Rintangan Otak

Inilah persoalan terbesarnya!

Mengunci diri sendiri dan menjadi terhijab dan terjebak!

“Saya tak bisa memahami... Saya membaca dan terus membaca tapi tak berhasil memahaminya! Ketika saya pikir saya telah mendapatkannya, saya menyadari bahwa saya belum memahami apapun!”

Saya banyak mendengar pengakuan seperti ini... Mengapa ini terjadi?

Karena di suatu tempat di masa lalu, mungkin dengan perintah yang sangat sederhana, kita telah mengunci otak kita, dan kita bahkan tidak menyadarinya!

Kita mesti mengetahui dengan yakin bahwa apapun yang kita pikir boleh kita lakukan terhadap orang lain, kita juga melakukannya kepada diri kita sendiri, dan pada akhirnya kita pasti akan menjalani akibatnya!

“Setiap orang akan memanen apa yang dia tanam!”

Penilaian sederhana yang mungkin kita buat di masa lalu ketika masa muda atau bahkan di masa kanak-kanak seperti, “Ini adalah seperti ini” atau “Ini hanya sebatas ini” menjadi terprogram di dalam otak kita sehingga terpatri dengan data itu. Apabila dijumpai informasi yang bertentangan, otak akan melewatinya atau mengabaikann ya karena sudah mengikatkan dirinya dengan nilai yang ada. Ini bisa berkenaan dengan buk u, orang, agama atau topik khusus, apapun itu!

Otak berfungsi berdasarkan sunnatullah (mekanika sistem universal)!

Inilah sebabnya barangsiapa mengingkari seseorang atau sesuatu telah menghalangi dirinya dengan hal itu dan tidak ada jalan mudah untuk kembali!

Tidak bisakah Anda benar-benar menghapus dan memulihkan informasi ini?

Tentu saja, pintu taubat selalu terbuka.

Rintangan Otak-thnailJika seseorang sungguh-sungguh menyadari kesalahan yang telah dilakukannya dan mengevaluasinya dengan niat ikhlas untuk memperbaikinya, amalan-amalan tertentu memungkinkan area otak tertentu menjadi mau lagi untuk mempertanyakan kembali dan meneliti kembali permasalahannya untuk membuka dan memperbarui pangkalan-datanya. Namun ini bergantung kepada seberapa yakin yang bersangkutan sadar akan kesalahannya. Jika tidak, otak akan mempertahankan data yang telah diperolehnya di masa lalu hingga yang bersangkutan meninggal dunia, dalam hal mana yang bersangkutan akan meninggalkan dunia ini tanpa melihat realitas.

Kita mesti benar-benar terbuka akan semua hal baru untuk memulainya...

Kita mesti menjadi penanya, peneliti; jangan pernah mengk ondisikan dan membatasi diri sendiri dengan pangkalan-data yang ada!

Kita mesti selalu bertanya kepada diri sendiri:

 “Ini adalah pemahaman mengenai topik ini di masa lalu, saya ingin tahu apakah sekarang dapat dipandang dengan cara lain..” dan mengkaji kembali setiap ide baru dan peristiwa yang dijumpai dengan mengingat hal ini... Ini adalah tolok ukur yang mesti diambil untuk menghindari agar otak tidak terblokir, membeku dan menjadi buntu.

Kebanyakan orang membiarkan otaknya terkunci terlalu dini, dan sayangnya menghabiskan masa dewasa mereka dengan pikiran yang tertutup akan ide-ide baru. Pengkondisian lingkungan merupakan rintangan terbesar bagi otak!

Sang otak membeku terlalu dini terhadap banyak topik!

Jika misalnya, karena suatu alasan, Anda percaya bahwa suatu benda tertentu tidak pernah ada, maka ketika benda itu muncul di depan mata, Anda tidak akan melihatnya; Anda menjadi buta terhadapnya.

Pemblokiran otak pada individu juga dapat mengarah kepada pemblokiran dan kebutaan di dalam masyarakat dimana seluruh komunitas bersikap kaku dan terkunci (menolak) terhadap topik- topik tertentu.

Walaupun hijab di depan hal yang gaib dan tak diketahui seringkali merupakan sumber rintangan pada kita, terkadang bisa juga karena mereka yang mengetahui rintangan pada kita itu dan ingin mengambil keuntungan darinya.

Inilah mengapa “para wali tersembunyi dalam hijab Allah”. Yakni, anggapan akan wali dan kewalian menghalangi kita untuk mengenal mereka meskipun kita benar-benar melihat mereka. Karena, otak kita telah terpatri dengan suatu nilai yang kita simpan di masa lalu. Satu-satunya cara untuk mengenal dan menerimanya adalah jika ia muncul kehadapan kita sebagaimana kita telah menyimpannya (di dalam otak kita)!

“Mereka mempunyai hati (kesadaran) yang dengannya mereka tidak dapat memahami (realitas), mereka mempunyai mata yang dengannya mereka tidak dapat mengkaji apa yang mereka lihat, mereka mempunyai telinga yang dengannya mereka tidak dapat memahami apa yang mereka dengar! Mereka bagai binatang ternak (an'am, binatang peliharaan), mereka bahkan kurang sadar akan jalan yang benar: merekalah, mereka itulah yang [benar-benar] tidak peduli!” (Al-Qur'an 7:179)

“Allah telah menutup persepsi otak mereka akan realitas; wa wasan mereka terhijab.” (Al-Qur'an 2:7)

Ungkapan bahwa Allah telah 'menutup' persepsi mereka merujuk kepada kebutaan dan pemblokiran yang terbentuk pada orang yang bersangkutan karena begitulah sunnatullah atau mekanika sistem otak bekerja! Apabila seseorang membuat penilaian yang keliru dan menyimpannya di dalam otaknya, dia tidak akan mengenalnya jika mereka menjumpai kebenaran di depan mata!

Kufur adalah menutupi kebenaran; ketidakmampuan untuk melihat, dan karenanya merupakan pengingkaran terhadap realitas, yang lagi-lagi berkaitan dengan pemblokiran otak. Seorang yang kafir adalah orang yang tertutupi otaknya oleh data lain dan karenanya menjadi tidak mampu untuk melihat dan mengevaluasi AllahRasul Allah, dan Al-Qur'an.

Rintangan Otak-1Orang yang belum familiar dengan tulisan saya, atau belum sungguh-sungguh membacanya, mungkin telah mengambil kesimpulan dari semua ini bahwa saya sedang merujuk kepada tuhan eksternal di luar angkasa yang secara harfiah menyegel dan mengunci hati dan pikiran manusia. Padahal, mereka yang memBACA karya tulis saya akan mengetahui dan mengenal bahwa saya sedang merujuk pada fungsi alami dari Nama-nama Allah yang menyusun realitas esensial dari masing-masing individu. Di dalam Al-Qur'an, hal ini dirujuk sebagai pengaturan Allah.

Di tangan kita telah telah tergenggam kunci penting untuk memahami Al-Qur'an...

Aturan pertama untuk memBACA adalah meninggalkan semua ilmu yang telah dikumpulkan di masa lalu dan jangan biarkan itu mengganggu kajian terhadap data baru sehingga ia dapat dilihat secara obyektif tanpa bias.

Langkah ke dua adalah memperhatikan contoh-contoh, metafora dan perumpamaan yang diterapkan pada data yang dibaca atau dilihat.

Ke tiga, jangan pernah mengatakan: “Aku sudah tahu ini, aku telah mendengar atau membacanya sebelum ini” dan jangan mempunyai prasangka atau prakira.

Jika kebetulan kita tidak memahami topiknya, kita jangan pernah mengingkari atau menolak pemikirannya, tapi berilah waktu agar didapat hasil kajian dan pemahaman, tanpa terburu-buru menarik kesimpulan. Karena ini terjadi apabila pangkalan data kita tidak memadai, atau karena telah terbentuk penilaian terhadap topik tersebut pada waktu sebelumnya, dan karenanya otak kita terhalang kepada data yang baru. Dalam hal ini, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah tetap terbuka terhadap semua aspek-aspek dari topiknya sebisa mungkin.

Ketahuilah bahwa kebanyakan penilaian yang kita buat menghalangi kita untuk memperoleh rahasia yang begitu banyak yang berkenaan dengan realitas-realitas universal yang tak hingga.

Kepompong yang membentuk dunia pikiran kita seringkali menjadi penjara kita, bukannya menjadi sarana untuk membebaskan kita kepada dimensi-dimensi baru yang tak hingga!

Segala sesuatu di alam semesta dan di dunia kita selalu diperbarui di setiap saatnya!

“Di setiap saat, HU (Dzat Wujud Absolut) memanifes-tasikan Diri Nya dengan cara yang lain.” (Al-Qur'an 55:29)

Ayat ini mengalihkan perhatian kita kepada pembaruan alam semesta yang terjadi di setiap saat!

Sayangnya, kita masih menantikan kedatangan seorang Mujaddid (Pembaru) yang mengendarai kuda dan mengayunkan pedang dengan pasukan tentara yang mengajak orang-orang kepada gaya-hidup di sekian abad yang lampau!

Mungkin saya tidak di sini lagi untuk bisa melihat beliau. Tapi jika Anda melihatnya, ketahuilah dengan pasti bahwa Rasul Mahdi tidak akan mengajak manusia dan pemahaman agama mundur kepada cara-cara lama, atau mengulangi konsep masa lalu! Sebaliknya, beliau adalah seorang inovator, seorang pembaru, sebagaimana dikatakan Rumi, beliau akan “berbicara tentang hal-hal baru dewasa ini”!

Otak-otak yang terblokir, atau seperti saya, mereka yang hidup dalam periode yang telah berlalu, tidak akan melihat orang yang diberkati ini, tapi sedikitnya kita mengetahui beliau adalah seorang PEMBARU! Menurut pemahaman saya, beliau telah datang ke bumi untuk memperbarui dan merevitalisasi pemahaman kita mengenai agama! Sungguh berkati orang-orang yang terbuka akan hal ini!

Orang-orang yang hidup dan melihatnya akan mengirimi saya doa keberkahan!

Siapapun Anda, cobalah untuk membersihkan otak Anda dari pengkondisian-pengkondisian dan rintangan-rintangan yang membeku agar tidak tercerabut dari realitas-realitas universal yang disebut 'sunnatullah'!

 

 

18 Agustus 2005 

Raleigh – NC, USA

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Artikel ini