Jalan Hidup

Sistem dimana kita tinggal mendiktekan realitas bahwa ‘tidak ada Tuhan yang mengatur segala sesuatu dari langit; tidak ada Tuhan-berhala!’

Tidak ada bintang atau planet atau galaksi atau rasi bintang (isyarat bintang) yang dapat menjadi Tuhan – bahkan memikirkan hal demikian saja merupakan hal yang sangat-sangat keliru!

Kita hidup di sini, dalam dimensi ini, untuk memenuhi pengabdian kita, dengan melaksanakan makna-makna dari nama-nama Allah, yang mewujud melalui kita.

Sistem dimana kita tinggal meliputi Sistem Tata Surya, Bumi di dalam Sistem Tata Surya, dan manusia yang tinggal di muka bumi…

Allah telah menciptakan dan menghiasi manusia dengan sifat-sifat diriNya dan merancang otak sebagai tempat perwujudan fitur-fiturNya.

Orang yang beranggapan bahwa dirinya semata wujud fisiknya dan menjalani hidupnya dengan pengkondisian ini harus membayar akibat dari gaya hidupnya ini dengan rasa sakit dan penderitaan yang tak hingga.

Orang yang mempercayai ceruk ilmunya Allah, yang memberitahu dia mengenai nilai dirinya yang lebih tinggi, dan yang berjuang untuk menemukan dan mewujudkan fitur-fitur batin ini, akan menyatu dengan sifat-sifat dan fitur-fitur agung, dan akan mencapai keadaan wujud yang di dalamnya ia merasakan keindahan tiada hingga.

Di satu sisi, ada suasana penderitaan tanpa batas, yang diakibatkan gaya hidup berdasarkan anggapan yang keliru bahwa manusia terdiri dari daging dan tulang (tubuh-pikiran) semata. Di sisi lain, ada pula suasana ketenangan dan kebahagiaan tiada hingga sebagai akibat dari perwujudan fitur-fitur dan sifat-sifat agung di dalam batin.

Ini sebabnya mengapa Nabi Muhammad (saw) mengatakan:

“Kalian diciptakan sebagai khalifah Allah di muka bumi. Kalian telah dianugerahi dengan makna-makna dari semua Nama-nama Allah. Hanya karena kalian sekarang ini ada di dimensi material, jangan beranggapan bahwa kalian hanya terdiri dari tubuh fisik ini yang akan lapuk di suatu saat nanti. Jangan ‘menindas diri sendiri’ dengan berpikiran seperti ini! Jangan menghambur-hamburkan potensi kalian! Jangan membuang fitur-fitur agung tiada hingga untuk dunia yang sementara dan hal-hal duniawi yang mesti kalian tinggalkan suatu hari nanti…”

Mari melihat bagaimana ayat-ayat berikut mengingatkan kita:

“Ketahuilah baik-baik bahwa kehidupan dunia ini hanyalah hiburan dan melalaikan, serta perhiasan dan saling berbangga-bangga terhadap yang lain, dan perlombaan dalam menambah harta dan anak…” (Al-Qur’an 57:20)

 “Dan tak ada satu teman pun yang akan memanggil teman lainnya! Tatkala mereka dipertemukan dengan yang lainnya… Untuk menyelamatkan diri mereka dari hukuman di masa itu, orang yang berdosa berkeinginan untuk menawarkan anak-anak mereka (kepada Api itu) sebagai tebusan untuk diri mereka… Dan istrinya dan saudara laki-lakinya dan kerabat terdekatnya yang melindunginya; dan segala sesuatu di muka bumi agar bisa menyelamatkannya. Sekali-kali tidak! Sungguh, itu adalah Lazha (api tanpa asap).” (Al-Qur’an 70:10-15)

“Manusia sedang tidur, dengan kematian mereka akan terbangun!” 

Sungguh, di tempat tinggal yang akan datang, kehidupan  dunia ini hanya akan nampak seperti sebuah mimpi. Oleh karena itu, marilah mati sebelum ajal agar kita dapat terbangun dari dunia-mimpi ini selama masih di sini! Mari kita melihat realitas dan membentuk kehidupan kita sesuai dengan realitas-realitas ini!

Jalan Hidup-thnailHendaknya kita tidak membuang-buang energi untuk hal-hal yang tidak bernilai di dalam dimensi berikutnya, apa-apa yang akan kita tinggalkan. Hendaknya kita tidak menjadi menyesal karena menghambur-hamburkan apa yang tidak dapat kita tebus. Membatasi keberadaan kita hanya pada tubuh fisik ini dan menjalani kehidupan dengan mengikuti hasrat-hasrat jasmaniah hanya akan menimbulkan kerugian dan penyesalan… Ketika kita beralih menuju dimensi berikutnya, kita akan mengatakan ‘Andai saja kita dapat kembali dan melakukan hal-hal yang tidak kita lakukan,’ tapi ini akan menjadi hal yang mustahil!

Berkenaan dengan ini, Al-Qur’an mengatakan:

“Dan pada Hari (periode) itu, Neraka akan dibawa (mendekati bumi)! Dan manusia pada saat itu akan ingat dan berpikir, tapi apa manfaatnya ingatan itu baginya (ketika dia tidak lagi memiliki tubuh – otak yang dengannya dia dapat mengembangkan ruhnya)? Dia akan mengatakan ‘Andai saja aku telah melakukan hal-hal yang bermanfaat (meningkatkan tingkat kesadaranku untuk melihat Nama-nama).’” (Al-Qur’an 89:23-24)

“Sungguh, kami telah peringatkan kalian mengenai hukuman yang dekat (kematian)! Pada hari itu, manusia akan melihat apa yang diperbuat kedua tangannya, dan orang-orang yang mengingkari realitas akan mengatakan, ‘Oh, andai saja dulu aku ini debu!’” (Al-Qur’an 78:40)

Hiasilah diri anda dengan sifat-sifat Allah, tinggalkanlah diri relatif Anda (keAkuan) sehingga terhiasi dengan makna-maknaNya. Jauhkanlah kesadaran Anda dari diri ilusi Anda agar Anda mencapai DIRI sejati!

Jika Anda benar-benar dapat menghapus diri yang Anda bangun, yang Anda anggap mewujud karena keyakinan-keyakinan dan pengkondisian-pengkondisian tertentu, dengan ilmu sejati, sehingga Anda terbebas dari hijab kedirian (keAkuan), Diri sejati akan menyingkapkan dirinya sendiri.

Sejalan dengan peringatan Nabi Muhammad (saw), banyak juga wali yang telah mengatakan:

“Lenyapkan dirimu untuk melihat Diri.”

Sebenarnya, makna dari pernyataan ini sama dengan hadits, “Siapa mengenal dirinya, akan mengenal Rabb-nya (realitas Nama-nama yang menyusun esensinya).”

Mari mengingat kembali sistem dimana kita tinggal dan bagaimana kita terhubung kepadanya.

Segala sesuatu yang kita lihat dan ketahui di dunia material ini terkena tarikan gravitasi dan magnet bumi. Karena manusia mewujud di muka Bumi, mereka pun terikat oleh medan magnetnya.

“Kami ciptakan segala mahluk hidup dari air (H2O)…” (Al-Qur’an 21:30)

Karenanya, manusia pun diciptakan dari air! Maka, jika manusia hadir ke muka Bumi ini dan terkena gravitasi Bumi, maka tubuh gelombang holografiknya yang dihasilkan oleh otak, yang biasa dikenal sebagai ruh, tentunya juga terkena tarikan gravitasi.

Di sisi lain, ada fitur pada otak manusia yang jika diaktifkan orang yang bersangkutan menjadi tidak terbatasi oleh medan magnet Bumi dan Matahari. Dengan demikian, dia dapat mencapai hal keberadaan surgawi pada kedalaman dimensi bintang-bintang di ruang angkasa yang tak terhitung jumlahnya, mengambil bentuk yang bersesuaian dengan dimensi baru ini.

Jika sirkuit yang menghasilkan gelombang anti-gravitasi seseorang telah diaktifkan di dalam otaknya, dia akan mendapatkan tubuh yang bercahaya (Nur), yakni tubuh radial, yang dengannya dia akan mampu mencapai keselamatan jauh lebih cepat.

Sebaliknya, jika otaknya tidak mampu menghasilkan gelombang-gelombang anti-gravitasi dan mengunggahnya ke ruhnya karena ketiadaan Nur (cahaya ilmu), dia tidak akan mampu berlari dari medan magnet bumi, atau neraka, terpenjara di dalam matahari selama-lamanya. Karena pada akhirnya, matahari akan menelan kelima planet dalam orbit terdekatnya, termasuk Mars, kemudian menciut dan menjadi bintang neutron. Karenanya, segala sesuatu yang di dalamnya akan terperangkap. Bagi yang tertarik dengan topik ini, saya telah membahasnya secara rinci di dalam buku Misteri Manusia.

Adapun mengenai mahluk-mahluk (setan-setan) yang tinggal di neraka, yakni Matahari… Yakni mahluk-mahluk yang menyusahkan, menghinakan dan menyiksa tawanan mereka… Sebagaimana halnya ada manusia di muka bumi serta jin yang tinggal di bumi atau di ruang angkasa, masing-masing planet ada penghuninya. Maka, Matahari pun ditempati oleh penghuninya. Jadi, Matahari juga ditempati oleh penghuni-penghuni unik yang rupanya seperti-sinar, yang dalam Al-Qur’an disebut sebagai “setan neraka” (zabani[1]).

Manusia merupakan penghuni terkuat di Bumi. Kita memperlakukan mahluk-mahluk lain sesuai keinginan kita. Dengan pemikiran yang serupa, penghuni matahari akan memperlakukan manusia, mahluk terlemah, sesuka mereka. Ini akan berupa penyiksaan bagi manusia.

Ruh atau tubuh gelombang holografik ini akan berubah bentuk, menciut dan terbakar ketika dilalap Matahari, karena tingkat radiasi yang ekstrim, namun tidak akan menghentikan keberadaannya!

Ini serupa dengan tubuh kita yang merasa sakit dan terluka di dalam mimpi kita namun demikian tetap berfungsi. Karenanya, tubuh gelombang kita di neraka-Matahari[2] akan dihancurkan, diremas, ditarik, diregangkan, diremukkan, dibakar, kemudian dipulihkan ke keadaan semula. Dan itu akan berlanjut tiada henti. Hal ini ditegaskan di dalam Al-Qur’an:

“Agar mereka merasakan penderitaan yang lebih, setiap kali kulit mereka hangus (karena ikatan eksternal mereka), Kami akan menggantinya dengan kulit yang baru (eksternalitas).” (Al-Qur’an 4:56)

Hal penting yang mesti difahami di sini adalah bahwa Matahari akan menjadi Neraka berkenaan dengan struktur sub-atomiknya!

Sebagaimana kita memiliki struktur materi biologis supra-atomik sebagai tubuh kita, dan secara bersamaan menghasilkan tubuh kembaran sub-atomik dalam bentuk energi gelombang, Matahari juga memiliki dimensi kembaran sub-atomik yang terdiri dari energi radial. Dimensi inilah yang kita rujuk sebagai neraka.

Karena hal ini, kita tidak dapat melihat neraka dengan kemampuan persepsi kita yang sekarang, seperti halnya kita tidak bisa melihat ruh-ruh radial sub-atomik, jin dan malaikat.

Orang-orang yang telah membuat peralihan dari kehidupan tubuh fisik ini kepada kehidupan tubuh gelombang-ruh bukan hanya bisa melihat ruh-ruh lain, namun juga melihat jin dan para malaikat di dalam dimensi itu. Bahkan, mereka akan melihat mahluk-mahluk itu di Matahari seolah mereka berada di sana, di samping mereka, karena konsep ruang tidak berlaku bagi mahluk-mahluk halus. Rujukan-rujukan mengenai orang-orang mati yang melihat neraka dari kuburan mereka berkenaan dengan realitas ini. Topik ini pun telah di bahas secara rinci di dalam buku Misteri Manusia.

Sungguh, langit dalam lingkup bintang-bintang yang kita sebut sebagai Bimasakti, berkenaan dengan kembaran gelombangnya, juga mengandung dimensi-dimensi sub-atomik.

Meskipun demikian, seperti halnya bidang wujud sekarang ini terasa bagi kita sebagai dimensi material, berdasarkan kemampuan persepsi tubuh fisik kita, dimensi berikutnya juga akan terasa seperti tempat fisikal, walaupun ia merupakan dimensi gelombang menurut persepsi kita sekarang ini.

Adapun mengenai tubuh-tubuh gelombang holografik (ruh-ruh) yang membentuk planet-planet yang tak terhitung jumlahnya di ruang angkasa yang menyusun langit, mereka memiliki peluang untuk berinteraksi dengan ruh-ruh lainnya dan mengambil bagian di semua aktivitas dengan keterampilan dan potensinya. Sukar untuk memilih kata-kata yang tepat, namun mereka bagaikan dewa-dewa di planet yang mereka tinggali. Karena mereka akan menjadi khalifah Allah di muka bumi, diperlengkapi dan dihiasi dengan potensi-potensi agung yang tak terhitung, sementara para penghuni dari planet itu tidak memiliki kemampuan seperti itu. Oleh karenanya, mereka yang pergi ke surga akan mengalami hal-hal yang mata tidak pernah melihatnya, telinga tidak pernah mendengarnya, dan lisan tidak pernah mengucapkannya. Apapun yang kami katakan berkenaan dengan topik ini, tidak akan pernah cukup untuk menerangkannya.

Orang-orang yang masuk surga akan awet-muda. Hubungan kekerabatan seperti orang-tua dengan anak, saudara laki-laki dan perempuan, anak laki-laki dan perempuan tidak berlaku. Setiap orang di sana berusia sama. Orang-orang dengan tingkat kekuasaan dan ilmu yang sama akan berkumpul bersama, sedangkan mereka dengan perolehan ilmu dan energi yang lebih rendah akan tinggal di lingkungannya sendiri.

Jalan Hidup-1Mungkin saja seseorang yang sangat dekat dengan Anda di dunia ini akan berada sangat jauh dari Anda di kehidupan yang akan datang. Tanpa memandang bagaimana kehidupan Anda sehari sebelumnya, lupa akan apa yang dimimpikan malam sebelumnya, ketika Anda bangun di pagi hari, terutama setelah beberapa jam, apa maknanya bagi anda? Apakah hal itu memiliki validitas? Kemarin adalah kemarin; malam kemarin kini telah berlalu. Jika dulu Anda sedang disiksa di dalam ruang penjara kemudian tertidur dan bermimpi indah, apa arti mimpi itu ketika Anda dalam keadaan terjaga?

Ketika Anda menutup mata terhadap dunia material ini dan membuka mata Anda kepada kehidupan yang akan datang, apa arti dari kehidupan dunia ini selain sebagai mimpi? Sungguh, kita akan seperti baru bangun dari sebuah tidur yang lelap, dan kehidupan dunia ini dan segala sesuatu yang disaksikan di sini tidak akan berarti apapun, kita hanya akan menghadapi kondisi lingkungan yang kita hadapi! 

Maka perhatian kita yang terbesar mestinya bukan untuk hal-hal yang akan kita tinggalkan, melainkan untuk hal-hal yang akan kita perlukan di kehidupan setelah kematian. Apa yang kita tanam pada ruh-ruh kita di ladang dunia ini adalah apa yang akan kita petik dalam kehidupan setelah kematian!

Jika dalam kehidupan duniawi ini kita gagal mengenal dan menggunakan fitur-fitur dan potensi agung yang dianugerahkan kepada kita, setelah merasakan kematian kita akan kehilangan kesempatan ini selama-lamanya. Banyak ayat di dalam Al-Qur’an yang menegaskan hal ini:

“Apabila kematian mendatangi salah seorang dari mereka, dia berkata, ‘Rabb-ku, kembalikanlah aku (ke kehidupan duniawi) agar aku dapat mengerjakan kebaikan yang telah aku tinggalkan (kehidupan dengan keimanan yang tidak aku acuhkan dan anggap penting; potensi yang tidak aku gunakan dan aktifkan).’

Tidak! (Mustahil untuk kembali!) Perkataannya tidak berlaku! (Permintaannya tidak dikenal di dalam sistem ini) dan di belakang mereka ada dinding penghalang (isthmus, perbedaan dimensi) hingga Hari ketika mereka dibangkitkan (mereka tidak bisa kembali; reinkarnasi, lahir kembali ke dunia adalah hal yang mustahil!).” (Al-Qur’an 23:99-100)

“Sekiranya kamu bisa melihat ketika mereka dihadapkan kepada api itu (penderitaan) betapa mereka berkata ‘Oh, andai saja kami bisa kembali (kepada kehidupan biologis di muka bumi; karena kehidupan biologis dibutuhkan untuk mengaktifkan daya-daya di dalam otak) dan tidak mengingkari isyarat-isyarat Rabb kami (fitur-fitur dan potensi intrinsik agung kami yang berasal dari Nama-nama yang menyusun realitas esensial kami) dan termasuk orang-orang yang beriman,’

Tapi apa yang mereka sembunyikan sebelum ini (ilmu mengenai realitas yang telah diberikan kepada mereka) kini menjadi jelas bagi mereka. Bahkan seandainya mereka dikembalikan, mereka akan kembali kepada hal-hal yang telah dilarang bagi mereka, sungguh mereka adalah para pendusta.

Dan mereka mengatakan, ‘Tidak ada kehidupan lain kecuali kehidupan duniawi, dan kami tidak akan dibangkitkan.’ 

Seandainya kamu bisa melihat ketika mereka dihadapkan dihadapan Rabb mereka (ketika mereka mengenal dan sadar akan potensi-potensi Nama-nama di dalam realitas diri mereka). Dia akan berkata, ‘Bukankah ini Realitasnya?’ Mereka akan berkata, ‘Benar, ya Rabb kami.’ Kemudian Dia akan berkata, ‘Maka rasakanlah sekarang penderitaan yang sangat karena mengingkari ilmu mengenai realitas.’” (Al-Qur’an 6:27-30)

Tapi apa sebenarnya realitas kematian itu?

Ahmed Hulusi

1989



[1]  Mereka diberi nama zabani dalam Al-Qur’an.

[2]  Untuk informasi lebih lanjut, silakan merujuk kepada buku Misteri Manusia

Ini mungkin menarik buat Anda

Anda bisa mengunduh Artikel ini