera kita yang terbatas dalam pencarian ‘sub-materi’ dan mengejar alur mikrokosmos, tanpa bersungguh-sungguh dalam mengevaluasi ‘supra-materi’ dan makrokosmos.

Bagaimana bisa? Hal ini bagai mencoba melihat tubuh manusia dari inti sel (nukleus), atau dari kromosom dalam inti sel! Bagaimana gen tunggal, pada kromosom dalam nukleus bisa melihat secara lengkap terhadap tubuh yang ditempatinya? Jelas, ini mustahil. Ia bahkan tak kan dapat melihat atau memahami satu organ tubuh pun! Sitoplasma, yang mengitari inti sel, akan nampak sebagai samudra tak bertepi bagi gen ini!

Berdasarkan hal ini, makanya, merupakan hal yang tidak-tidak jika mengatakan bahwa ruang di antara planet tertentu dan bintang merupakan ruang kosong, atau hampa.

Seperti telah dikatakan sebelumnya, segala sesuatu terdiri dari atom, dan atom-atom yang menyusun tubuh tidak berbeda dengan atom-atom dalam benda lain. Dengan demikian, kita semua adalah bagian yang saling terhubung dari senyawa komposit. Dengan kata lain, pada tingkatan atom, kita semua adalah ‘satu’.

Realitas ‘kesatuan’ inilah yang membatalkan pandangan ‘ruang hampa’ di antara bintang-bintang. Dari alam atom-atom hingga dimensi-dimensi galaktika, ‘kesatuan’ keberadaan kita mengakhiri konsep keterbagian dan kekosongan.

Mata kita mempersepsikan bintang-bintang tersebar acak di angkasa, terpisah satu sama lainnya sejauh sekian tahun cahaya… Sedangkan pada kenyataannya, jarak antar bintang tidak lebih dari jarak antara sel-sel individu di dalam tubuh kita. Sebaliknya, ‘kekosongan’ yang nyata di angkasa adalah ‘kejenuhan!’

Mungkin karena ilmu kita yang kurang, atau karena terbatasnya indera kita, kita gagal untuk mengenali dan mengevaluasi dengan sungguh-sungguh mengenai tubuh galaktika dan kesadarannya.

Berdasarkan kebenaran resiprokal dalam maksima Hermetik, ‘Seperti di atas, demikian pula di bawah’, bukannya tak tepat untuk mengatakan bahwa ‘ego’ dan kesadaran yang kita miliki juga melekat pada mahluk galaktik dimana kita merupakan bagiannya, meski mungkin kita tak menyadarinya.

Lokasi yang kita tempati di jagat raya bagaikan jurang membran yang mengitari Bimasakti dalam kelompok galaksi lokal kita. Ada sekitar 30 galaksi di wilayah kita. Yakni ada 30 ‘mahluk galaktik sadar’, mungkin keluarga mereka!

Mengingat hal ini, kita bahkan tak dapat diumpamakan seperti sebuah sel di dalam tubuh dari mahluk-mahluk galaktika ini! Jika dimisalkan bahwa sistem tatasurya kita seperti sel tunggal, Anda dan saya hanyalah seseorang di antara milyaran orang yang menempati salah satu saja dari tubuh-tubuh langit dalam sistem tatasurya ini!

Satu bentuk dari mahluk tersebut, yang dirujuk dengan kata ‘malaikat’ dalam terminologi agama, adalah ‘Ruh’ ini dalam dimensi-dimensi galaktika; yakni kesadaran galaktika…

Seorang ahli kebatinan yang telah mencoba menjelaskan mengenai Ruh besar ini mengatakan:

Kami menemukan seorang malaikat yang sangat besar, yang bahkan tak mengetahui keberadaan kita!”

Seperti halnya sebuah sel tunggal dalam tubuh kita mungkin tak mengetahui struktur yang kita sebut sebagai ‘otak’, atau otak mungkin tak mengetahui tentang sel tertentu yang baru hidup, atau tumbuh dan berkembangbiak, lalu mati dalam beberapa bagian dari tubuh kita…

Setiap dimensi kosmik dipersepsikan sebagai ‘materi’, menurut indera reseptor dari penghuninya. Ini serupa dengan cara kita melihat obyek, dalam mimpi-mimpi kita, sebagai dunia material…

Jika kita mengambil skala keberadaan sebagai mistar panjang yang tak hingga, dan mengasumsikan bahwa tingkat energi murni sebagai titik nol, maka quark, ion, atom, molekul, sel dan apa-apa yang kita persepsikan sebagai obyek material, semuanya dapat ditempatkan dalam kisaran 0 – 50 cm. Jadi, jika alam material yang kita tempati, dan segala sesuatu yang kita persepsikan sebagai ‘materi’, berada dalam kisaran ini, maka di luar titik 50 cm, ada bentuk-bentuk kehidupan tak terbatas dalam dimensi-dimensi jagat makrokosmos.

Betapa sangat kecilnya tempat yang kita tinggali di jagat ini!

Bagi kita, evaluasi sifat tak-hingga dari keberadaan demikian adalah hal yang tak terduga. Namun demikian, dengan sedikit memeras otak, akan ada nilai yang sangat berharga dalam memahami apa yang dapat kita raih.

Sebagai kelanjutan dari bumi dan kehidupan kita di sini, yakni kehidupan Akhirat, dan dimensi-dimensi yang kita sebut Surga dan Neraka, semuanya merupakan bagian, mungkin sebagai organ, dari tubuh galaktika yang disebut di atas.

Mahluk yang hebat dan istimewa ini hanyalah satu di antara yang lainnya, dan merupakan bagian dari suku beranggota 30 atau keluarga yang tinggal di wilayah jagat ini, dan ini mencakup galaksi kita…

Apa yang sedang mereka (mahluk ini, pen) bicarakan? Apa yang sedang mereka perdebatkan? Apa yang sedang mereka pikirkan? Kita menjalani hidup kita tanpa menyadari semua ini sama sekali.

Sebuah sel dalam tubuh manusia layaknya sistem Tatasurya dalam Galaksi!

Apakah setiap orang sama sekali lupa dengan realitas ini?

Tidak?

Inilah titik pentingnya!

Sekecil atau sebesar apapun struktur utamanya, baik itu mikrokosmos dengan semua gen, bakteri, muon dan quarknya, maupun makrokosmos yang mencakup matahari, bintang-bintang dan semua benda langit dan mahluk galaktik…Semua ‘esensi’ mereka, dipandang dari Esensi (dzat) Absolut dan menurut ‘realitas holografik’, terdiri dari ‘substansi’ yang sama. Karenanya, setiap bentuk kehidupan, dimanapun posisinya dalam skala keberadaan, dapat membuat bentuk komunikasi, suatu interaksi dengan semua unit kehidupan di alam mikrokosmos atau makrokosmos.

9 / 34

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini