Cetak halaman

Merasakan Esensi Salat

Saya tidak faham... Saya mengungkapkan informasi yang belum dikatakan orang sebelumnya, orang-orang mengatakan, “Kami belum pernah mendengar hal semecam itu, dari mana Anda mendapatkannya?”

Saya mengungkapkan informasi yang telah dikatakan orang, orang-orang mengatakan, “Anda hanya mengulang perkataan dari masa lampau”. Apa yang mesti saya lakukan?

Apakah saya akan berbagi hal-hal yang belum dikatakan orang lain atau yang telah dikatakan... Ketika saya meneliti, menyelidiki, menyidik... 

Saya menemukan, memahami dan menyerap ilmu dan saya berbagi mengenainya dengan orang-orang. Mereka berkata, “Kami tak pernah mendengal hal-hal semacam itu, Dari mana Anda mendapatkan hal itu?”

Demi Allah… sungguh sangat sulit untuk membuat senang siapapun, meskipun itu bukan apa yang sedang saya upayakan... Saya tidak menginginkan apapun dari siapapun. Yang saya katakan hanyalah ini, ambillah informasi ini dan cobalah untuk memahaminya. Tetap saja mereka mengritik, tetap saja mereka berselisih... Biarkan saja... tak ada yang bisa saya lakukan.

Sekarang... ada topik yang difahami dengan sangat keliru yang mesti dibahas:

Keimanan tidak menerima peniruan. Keimanan bukanlah untuk para kera. Proposal keimanan tidak diajukan kepada para kera. Ada ayat yang menarik dalam Al-Qur'an  yang mengatakan:

“Kami mengubah orang-orang tak beriman menjadi kera-kera”

Ketika saya membaca ayat ini semasa muda, saya sering bertanya-tanya: “Apakah suku semacam ini sungguh pernah ada??? Bagaimana mereka bisa menjadi kera???”

Kala itu, tentu saja saya terbiasa memahami perkara dengan sangat harfiah tak tahu sama sekali mengenai perumpamaan dan kiasan...

Klik untuk melihat transkripnya

02:45 Jadi orang-orang yang tidak merenungkan mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan, yang tidak mempertanyakan atau menyelidiki, adalah seperti kera, mereka hanya meniru mahluk lain!

05:20 Rasulallah (SAW) suatu ketika melihat seorang laki-laki sedang salat di masjid. Laki-laki itu sedang bersujud, bangkit, mengucapkan “Allahu Akbar” kemudian sujud lagi. Rasulallah berkata kepada laki-laki itu: “Engkau belum bersujud!” Orang tidak boleh sujud seperti patukan induk ayam!

08:15 Maka, aku berdiri di sini saat ini dengan sadar untuk merasakan dan mengalami realita ini. Ketika Anda mengucapkan “Alhamdulillahi Rabbil 'Alamiin,”...

10:10 Segala sesuatu yang bermanifestasi, seluruh ciptaan dibentuk oleh esensi-esensi ini... Mengucapkan “Alhamdu lillahi Rabbil 'alamiin”adalah merasakan, melihat dan mengalami kebenaran bahwa seluruh wujud telah dibentuk dengan fitur-fitur Pemelihara Anda (essensi diri Anda, keberadaan Anda).

12:54 Maliki Yawm ad-diin, makna “hari keputusan” sebenarnya di setiap saat, sistem dan tatanan Allah berlaku dan bekerja. Komandan yang berdaulat penuh terhadap setiap manifestasi di setiap saat, terhadap setiap formasi dan ciptaan.

15:39 “wa iyyaka nasta'iin” yakni “Dan kami memohon pertolonganMu untuk memenuhi pengabdian ini”... Jadi, jika Nama-nama yang kita bicarakan yang mengacu kepada tingkat Rububiyyah tidak terungkapkan, tingkatan-tingkatan pengabdian yang lebih tinggi tak akan bisa terjadi dan semua formasi akan berakhir.

18:48 “Ghayril maghdhubi 'alayhim waladdhaaliin”: Lindungi kami dari orang-orang yang mendapat murkaMu, yakni, orang-orang yang tercerabut dari kesadaran akan dan tidak bisa merasakan realita dari esensi dirinya, yang mengira bahwa mereka hanya terdiri dari jasad, yang tidak bisa terhubung kepada Pemelihara mereka yang terdalam, dan karenanya terkena akibat dari ketidakmampuannya.

22:34 “subhana rabbial 'azhim”... umumnya difahami sebagai doa kepada Pemelihara yang 'Azhim (Agung) yang artinya “Pemeliharaku yang 'Azhim (Agung) dan Subhan (Mulia)”...

25:24 Jika Anda tidak merenungkan makna dari ayat-ayat yang Anda baca. Jika Anda tidak merasakan realita di dalam wujud sejati Anda, bagaimana salatnya bisa sah?

28:16 Sujud adalah ungkapan dari hal berikut: Ya Allah, berkenaan dengan wujudMu, aku ini tiada. Aku tak lebih dari nama yang diberikan kepada manifestasi fitur-fiturMu.

31:05 Ketika bersujud, Anda mencampakkan diri Anda dan merasakan ketiadaan diri. Anda menyatakan keberadaan Pemelihara Anda. Anda mengatakan “Bukan aku, hanya ada Engkau”. Kemudian Anda bangkit duduk dan membaca doa yang dibaca Nabi Muhammad SAW...

32:52 Begitulah cara ibadah lima waktu yang diresepkan, yang disebut “salat” dalam Al-Qur'an, mestinya dirasakan/dijalani, menurut pemahaman saya…

34:31 Jika kita tidak hidup dengan kesadaran ini, maka keimanan kita tidaklah sah. Keimanan bukanlah tentang mengulang-ulang kata-kata, kalimat, kisah-kisah mistik, atau hukum-hukum dan aturan-aturan.

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Video ini