32. As-Sajdah

Demi yang Esa yang ditunjuk dengan nama Allah (yang menciptakan keberadaanku dengan Nama-namaNya sesuai dengan makna huruf ‘B’), yang Rahman lagi Rahim.

 

Alif, Laam, Miim. [1]

Inilah ilmu (Kitab) mengenai realitas dan sunnatullah yang diwahyukan dari Rabb-nya seluruh alam (Rabb-nya ‘manusia’)(Di banyak tempat dalam Al-Qur’an, kata ‘seluruh alam’ telah digunakan untuk menunjuk kepada ‘manusia’. Ini patut diteliti dan direnungkan.) [2]

Ataukah mereka mengatakan, “Dia yang membuatnya”! Sekali-kali tidak! Ini adalah Kebenaran dari Rabb-mu agar dengannya kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang seorang pemberi peringatan pun sebelum kamu... Mudah-mudahan mereka akan (mengevaluasi dan) mencapai realitas. [3]

Allah lah yang menciptakan langit (tingkat-tingkat diri dan kesadaran) dan bumi (tubuh – otak) dan segala sesuatu di antaranya dalam enam tahap (keenam tahap penciptaan manusia adalah: 1. Sperma/telur; 2. Kehamilan [zygote]; 3. Pembelahan sel; 4. Diferensiasi seluler; 5. Pembentukan organ-organ; dan 6. Pengkhususan organ-organ dengan beragam fungsi dan pembentukan kesadaran dan indera-indera) dan kemudian Dia menempatkan DiriNya pada Singgasana (mulai mengatur dalam dunia tindakan dengan Nama-namaNya)... Kalian tidak mempunyai pelindung atau perantara selain Dia... Apakah kalian belum merenungkan dan mengevaluasinya? (Ada dua cara dalam memandang ayat ini menurut pemahaman saya: Dari sudut dunia luar manusia dan dari sudut keberadaan manusia.) [4]

Dia mengatur bumi (otak) dari langit (melalui energi elektromagnetik kosmik yang memancar dari fitur-fitur Nama-nama dalam bentuk konstelasi ruang angkasa [isyarat-isyarat bintang] yang mempengaruhi otak ke dua di dalam perut dan karenanya juga mempengaruhi kesadaran seseorang, atau dari perspektif internal, melalui Nama-nama yang mewujud di dalam otak seseorang berdasarkan realitas holografik)... Kemudia ia akan naik kepadaNya dalam suatu waktu, yang kadarnya adalah seribu tahun (kenaikan kepada kehidupan tubuh-ruhani atau kembalinya kepada esensi seseorang secara dimensional). [5]

Demikianlah (Allah) adalah Yang Mengetahui yang gaib (tidak nampak) dan yang mewujud (nampak), yang ‘Azizlagi Rahim. [6]

Dia lah yang menciptakan segala sesuatu dengan sempurna! Dia memulai penciptaan manusia dari tanah liat (telur-telur). [7]

Kemudian Dia membuat keturunannya dari cairan dasar (sperma). [8]

Kemudian Dia menatanya (membentuk otaknya sedemikian rupa sehingga neuron-neuron mengevaluasi beragam panjang-gelombang untuk mewujudkan makna-makna dari Nama-nama) dan meniupkan kepadanya dari RuhNya Sendiri (tindakan meniupkan kepada sesuatu ke arah luar dari dalam, yakni manifestasi Nama-nama di dalam tingkatan data pada otak dirujuk sebagai ‘ruh Allah’ di dalam keberadaan... Allah lah yang paling mengetahui)... Dan Dia membuatkan bagi kalian pendengaran (persepsi), penglihatan (visi) dan hati (reflektor/cermin makna-makna dari Nama-nama menuju otak – neuron-neuron hati)... Sedikit sekali kalian bersyukur (mengevaluasi)! [9]

Mereka berkata, “Apabila kami telah hancur di bawah tanah, akankah kami terus hidup dengan bentuk yang baru?” Tidak, Mereka menolak untuk dicerahkan dalam hal manifestasi (pertemuan dengan) Rabb mereka (dengan Nama-namaNya) melalui keberadaan mereka. [10]

Katakanlah, “Malaikat kematian (kekuatan kematian – kekuatan yang menarik seseorang dari tubuh-biologis kepada kehidupan dalam domain tubuh-ruhani) yang telah ditaruh bersama kalian (fungsi yang telah ada didalam sistem kalian) yang akan menyebabkan kalian mati (memisahkan kalian dari tubuh kalian)! Kemudian kepada Rabb kalian lah kalian akan dikembalikan (Kalian akan menyadari realitas esensial kalian).” [11]

Kamu akan melihat orang-orang yang berdosa itu (yang mengingkari ilmu mengenai realitas) ketika mereka menundukkan kepala mereka di hadapan Rabb mereka dan berkata, “Rabb kami... Kami telah melihat dan merasakan Kebenaran! Maka kembalikanlah kami (ke dunia – kehidupan jasmani) agar kami bisa memenuhi ketentuan-ketentuan itu! Sungguh, kami (kini) telah meraih keyakinan.” [12]

Seandainya Kami berkehendak, tentu Kami telah memungkinkan setiap mahluk (diri khayalan; ego) menyadari realitas esensialnya, namun perkataanKu: “Sungguh akan aku penuhi Neraka (kondisi-kondisi untuk mewujudkan konfigurasi fitur-fitur khusus dari Nama-nama yang menghasilkan keadaan kehidupan neraka) dengan jin dan manusia bersama-sama” telah berlaku. [13]

Maka rasakanlah (penderitaan) karena telah melupakan pertemuan hari ini! Sebenarnya, Kami pun telah melupakan kalian! Rasakanlah penderitaan yang kekal karena perbuatan-perbuatan kalian! [14]

Hanya orang-orang yang beriman kepada isyarat-isyarat Kami yang, ketika mereka diingatkan, mereka bersujud dan dengan tanpa pamrih mengagungkan Rabb mereka (memenuhi fungsi-fungsi mereka) sebagai Hamd-Nya. (Ini adalah ayat sujud.) [15]

Mereka bangkit dari tempat tidur mereka (di malam hari) dan berdoa kepada Rabb mereka dengan rasa takut dan penuh harap... Dengan sukarela mereka memberikan sebagian rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka! [16]

Dan tidak seorang pun mengetahui berkat sukacita yang disembunyikan bagi mereka sebagai akibat dari perbuatan-perbuatan mereka! [17]

Apakah orang yang beriman sama dengan orang yang keyakinannya sesat? Mereka tidaklah sama! [18]

Orang-orang yang beriman dan memenuhi ketentuan-ketentuan agamanya, ada Surga Perlindungan bagi mereka, sebagai akibat dari apa yang telah mereka kerjakan (pengalaman yang muncul dari dalam esensi mereka). [19]

Adapun bagi orang-orang yang keyakinannya sesat, tempat tinggal mereka adalah api! Setiap kali mereka ingin meninggalkannya, mereka akan dikembalikan dan dikatakan, “Rasakanlah penderitaan api yang dulu kalian ingkari ini!” [20]

Dan sungguh Kami akan membuat mereka merasakan penderitaan yang lebih dekat (di dunia mereka) sebelum penderitaan (kekal) yang paling besar, yang karenanya mudah-mudahan mereka akan kembali. [21]

Dan siapakah yang lebih zalim dibanding orang yang, ketika dia diingatkan mengenai isyarat-isyarat Rabb-nya didalam esensinya sendiri, berpaling darinya? Sungguh, Kami akan membuat orang-orang yang berdosa merasakan akibat dari perbuatan-perbuatan mereka! [22]

Sungguh, Kami memberikan ilmu (Kitab) kepada Musa... Maka (sekarang) janganlah ragu bahwa kamu telah mencapainya (ilmu ini)! Kami telah menjadikannya sebagi tuntunan bagi Bani Israil. [23]

Dan apabila mereka bersabar, Kami jadikan pemimpin-pemimpin di antara mereka, di bawah perintah Kami, untuk menuntun mereka kepada realitas! Mereka yakin dengan isyarat-isyarat Kami! [24]

Sungguh, Rabb-mu adalah HU dan Dia akan mengadili di antara mereka selama Kiamat mengenai apa-apa yang mereka perselisihkan. [25]

Apakah ini tidak menunjukkan Kebenaran, bagaimana Kami membinasakan begitu banyak generasi sebelum mereka, di saat mereka berjalan menuju tempat tinggal mereka? Sungguh, ada pelajaran di dalam hal ini... Apakah mereka tidak mau mendengarkan? [26]

Apakah mereka tidak melihat bagaimana Kami mengalirkan air kepada tanah yang tandus dan dengannya Kami keluarkan tanaman-tanaman yang darinya mereka dan ternak mereka makan? Apakah mereka tidak melihatnya? [27]

Mereka berkata, “Kapankah tibanya kemenangan itu (kemenagan absolut [fath] – penyingkapan realitas dengan sempurna melalui pengalaman kematian) jika kamu orang yang benar?” [28]

Katakanlah, “Pada saat kemenangan itu dialami, keyakinan orang-orang yang mengingkari ilmu mengenai realitas (sebelum merasakan kematian) tidak akan berguna bagi mereka, dan mereka tidak akan ditangguhkan.” [29]

Maka berpalinglah dari mereka dan tunggulah. Sungguh, mereka pun sama menunggu! [30]

80 / 119

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Buku ini